Lee Hyeri hidup bak pemain utama yang kehidupannya tidak pernah menemukan kata bahagia. Hidup yang ia jalani terlampau kelam.
Gelar yang ia dapat nyatanya tidak terlaru menguntungkan. Bukan-bukan, bukannya tidak menguntungkan, hanya saja gelarnya belum menemukan posisi yang baik dan tepat.
Sudah 23 perusahaan menolaknya. Ia sungguh tidak tahu, sebenarnya standar seperti apa yang di perlukan oleh perusahaan-perusahaan lain. Padahal, ia salah satu lulusan universitas terbaik dengan lulusan cumlaude. Ya, kini Hyeri sadar, bahwa semuanya tidak menjamin masa depannya.
Dan coba katakan, apa kurangnya?
"Hhhhhhh." Helaan nafas kasar begitu saja keluar.
"Aku hanya memberitahumu saja, selama ini kan kau hanya melamar ke perusahaan-perusahaan standar. Kenapa kau tidak mencoba untuk melamar ke perusahaan besar?" Jinra—sahabat Hyeri mencoba mengingatkan.
"Jinra-ya, kau tidak salah? Perusahaan standar saja menolakku, apa lagi perusahaan besar? Mungkin baru sampai lahan parkir saja aku sudah di usir." Hyeri sudah benar-benar putus asa. Ternyata kehidupan setelah sarjana membuatnya nyaris gila.
"Heii, coba saja dulu."
Hyeri kadang iri dengan temannya yang sudah mendapatkan pekerjaan tetap. Jinra contohnya, walaupun ia hanya karyawan biasa, setidaknya ia sudah bekerja di kantor dengan gaji yang cukup.
"Nanti aku pikirkan."
"Tidak perlu banyak berpikir, jangan sampai kau terlambat."
***
"Duapuluh empat, semoga kali ini aku beruntung." Tekadnya dalam hati. Tolong kali ini saja, beri Hyeri kesempatan, karena ia sudah berusaha dengan sangat baik sebelumnya.
Hyeri mencobanya lagi, ia tidak ingin menyerah sebelum ada perusahaan yang mengadopsi nya untuk bekerja. Harus, Hyeri harus mendapatkan pekerjaan yang cukup menjanjikan untuk kehidupannya.
Sebenarnya ia sudah sangat lelah, ia ingin pasrah saja jika jalan hidupnya harus semenyedihkan ini. Namun ketika uang SPP adiknya terngiang-ngiang, ia benar-benar tidak bisa diam dengan berpangku tangan.
'Maaf anda belum mendapatkan kesempatan ini.'
Badannya lemas seketika, ia mendapat berita bahwa ia kembali di tolak. Seharusnya perusahaan tidak perlu meminta maaf. Kenapa bukan kata 'Selamat' yang ia dapat?
Apakah Hyeri harus menyerah sampai disini? Tidak, jangan sampai.
Sebenarnya Hyeri bekerja paruh waktu di beberapa tempat, seperti pagi hari ia akan bekerja sebagai tukang pengantar susu dan koran, lalu jam 08.00-15.00 ia bekerja sebagai pelayan kafe, lalu setelahnya di jam 15.20 ia harus bekerja di restoran kecil sampai jam 23.30. Dan setelah itu ia baru bisa pulang. Sangat larut, belum lagi jika ia lembur. Tapi memang jarang.
Pendapatannya tidak cukup untuk dua orang, uang yang ia dapat terlalu sedikit untuk mereka. Mungkin jika biaya sehari-hari akan cukup, tapi bagaimana dengan biaya lain yang tidak terduga?
Hyeri masih memiliki tanggungan SPP adiknya yang belum ia bayar selama 2 bulan, ia juga belum membayar sewa rumah selama 3 bulan, uang yang ia kumpulkan hanya cukup untuk biaya keseharian mereka, ya... itu faktanya.
"Noona, pihak sekolah memintaku untuk segera melunasi pembayaran SPP." Jeno, adik laki-laki yang hidup dengannya.
Kepalanya seakan berdenyut kencang saat Jeno selalu mengeluh untuk segera melunasi SPP nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
E N I G M A || Jung Jaehyun
FanfictionLee Hyeri tidak pernah berpikir bahwa kehidupannya yang susah akan semakin susah. Di mulai dari masalah hidup perekonomiannya, keluarga, sampai pendapatan yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Entah hidupnya akan semakin baik atau malah semakin runy...