A Sorry • VerKwan

953 118 7
                                    

Seungkwan berakhir dengan berdiam diri di kamar lucu Sofia. Kamar penuh dengan nuansa pink soft yang tidak mencolok dan menenangkan. Seungkwan duduk bersandar di ujung ranjang Sofia dan Sofia tiduran disampingnya.

"Eonnie, eonnie ada masalah dengan oppa?" Pertanyaan Sofia membuat Seungkwan terdiam.

"Tidak ada."

"Tapi, oppa terlihat seperti sedang dalam masalah besar. Dia selalu bilang dia akan mati, ya, aku tau, oppa memang berlebihan tapi aku penasaran." Sofia menatap langit-langit kamarnya. Tangan Seungkwan mengusap lembut rambut Sofia.

"Oppamu orang yang baik dan gigih." Seungkwan tersenyum.

"Aku tau." Sofia mengangguk.

Seungkwan bisa lihat, Sofia sangat menyayangi kakaknya dan tidak ingin kakaknya terluka. Seungkwan juga tidak tau kenapa Vernon mau menghiraukannya. Seungkwan tau ini pasti ada hubungannya dengan teman-teman lelakinya tapiㅡ

"Makan malam sudah siap." Vernon berteriak dari luar kamar. Sofia langsung bangkit, menggandeng tangan Seungkwan menuju meja makan.

"Eh, hallo, siapa gadis cantik ini?" Ibu Vernon dan Sofia menghampiri Seungkwan, mengusap pipi tembam Seungkwan dengan sayang.

"Oh, a-ah, nama saya Boo Seungkwan." Seungkwan tersenyum malu.

"Pacar Vernon?" Pertanyaan spontan muncul dari mulut ibu Vernon dan Sofia membuat pipi Seungkwan memerah.

"Bu-"

"Iya." Jawab Seungkwan dengan senyum lebar. Ibu Vernon dan Sofia langsung berpelukan karena akhirnya Vernon punya pacar cantik!

"Waa, untung ibu masak banyak! Seungkwan sayang, ayo, makan yang banyak, ya!" Matilah! Ibunya membahas tentang makanan. Seungkwan bisa mengamuk.

"Iya! Saya pasti makan banyak!" Tanpa di duga Seungkwan langsung duduk di alas duduk lantai, menerima piring dari ibu Vernon yang sudah berisi banyak sekali lauk dan setelahnya Sofia memberinya semangkuk penuh nasi putih yang masih hangat.

"Baunya sangat enak!" Seungkwan terlihat menyukai masakan rumahan ibu Vernon.

"Eonnie suka?" Tanya Sofia setelah Seungkwan mencicipi masakan ibunya. Seungkwan mengangguk antusias dan langsung memakannya dengan lahap bersama Sofia dan Ibunya.

Vernon masih mematung berdiri. Seungkwan mau makan sebanyak itu? Bahkan Seungkwan masih menerima suapan-suapan dari Sofia dan ibunya.

"Oppa, kenapa masih berdiri? Cepat duduk! Ayo, makan! Sebelum dihabiskan Seungkwan eonnie lho." Seungkwan malah tertawa dan mengambil daging lagi.

"A-ah, oke." Vernon duduk bersila lalu mengambil nasi dan lauknya. Diam-diam Vernon tersenyum karena Seungkwan sudah mau makan makanan berat lagi tidak seperti kemarin-kemarin yang hanya makan salad.

.

Keesokan harinya di kampus, Seungkwan sudah kembali ceria lagi dan Vernon tidak didapati ada disekitarnya lagi.

"Mana Vernon?" Tanya Seokmin yang baru mendudukan bokongnya di kursi kafetaria.

"Mission Completed." Bisik Jisoo yang duduk disebelahnya.

"Oh, ya?" Seokmin tersenyum lalu berdiri dan mengambil bangku sebelah Seungkwan.

"Hei, mau kutraktir?" Seokmin merangkul bahu Seungkwan dan Seungkwan mengangguk semangat.

"Tapi, kau yakin punya uang?"

"Punya, tenang saja. Kalau uangku habis bisa minta Seungcheol hyung atau Mingyu." Semuanya tertawa, termasuk Seungkwan.

"Tapi, ajak Vernon juga, ya?" Pinta Seungkwan, Seokmin mengerjap bingung sebelum tatapannya berubah jadi jail.

"Ada hubungan apa dengan si bule?"

"Ish, benci!"

"Eyy, kau suka, ya?" Seokmin makin menggoda Seungkwan dan saat mata Seokmin melihat Vernon lewat dihadapan mereka, Seokmin spontan berteriak memanggil Vernon.

"Ya, sunbae?"

"Seungkwan mengajakmu makan malam, ikut?"

"Oppa! Kau yang ajak bukan aku!" Seungkwan memukuli tubuh Seokmin.

"Hahahahaha iya, iya. Aku yang traktir. Mungkin yang lain juga ikut. Bagaimana? Ya atau ya? Seungkwan akan kecewa jika kau tidak ikut." Seungkwan sudah malu bukan main.

"Baiklah."

"Bagus! Persiapkan dirimu, cantik." Seokmin mencubit pipi Seungkwan lalu kembali duduk di samping Jisoo.

"Kau tidak mau bergabung makan siang dengan kami lagi?" Tawar Seungcheol.

"Iya, masih ada satu bangku disebelah Kwannie. Tidak apa-apa, kan, Kwannie?" Tanya Jisoo dan diangguki oleh Seungkwan.

"Baiklah." Baik Vernon maupun Seungkwan sama-sama saling tersenyum. Itu artinya mereka telah berdamai dan siap membuka lembar baru.

.

END

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 26, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SEVENTEEN SERIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang