puisi: bersama kenangan

0 0 0
                                    

sekarang aku disini,
Ya seperti inilah saat ini
Tak banyak yang tau tentang ini,
Tentangku yang begitu sulit untuk menghadapi semua ini, dan semua ini, harus ku hadapi sendiri, terkadang aku benci, benci pada diriku sendiri, saatku ingin sadar bahwaku tak bersama lagi, dan takkan bisa bertemu lagi, aku bertanya, "untuk siapa aku disini?",
Semuanya terasa berat kufahami, antara hati ini, dan jiwa ini, hati yang tak bisa ku mengerti inginnya, dan jiwa yang takku fahami maunya, aku bertanya "bagaimana ini?",
Saat senja datang, aku mulai tersenyum, bahwa yang pergi akan datang kembali, aku biasa menikmati suasana yang seperti ini, namun pada akhirnya, lagi-lagi ku tak bisa memahami, disaat senyumku belum selesai, ternyata senja itu hilang,
jika waktu masih berpihak pada bumi, mungkin senja itu akan kembali, atau mungkin tidak bisa lagi ku nikmati, jika jiwa ini selesai berada di dunia ini,
Akan tersisa sebuah rasa, akan tersisa sebuah kenangan, bahwa diriku sebelum ini, ada seseorang yang pernah mengajariku betapa indahnya dunia ini,
Bumi...
Jika suatu saat aku pergi, aku titip dia, dan katakan, bahwa hidup itu penuh pengorbanan, atas diriku yang tak memberinya kabar, atas diriku yang menghilang, itu semata aku lakukan, hanya untuk bahagianya, kehidupannya dan masa depannya, karna dia berhak bahagia dan harus bahagia, meskipun bahagianya bukan denganku, aku harus merelakan, karna sekali cinta, ia akan tetap tercipta sebagai seseorang yangku cinta, ini, saat ini dan sampai selamanya....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

puisi harian (tentangmu yang tak habis di kisah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang