klasik ;1

1.3K 155 18
                                    



k l a s i k




Musik berdentum yang keluar dari speaker adalah satu-satunya suara yang mengisi keheningan malam ini.


Soonyoung dengan kaus oblong penuh keringatnya itu masih terus meliukkan badannya mengikuti musik yang masih mengalun.


Sesekali ia berhenti saat dirasa dadanya sudah terlalu cepat memompa pasokan oksigen hingga terasa mulai sesak.


Soonyoung kemudian menyadari kehadiran orang lain di ruangan ini selain dirinya saat pintu masuk ruangan ini berdebam pelan.


Dari pantulan kaca di depannya ia bisa melihat tubuh mungil seseorang yang ditelan hoodie kebesaran yang tidak lain dan tidak bukan adalah miliknya.


Musik berhenti seketika, digantikan dengan isakkan pelan dari belakangnya.


Soonyoung terkejut dan tanpa diminta ia langsung memeluk tubuh mungil itu hingga terkubur sempurna ke dalam lengan-lengannya.


Si pemilik tubuh mungil itu adalah Lee Jihoon, komposer muda yang begitu membanggakan.


Tetapi tanpa banyak orang tahu, komposer muda itu selalu dilanda stress yang tidak berujung.


Pundaknya selalu berat dengan harapan orang-orang yang begitu mempercayainya.


Hingga air matalah yang menjadi jalan satu-satunya untuk meluapkan segala beban yang tidak pernah berkurang tiap detiknya, malah semakin bertambah dan terus bertambah.


Soonyoung adalah satu-satunya tempat untuknya menumpahkan seluruh air mata yang ia punya.


Dan pelukkan hangat Soonyoung adalah obat paling manjur untuk meredakan hujan air matanya.




k l a s i k




Soonyoung mendudukkan tubuh mungil Jihoon di sofa ruang latihan mereka.


Belum ada kata yang terucap diantara keduanya. Hanya dengan usapan hangat Soonyoung, Jihoon sudah mulai tenang.


Setelah Jihoon puas menumpahkan air matanya, pemuda bermata semi sipit itu mulai lelah dan matanya terasa berat.


Soonyoung tahu kebiasaan pemuda mungil itu tiap sesudah menangis. Tertidur sampai ia lupa dengan apa yang membuatnya menangis sampai terisak hebat.


Soonyoung berjongkok di depan Jihoon yang sudah merebahkan dirinya di atas sofa dan sekarang saling berhadapan dengan Soonyoung.


"Mau tidur di sini, hm?" Soonyoung menyapu poni Jihoon yang menutupi kening sempitnya.


Ia mengulum senyumnya ketika melihat dengan jelas wajah Jihoon pasca terisak tadi.

last story ;soonhoonWhere stories live. Discover now