"Subbahallah, Rean cakep pisan! "."potek hati hayati".
"Gila! Mereka berdua couple the best abad ini! ".
"Iya, yang satu cantik dan satunya lagi tampan".
"Lama lama bisa meleleh ini, kalau mereka semakin romantis".
"Agatha! Kalau Rean selingkuh, bang jalu siap nggantin kok".
"Huuu!".
Suara gaduh yang timbul akibat teriakan alay para murid SMA Arjuna, menjadi sarapan bagi seorang gadis cantik selama 1 tahun lamanya. Ini terlalu berlebihan. Ingin rasanya gadis ini mengumpat mulut mereka dengan cireng kang mamat. Penjual cireng terkenal diSMA Arjuna.
Gadis itu duduk dimeja yang biasa mereka tempati. Menopang kepalanya dengan kedua tangan. Kedua pipinya menggembung dengan bibir ranum yang maju beberapa senti. Gadis itu tak sendirian, ia datang ke kantin bersama pangeran hatinya yang kini duduk disampingnya. Rean Fernandez, captain basket itu hanya terkekeh melihat kekasihnya cemberut. Baginya sangat menggemaskan.
Rean mengarahkan kedua tangannya untuk mencubit pipi kekasihnya yang cubby. Perlakuannya barusan membuat para cewek yang beradaa dikantin teriak histeris. Sedangkan kekasihnya itu, menunduk menyembunyikan rona merah dipipinya.
"Masih malu sama pacar sendiri? ". Goda rean sambil mengangkat dagu kekasihnya yang masih malu.
"Ih, aku masih malu Rean". Rengeknya dengan suara menggemaskan. Rean mengacak acak pucuk rambut kekasihnya membuat poni yang menutupi dahi berantakan.
"Seneng baget sih, ngerusak rambut aku". Omel gadis itu membenarkan tatanan rambutnya.
"Abis kamu semakin hari semakin cantik sih,". Goda Rean.
"Kamu kapan jelek nya sih,". Canda Rean yang mendapatkan pelototan dari kekasihnya.
"Kamu mau aku jelek, iya?".
Rean tertawa pelan. Bukannya takut pada ucapan kekasihnya. Baginya, kalau kekasihnya sedang marah bukannya menakutkan, tapi justru menggemaskan. Kedua matanya yang melebar, poni yang menutupi dahi, dan kedua pipi yang cubby. Membuatnya tak ingin jauh darinya.
"Bukan gitu sayang. Kalau kamu cantik terus, takutnya aku kena diabetes kamu manis banget sih,". Gombal Rean kembali mengacak acak rambut kekasihnya.
"Kamu lagi gombal? ". Rean tak menjawab, ia hanya tersenyum manis. Senyum yang jarang ditamapakkan kepada orang lain selain untuk kekasihnya.
Kruyuk... Kruyuk...
Suara aneh nan menggelikan itu memecahkan keromantisan keduanya. Rean terkekeh saat mengetahui suara aneh itu datangnya dari kekasihnya.
"Lapar?". Tanya Rean yang menahan gelak tawanya.
Gadis cantik itu mendogak menatap kekasihnya dengan cengiran khasnya, menampakkan deretan gigi putihnya yang tersusun rapi. "Iya". Jawabnya polos.
"Kamu nggak peka banget sih, sudah hampir sepuluh menit kita dikantin, tapi belum pesan makanan juga". Omel gadis itu.
"Haha.. Maaf sayang". Rean mengelus pipi kiri pacarnya.
"Mau pesan apa? ". Sambungnya menanyai kekasih hatinya.
"Seperti biasa aja".
"Baiklah tuan putri". Jawab Rean terkekeh dan memesankan makanan untuk kekasihnya.
"Udah ih, gombal mulu".
"Hahaha..".
🍁🍁🍁🍁
Rean mengusap puncuk rambut kekasih hatinya diambang pintu kelas 11 MIPA 1, kelas kekasihnya. Rean dab gadisnya memang tidak satu kelas. Rean sendiri berada dikelas 11 MIPA 2. Perlakuan Rean barusan mampu membuat meleleh para siswi didalam kelas. Ah, mungkin tidak semuanya juga. Ada satu siswi yang masih tidak menyukai hubungannya.
Dia, Lysandra Pitaloka, siswi dingin yang irit bicara abad ini. Pita sendiri adalah sahabat karib kekasinya. Sampai sekarang Rean belum mendapat restu dari Pita.
Takut dengan tatapan tajam Pita, Rean izin pamit untuk kembali kekelasnya, yang kebetulan bersebelahan.
"Aku kembali kekelas dulu ya, semangat belajar".
"Kamu juga". Rean mengacungkan kedua jempolnya.
Agatha Shofly, gadis polos yang berhasil menempatkan diri didalam hati Rean, sang captain basket. Rean yang dulu dikenal dingin, berubah menjadi sosok cowok yang romantis semenjak kenal dengan Agatha, cewek polos yang menggemaskan.
"Lo udah gila". Ketus Pita melihat Agatha senyum senyum tidak jelas, layaknya orang gila. Pita dan Agatha adalah teman sebangku.
"Sirik aja kamu, makanya punya pacar dong biar tahu rasanya digombalin". Jawab Agatha tak kalah ketus.
Pita hanya diam, enggan menjawab ucapan yang lebih tepatnya sindiran dari Agatha. Gadis dingin ini memilih menyembunyikan kepalanya dilipatan tangan yang ditaruhnya diatas meja.
"Pita". Panggil Agatha dengan nada sedikit serius.
"Hm". Pita hanya menjawabnya dengan deheman.
"Kalau diajak ngomong itu, tatap orangnya". Pita memilih mengikuti kemauan Agatha. Tak ingin memperpanjang masalah dengan Agatha. Gadis dengan tingkah ajaibnya.
"Apa?". Jawabnya dengan malas.
"Aku kok penasaran sama kamu ya".
Pita menaikkan satu alisnya, menegakkan kepalanya. Ia sendiri juga penasaran dengan kelanjutan omongan Agatha.
"Gue?". Tanya Pita menunjuk dirinya sendiri.
"Iya". Pita hanya mendengarkan saja. Hatinya kian penasaran.
"Sebenarnya...". Agatha mengantung ucapannya membuat Pita tambah penasaran.
"Sebenarnya?".
"Kamu ini spesies apa? Kok belum pernah pacaran".
DAMN!!!...
Tolong ingatkan pita agar tidak menceburkan Agatha ke sungai Amazon!.
Hay semua ini cerita klop aku denganKopiSianida_ mari baca yuk dan ikutin terus ceritanya.
Jangan lupa tinggalkan jejak jadilah membaca yang baik.
Boleh kok koment untuk motivasi saya dan@kopisianida menjadi lebih baik lagi.Sekian terima kasih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sad Ending
Teen FictionAku dan kamu bukan hanya sekedar sahabat atau pun teman. Kita lebih dari kata itu, kata yang lebih jauh dan tak bisa diungkapkan oleh kata kata. semua telah berubah semenjak kembali seseorang terasa asing seakan kita tidak pernah kenal. **** Agatha...