Di sela waktu bermainnya, Ibu dari gadis kecil itu memanggilnya. "Claudia.. kemari sayang" panggilnya dengan lembut.
"Ada apa ibu, aku sedang sibuk!" ucap gadis kecil yang sedang asik membangun istana pasirnya.
"Seperti biasa, tolong antarkan makanan ini ke Paman Leon. Kasihan dia sudah berjaga seharian. Pasti dia kelelahan."
"Tapi bu.. aku sedang menjadi arsitek saat ini!" Bantahnya dengan bersungguh-sungguh.
"Kamu tidak akan menjadi arsitek yang hebat sayang, jika orang yang akan menempati tempat yang kau buat itu sedang kelaparan." Ujarnya hangat.
Ucapan hangat Ibunya telah menghentikan tangan mungilnya yang sedang bermain, ia segera mengambil bekal yang sudah dipersiapkan ibunya dan bergegas mengayuh sepeda kecilnya. Setelah sampai di Rumah Tahanan didekat rumahnya, ia segera masuk dan memberi hormat seperti yang telah diajarkan Ayahnya.
Paman Leon menyambutnya dengan hormatan ala tentara kepada gadis kecil itu. Ia tersenyum manis dan menyapa,
"Hormaaatt Graakkk!!!"
"Siaaapp Hormatt!!!" Balas gadis kecil itu dengan lugu.
"Hai Claudia.. tahu saja kamu, kalau Paman sedang kehabisan baterai sore hari ini." Ucapnya dengan bercanda.
"Ah dasar Paman.. ini ada kiriman makanan dari ibuku."
"Ayam dengan saus tiram pasti akan membuat paman menjadi prajurit yang gagah.. wuahaha." Tawa sipir membuat Gadis kecil itu ikut tertawa.
Sepeti biasa Gadis kecil itu menyempatkan dirinya berlarian dan menggetarkan jeruji penjara yang kosong. Sesampai di ujung lorong penjara Ia terkejut sampai terjatuh. Betapa terkejutnya ia, Rumah Tahanan yang setiap harinya kosong tersebut ditempati oleh seseorang lelaki yang mendekam dibalik jeruji penjara.
Ia segera bangkit dan berlari ketakutan ke arah Sipir penjara. Ia berkata dengan tergesa-gesa..
"Paman... Siapakah Pria bertubuh besar itu??" Ucapnya dengan kelelahan.
"Ahh, kau sudah bertemu dengan Ksatria yang hebat itu ya?" Ujar Sipir yang sedang mengunyah makanan.
"Ksatria?" Gadis kecil itu keheranan.
"Benar Claudia.. Dia telah mencoba melawan kekuatan jahat yang sedang menyelimuti dunia ini. Meskipun semua orang menertawainya, bahkan ada yang membencinya."
"Tetapi paman, jika ia seorang Ksatria, mengapa ia yang kalah dan dipenjara??" Gadis kecil itu makin heran.
"Itulah sayang.. kekuatan kegelapan itu terlalu kuat dan sangat kokoh! Yang bisa mengalahkan kekuatan kegelapan tersebut hanyalah cahaya!" Ucap Sipir itu dengan mantap.
"Jadi Ksatria tersebut mencoba menjadi cahaya? Meskipun ia belum terlalu bersinar?" Ia menyimpulkan.
"Cerdas sekali kamu.. Sekalipun cahaya itu kurang bersinar setidaknya ia telah mengusir sebagian kecil kegelapan! Balasnya menanggapi.
"Rupanya aku tidak ingin lagi menjadi arsitek, aku ingin menjadi seorang Ksatria! Ksatria yang cantik dan bercahaya!" Ia mengucapkannya dengan mata yang berbinar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Tahanan
Short StoryPertanyaan yang disampaikan Gadis Kecil kepada Sipir penjara.