Fifty Shades of Bae
Jinyoung bohong, dia seperti Himeros, seorang perangsang, dia dominan yang kuat, jelas-jelas si penguasa, God of player. Aku tidak tau apakah dia menahannya selama ini saat bersamaku. Jika hal itu benar, sungguh ia sangat luar biasa.Tidak ada yang benar-benar bisa mempengaruhiku seperti Jinyoung, bahkan Hyunjin sekalipun-partner terbaik yang mungkin aku miliki. Ya, karena Hyunjin memiliki kekasih dan dia juga tidak tertarik menjalin hubungan lebih dari sekedar partner sex denganku-atau tidak.
Jinyoung sempurna, selain masalah hubungan kami yang aneh aku tidak pernah mengeluh tentang sikapnya. Dia bos yang sangat baik, perfectionism tapi masih memiliki hati. Ia mempertimbangkan banyak hal sebelum membuat keputusan, seolah semuanya sudah ada di dalam kontrol dirinya. Dan aku merasa bodoh kenapa bisa melupakan hal itu.
Aku lupa bahwa selama ini Jinyoung mengontrol semuanya, tanpa cacat, dan aku sebelumnya percaya bahwa aku bisa memiliki kendali atas dirinya. Bodoh sekali.
"Jihoon," suaranya berbisik, sama seperti jemarinya yang menelusuri bahuku dengan samar.
Hatiku menjerit, otakku memutar cara untuk menolak dan pergi dari rumah ini, tetapi tubuhku bereaksi sebaliknya. Mataku menelusuri ruang yang ia perlihatkan padaku, tubuhku jelas-jelas melemah dan kakiku rasanya seperti jelly.
Aku menarik nafas, mencari-cari pikiran lain agar aku berhenti merasa gugup dan terintimidasi.
Aku tidak pernah merasa terintimidasi untuk masalah sex, bahkan saat ia memergokiku bersama Hyunjin. Tapi kali ini Jinyoung berbeda, dan aku putus asa.
Aku menyukai pekerjaanku sebanyak aku menyukai burger lezat di tempat biasa aku menghabiskan waktuku. Aku tidak mau melepaskannya hanya karena hubungan aneh yang aku punya bersama tuan Bae. Jika dia bilang akan melibatkan orang lain dalam hubungan ini, itu manis-tentu saja, tapi juga menakutkan. Spekulasi yang orang-orang pikirkan, aku benci hal itu, lebih dari membenci hubungan ini. Membayangkan suasanya menyebalkan di kantor dan tentang meninggalkan pekerjaan, itu menyebalkan.
Tapi Bae Jinyoung benar-benar pemain handal, aku tidak tahu sejak kapan terjebak dalam permainan yang ia mainkan. Setiap langkah yang ia pakai dan juga trik yang sama sekali tidak aku sadari, semuanya direncanakan dengan sangat sempurna.
Ia menatapku dengan wajah teduhnya seperti biasa, dan aku merasa dibodohi, kalah telak.
Dia benar, aku tidak benar-benar mengetahui rumahnya, aku hanya pernah melihat lantai satu, sebuah ruangan kecil dari begitu banyak sisi dari rumah besar ini.
Aku menggigit bibir bawahku saat bibirnya tepat berada di telingaku. "Kau hanya perlu memintaku," bisiknya lagi setelah kediaman yang lama.
Bae Jinyoung itu pemain yang hebat, dan aku tidak tau sejak kapan sudah berada di bawah kendalinya.
Tubuhku jelas-jelas sudah menginginkannya, seperti sebelum-sebelumnya. Dia memabukkan, auranya meruak seolah menggetarkan intiku tanpa harus disentuh olehnya, titik paling dalam dari diriku. Dan aku ingin, ingin dia menyakitiku, seperti jalang.
"Ughhh."
Aku menutup mulutku saat desahan itu keluar, bibirnya menelusuri leherku, dan jemari tangan kanan yang sebelumnya memeluk pinggangku, meremas bokongku dengan pelan namun tegas.
"Tidak," mulutku bersikeras.
"Kau bisa melakukan apapun dan memintaku melakukan apapun, Jihoon."
Ucapannya membangkitkan sesuatu dalam tubuhku, keinginkanku untuk menguasainya dan menyiksanya seperti dia menyiksa milikku saat ini.
Mataku menelisik ruangan itu, meneliti semua sudutnya saat lidah Jinyoung menelusuri leherku.
Aku menoleh kemudian menahan dagunya. "Aku hanya butuh ranjang malam ini, tidak dengan benda yang lain," ucapku tegas menatap mata hitam sayunya yang berkabut.
Tubuhku ingin bermain dengan benda-benda itu, mungkin nanti. Pemikiran bodoh yang membuatku menyimpulkan akan berada di sini lagi lain waktu, dengan sukarela, untuk dirinya, dengam benda-benda itu di tubuhku, dan yang paling gila berada di bawah kendalinya.
Dia mengangguk, menarik tubuhku lebih mendekat dan menciumku keras.
Aku tau telah dibohongi, dipermainkan sebegitu sempurna, tapi tubuhku tidak bisa berhenti, dan aku juga tidak bisa menghentikannya, pria itu, Bae Jinyoung.
Epilog of Taking his boss is officially "end" and the beginning of new book is coming.
Krn im meme update sesuai janji aku post epilog taking his boss
Gimana? Lanjut ga?
KAMU SEDANG MEMBACA
Fifty Shades of Bae [DeepWink]
Fanfiction[Sequel of Taking His Boss] Jihoon pikir selama ia akan bisa mengendalikan orang-orang dikehidupannya, apalagi untuk masalah sex yang paling ia suka. Dia berfikir dirinya sudah mampu mengontrol Jinyoung selama ini, mampu membuat bosnya itu melakukan...