Berawal...

0 0 0
                                    

"Tesa! Tesa!"kudengar teriakkan itu dari bawah. Setelah kulihat ternyata dia adalah Grei, teman sekelasku yang saat ini sedang menangis.

"Ada apa Grei? Are you oke? Kamu kenapa kemari?"tanyaku

"Grei! Grei! Kenapa? Grei! Grei! Jawab dongg!"tanyaku memaksa

"Gerry sekarang kecelakaan Tes! Dan ini semua karena kamu! Aku memang cinta sama Gerry. Tapi, apa yang aku buat! Apa? Apa? Aku berusaha relain dia buat kamu. Aku coba ikhlas. Tapi, kamu malah buat aku kecewa. Kamu itu gimana sihh?? Cuman karena...."

Cukup Grei! Kamu ngak tau inti permasalahannya itu apa! Kamu ngak perlu ikut campur yahh!"

"Cuman karena kamu lihat Gerry jalan sama cewe dan kamu langsung putusin dia tanpa tahu alasan yang jelas. Kamu gimana sih?"

"Otomatis aku pasti kecewa Grei! Siapa coba cewe yang ngak cemburu kalo cowoknya jalan sama cewek lain"

"Tapi yang perlu kamu tahu kalau cewek itu adiknya Gerry yang baru datang dari London. Kamu itu langsung main putusin dia dan sekarang dia kecelakaan. Kamu itu ngak pastiin dulu sebelum kamu bertindak"

"Mereka itu kakak adik tapi udah kayak suami istri. Pastinya aku cemburu."

"Kamu ngak tau, sekarang Gerry kecelakaan, kakinya harus diamputasi dan sekarang adiknya meninggal saat kecelakaan. Kamu ngak bayangin keadaannya"

"Ehh, kamu juga ngak perlu nyolot. Gerry itu kecelakaan karena dia yang ngak fokus. Kok kamu malah salahin aku? Tau diri dong."

"Kamu yang tahu diri. Gerry itu ngak fokus karena kamu!"

"Lohh, tapi dalam hal ini aku gak terlibat sama sekali"

"Dasar cewek ngak tau diri loh! Bisa-bisanya loh merasa ngak bersalah disaat cowo loh sementara sakit. Ada hati ngak sih?"

"Ehh jaga mulut loh!"

"Terus kenapa? Loh mau pukul gue? Loh mau bunuh gue? Perempuan ngak tahu diri!"

"Gue peringatin loh lagi yah! Jaga mulut loh!"

"Apa? Marah? F*ck!,'" ucap Grei dan langsung pergi meninggalkan rumahku

Aku terduduk. Aku berusaha mengingat kenangan-kenanganku bersama Gerry. Dan aku mengingat tadi pukul 9.30 saat aku melihat Gerry bersama adiknya dan menyangkah bahwa adiknya itu adalah pacarnya

#9.30
@t sekolah Harapan Bangsa

"Tes! Tes! Gue ada kabar menegangkan sepanjang sejarah hubungan loh dan Gerry," ucap Misshell

"Ngapain loh pembawa hoax. Gue ngak mau dengar kata kata loh lagi. Hoaxxx semua!"balasku

"Tapi gue ada buktinya kok! Sekarang loh ke perpustakaan dan loh lihat kalo Gerry sama cewe lain. Namanya.... emm... emm..
Glory!! Iya, iya, Glory!

@t perpustakaan
"Gerry! Gerry! Kamu kenapa? Kamu kenapa berubah?"ucapku menangis

"Sayang, sayang! Tes! Aku bisa jelasin sama kamu. Ini itu.... ini itu....."

"Apa! Kamu ngak mau ngakuin kesalahan kamu kalau dia itu selingkuhan kamu. Ger! Sebegitu kejamnya kamu sama aku? Sebegitu cepat rasa cinta kamu sama aku berakhir? Tapi salahnya aku juga bisa percaya sama laki-laki ba**sat kaya kamu."

"Tes! Kamu salah paham! Dia itu cuman.."

"Alahhh, banyak alasan kamu! Emang orang kaya kamu pintar banget buat janji namun untuk tepatinnya susah!

"Tes! Kamu jangan salah paham"

"Udahlah Ger, kamu udah buat aku kecewa. Salah banget aku pernah kenal sama kamu. Dasar penipu!"

Aku kembali mengingat kejadian di sekolah tadi. Belum sehari selang kejadian itu, Gerry celaka. Aku belum siap untuk menemui Gerry. Aku masih terlalu bodoh gampang percaya kata Mishell, si pembawa HOAX.

Gerry sekarang kritis. Gerry sekarang sementara di rumah sakit. Kakinya akan diamputasi. Dan aku sama sekali belum siap melihat keadaan Gerry sekarang.

Aku mencoba berani pergi ke rumah sakit. Aku mencoba menemui Gerry. Akhirnya tanpa persiapan, aku pergi ke rumah sakit tempat Gerry dirawat.

@rumah sakit
"Permisi Sus! Saya mau nanya, Gerry Chrishoper dirawat di ruangan mana yah?"

"Ruangan VVIP di Bougenfill. Kamar ke-1 mba!"balas Suster

"Terima kasih Sus"

"Aduhh! Besar banget nih RS! Ruangannya dimana yahh"

Ditengah kebingunganku Tuhan tiba-tiba membantuku. Dan kulihat, papan arah-arah ruangan RS dan ruangan Bougenfill berada pada lantai 7.

Aku segera menuju lift RS. Dan ternyata sekarang listrik sementara mati. Akhirnya aku pergi ke lantai 7 menggunakan tangga. Lelah, itu pasti. Tapi, aku harus berusaha menjenguk Gerry. Pasti sekarang keadaannya masih buruk.

Sesampaiku di lantai 7, disana kulihat Grei, dan tiga temannya Risa dan Ela yang merupakan geng 'Trio BlaBlaBla', bersama ayah, ibu dan keluarga Gerry.

"Ngapain kamu kemari? Belum puas kamu buat Gerry celaka."

"Jaga yah omongan loh Grei! Selama ini gue berusaha sabar sama loh"

"Om! Tante! Ini nih cewe yang udah buat Gerry celaka. Memang cewe pembawa petaka. Pergi loh dari sini"

"Jadi kamu yang buat anak saya meninggal dan celaka?"ucap Ibu Gerry

"Tante, saya ngak bermaksud kok!"

"Pergi kamu dari sini! Pembunuh"teriak Ibu Gerry.

Kurang lebih lima menit mereka puas menyalahkan saya, tiba-tiba seorang dokter keluar dari ruangan.

"Permisi, keluarga saudara Gerry?"tanya dokter

"Saya dok," balas ibu Gerry

"Mohon maaf bu, anak ibu telah dipanggil Tuhan."

"Dokter! Dokter jangan bercanda yah, kedua anak saya masih hidup!"

"Maaf bu, kami telah berusaha sebisa yang kami bisa, tapi Tuhan berkehendak lain."


saksikan kelanjutannya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I DON'T WANNA LIVE FOREVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang