Part 6 - Tyron

19 4 0
                                    

Wanita itu meletakkan foto-fotonya di meja dan aku meraihnya. Itu foto-foto seorang remaja laki-laki seumuranku. Rata-rata fotonya diambil ketika dia tidak mengetahuinya dan latar fotonya kebanyakan di sekolah. Aku meletakkannya kembali dan mengajukan beberapa pertanyaan pada wanita itu. Dia menjawabnya dengan lancar dan bahkan pertanyaan-pertanyaan sejenis kapan dan bagaimana dijawabnya secara spesifik.

Target dari klienku kali ini adalah anak dari mantan istri suaminya. Namanya Roni dan merupakan siswa dari sekolah yang sama denganku, dari sekolah yang sama juga dengan Farren. Motif permintaannya ini adalah karena cemburu pada suaminya yang lebih perhatian pada anak dari mantan istrinya dibanding dirinya. Huh! Manusia bodoh! Mudah terperdaya dengan rasa cemburu! Biarkan saja suaminya lebih perhatian dengan bocah itu. Itu kan anaknya.

Tepat pada waktu yang dijadwalkan, aku mengakhiri pembicaraan dan saling mengecap kontrak dengan darah masing-masing. Kontrak itu berisi identitasku dan klienku beserta identitas target, cara pembunuhan yang akan dilakukan, batas akhir pembunuhan target, dan pembayaran. Sesuai peraturan perusahaan, klien harus membayar uang muka sebesar 45% sehari setelah pertemuan dari jumlah pembayaran dan sisanya harus dibayarkan pada saat permintaan klien telah terlaksana. Bisa sebelum pertemuan terakhir dilaksanakan atau pada saat itu juga.

Segera setelah klienku pergi, aku keluar dari ruangan pengap nan panas itu. Theodore menungguku di depan pintu. Rupanya dia tidak mengantar klienku.

"Lancar?" tanyanya ketika kami kembali menyusuri lorong panjang ke bar.

"Kenapa di ruangan itu sih? Gudang debu gitu dijadiin tempat pertemuan. Gak berkelas!" kataku kesal.

"Yang lain penuh. Jangan kesal gitu donk, Trey. Minggu depan bakal bersih kok."

"Memangnya minggu depan aku dapat klien?"

"Memang kapan tenggat waktunya?"

"3 hari lagi," jawabku malas.

"Pasti dapat. Emangnya perusahaan pernah istirahat barang sehari? Enggak kan. Apalagi divisi T. Jangan cemberut terus, Trey. Ayo kutraktir minum!" Theodore menarik lenganku agar berjalan lebih cepat. "Hari ini peringatan 3 tahun kedatanganmu ke perusahaan kan?! Ayo kita senang-senang!"

"Mana bisa! Besok aku mulai kerja," tolakku.

"Sedikit aja kok" Theodore tidak menerima alasanku dan malah berlari cepat sambil menarik tanganku agar segera sampai ke bar.

Aku menghela napas. Sedikit aja, batinku.

Sudah 3 tahun ya sejak aku bergabung dengan perusahaan The Circle. Sebuah perusahaan yang menyediakan jasa pembunuh bayaran yang pekerjanya mencapai ribuan dan tersebar hampir ke seluruh kota dalam negara ini. Perusahaan yang tidak diketahui pemerintah. Perusahaan ilegal. Induk perusahaannya tidak berada di kota yang kutinggali saat ini. Lokasinya tersembunyi. Bahkan mungkin tidak ada.

Ketika aku direkrut oleh salah satu anak perusahaan The Circle yang berada di kota ini, umurku 16 tahun. Aku dijemput dari penjara karena merupakan tersangka pembunuhan. Aku tidak ingat jelas bagaimana aku bisa menjadi pembunuh bayaran hingga kini mencapai tingkat silver. Yang aku ingat cuma saat itu seseorang menawariku pekerjaan ini dan mengatakan bahwa aku akan punya banyak uang. Bahwa aku tidak perlu lagi khawatir dengan bagaimana aku makan, kesehatanku, atau dimana aku tinggal, dan aku tidak akan dipenjara lagi. Aku sudah pernah membunuh dan pekerjaan ini akan kulakukan dengan mudah, begitu pikirku dulu. Jadi aku menerima tawaran pekerjaan itu tanpa melakukan pertimbangan.

