Sebulan

prolog

Di saat langit berwana biru kehitaman tak terlalu gelap saat itu karena ada sang rembulan yang bersama langit dan bintang. Dingin tak terlalu menusuk disumsum tulang, karena kehangatan yang di berikan lewat hati tanpa bentuk. Sepasang manusia bersantai di halaman rumah dengan memandang malam.

"Kau tau kenapa bulan menjadi primadona malamku?"

Aku menggelengkan kepala tak mengerti perkataannya

" Karena dia spesial"

" Kenapa gak bintang?" Tanyaku kepada cowok itu

"Karena bulan seperti pipimu bulat" Jawab cowok itu sambil mencubit pipiku gemas dengan tawanya yang menembus malam

"Jahat lohh kamu Ali, dasar monyet"
Sambil mencubit perutnya

" Gak - gak sayangku, Dia berbeda dengan bintang tapi, dia sama sepertimu tetap tersenyum saat luka, tetap menyemangati orang lain padahal kamu sendiri butuh penyemangat"

Ali menghentikan ucapannya dan menatap mataku lekat dan sendu seperti ada kesedihan di matanya

"Dan selalu berusaha menerangi orang lain padahal kamu butuh penerang, kapan kamu akan berhenti berpura-pura Zar?"

"Aku sudah berhenti Li, sudah berhenti berpura-pura sejak aku bertemu denganmu"

Ali tersentak,lalu menggangkan alis nya sebelah. Aku menyentuh pipi Ali dengan lembut

"Kamu yang menjadi cahayaku agar aku bisa bersinar, kamu yang menjadi penyemangatku saatku lelah, kamu juga yang membuat aku tersenyum saat terluka dan kamu yang mengajakku bangkit saat aku dititik nolku"

Perkataanku mampu membuat rona merah terukir di wajah Ali

"Aku bahagia dan aku bangga mempunyai perempuan hebat sepertimu"

"Aku yang harusnya ngomong kayak gitu tau, aku bersyukur tuhan memberikan anugrah sepertimu padaku"jawabku

Lalu Ali memelukku menyembunyikan wajahnya yang hampir basah karena air mata,hingga bisa merasakan hangatnya hembusan nafasnya di leherku

Cinta adalah anugrah yag membuat hati ini tangguh dalam setiap langkah di hidup ini. Antania Dina Az'zahra