Mora menginjakkan kakinya tepat di depan gerbang. Pagi ini cuaca mendung tapi dia berangkat pagi bukan karena takut hujan tapi, takut hukuman
"Mor..!" Mora menoleh ke sekitar dia berfikir,apa pagi-pagi gini setan masih berkeliaran di sekolahnya.
"Siapa tuh..?" Dia membalas berteriak merapikan rambutnya. Mata sipitnya menoleh ke sekitar
"Gue disini" dari atas gedung lantai 2 sahabatnya tersenyum siapa lagi kalau bukan Arin
"Gue kira lo anaknya ayam baru bangun" dia berjalan menuju tangga kelasnya. Arin bisa melihat Mora menghampirinya
"Eh kutu, bukan gue tapi elo, ngapain jam segini baru berangkat?"
"Diem ah gue lihat tugas lo, ntar gue beliin bakso deh satu tusuk" keduanya berjalan menuju kelas 11 ipa 1
"Kutuu..gue ingetin ya bakso tuh gabisa di tusuk, dasar udah kutu otak lo gesrek lagi"
"Gabisa ya?" Arin menggeleng menghentak hentakkan kakinya di kelas yang lenggang
"Sini buku lo gue pinjem" tangan Mora menjulur ke arah Arin
"Bilang apa dong..?" Arin memberikan bukunya sambil menatap Mora
"Terima kasih Arin ku cantik" Mora tersenyum lalu memutar bola matanya malas
Secepat kilat tugas itu Mora salin. Jam menunjukkan pukul setengah 7
Arin yang diam menatap temannya masuk ke kelas, tiba-tiba menyenggol lengan Mora
"Mor.." Mora yang berkonsentrasi dengan tangan ajaibnya itu tidak menghiraukan Arin.
"Heh kutu, pacar lo tadi lewat"Detik itu juga Mora menghentikan aktifitasnya
"Mana?mana?seriusan?"
Dalam hati Arin dia berfikir mengapa ia berteman dengan kutu seperti ini.Pendek ya buat prolog aja
KAMU SEDANG MEMBACA
Remora
Teen Fictiontidak ada yang pantas di ungkapkan selain kebahagiaan yang Mora rasakan, kehadiran Ren di hidupnya bukan sesuatu yang mustahil tapi bukan sesuatu mukjizat juga lantas bagaimana? ikuti ceritanya