Karena bergabung di usia yang belum memasuki 17 tahun dan karena levelku masih bronze, aku tidak dibiarkan tinggal sendiri. The Circle memasukkanku ke asrama mereka. Di asrama itulah aku bertemu Theodore, teman sekamarku yang sama-sama berumur 16 tahun dan masih dalam level bronze. Kami cepat akrab dan dalam waktu singkat menjadi menjadi sahabat.

Beberapa minggu setelah aku bergabung dengan The Circle, baru aku tau kalau anak perusahaan yang merekrutku dinamai Divisi T. Anak perusahaan The Circle disebar ke seluruh wilayah dan masing-masing dinamai sesuai dengan abjad. Divisi A, Divisi B, Divisi C,... dan seterusnya. Setiap divisi memegang wilayah yang terdiri dari beberapa kota. Tidak semuanya memang. Ada juga yang cuma memegang satu kota.

Divisi T memegang 4 kota dan divisi tersebutlah yang akan bertanggung jawab atas kota-kota itu. Mereka bertanggung jawab atas para pekerja dan klien yang berada dalam teritori mereka. Terkadang ada klien yang berada di teritori apa namun memiliki target yang berada di teritori berbeda. Kalau begitu maka klien tersebut harus berurusan dengan divisi yang bersangkutan dengan teritori dari targetnya.

Lalu, yang unik dari The Circle adalah code name para pekerjanya. Huruf awal dari code name tersebut harus dari abjad yang sama dengan divisi mereka. Seperti code name-ku yaitu Toni. Dan code name Theodore yaitu Teddy. Sama-sama berawalan dengan huruf T karena kami dari divisi T.

Para klien cuma harus tau code name kami dan kami dilarang menggunakan nama lain selain code name itu ketika berhubungan dengan klien. Klien dan segala hal yang berhubungan dengan mereka tidak boleh sampai tau identitas asli kami karena hal itu akan membahayakan perusahaan. Dan terutama para target. Ketika berhadapan dengan target, kami diwajibkan menutup muka atau hal-hal yang dapat membuat target mengenali kami. Aku terbiasa menggunakan masker.

Soal klien, aku tak tahu darimana kami mendapatkannya karena jelas-jelas perusahaan kami ilegal dan tidak boleh ada yang mengetahuinya. Aku cuma tahu kalau kami selalu dapat satu kerjaan apabila kami telah mengerjakan kerjaan kami sebelumnya. Baik level bronze, silver, maupun gold tidak ada yang mendapat kerjaan ganda dalam satu waktu. Secara garis besar, perusahaan kami sama dengan perusahaan lainnya di dunia ini. Hanya saja perusahaan kami ilegal karena jasa yang kami tawarkan merupakan sebuah kejahatan. Pekerjanya pun begitu.

Perihal level, kerjaan yang kami terima harus sesuai dengan level kami. Kerjaan yang mudah dilakukan, tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga, tidak terlalu memerlukan peralatan ataupun perlengkapan yang mendukung, dan tidak mengancam jiwa pekerja diberikan untuk pekerja berlevel bronze. Sementara kerjaan yang lumayan sulit dilakukan, mengeluarkan tenaga, memerlukan peralatan yang mendukung, dan tidak mengancam jiwa pekerjanya diberikan untuk pekerja berlevel silver. Dan kerjaan yang sulit dilakukan, mengeluarkan banyak tenaga, sangat-sangat memerlukan peralatan dan perlengkapan yang mendukung, dan berpotensi mengancam jiwa pekerjanya diambil alih oleh pekerja berlevel gold.

Walaupun baru bergabung selama 3 tahun ini, bagiku The Circle bukan hanya perusahaan tempatku bekerja. Tempat ini adalah sebuah persaudaraan. Persaudaraan para pembunuh bayaran.*

Assassin In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang