DREAM chapter : 5

3.6K 599 108
                                    

-DREAM-

"Kemana sih bocah itu?"

Yeonjun, Soobin dan Beomgyu memicing ke arah Huening Kai yang menatap jam dinding yang tertempel di ruang latihan dengan santainya setelah ucapannya barusan. Bocah itu selalu seenaknya memanggil yang lebih tua, terutama Taehyun. Namun entah kenapa tidak ada yang bisa memarahinya.

Kekuatan seorang maknae.

Memang sih, sudah lima belas menit sejak Taehyun izin keluar entah kemana. Tapi tentu saja Soobin tau setelah memergokinya berjalan keluar dengan terpincang.

Setelah pertanyaan Hyuka yang tak terjawab, ruangan itu kembali sunyi. Semua sibuk merenung, sampai suara Yeonjun merebut atensi mereka.

"Mungkin tidak sih ada masalah?" tanya lelaki itu, memandang teman-temannya bergantian. "Kalian merasa ada yang aneh gak dengan anak itu?"

Tak ada yang menjawab. Beomgyu dan Hyuka bergidik tidak tau setelah sesaat saling pandang, sementara Soobin memilih tetap diam. Sial! Padahal mulutnya gatal sekali ingin mengatakan bahwa Taehyun tidak baik-baik saja belakangan ini.

"Dia jadi lebih banyak diam dan tertutup. Biasanya Taehyun akan cerita padaku jika ada yang mengganggu pikirannya, tapi akhir-akhir ini dia bahkan jarang menimpali obrolan kita. Atau ada masalah di sekolah?"

Beomgyu yang merasa diintimidasi dengan tatapan teman-temannya mendengkus sarkas.

"Apa? Jangan menatapku seperti itu! Di sekolah gak ada masalah sama sekali, kok," kesalnya.

"Kalau begitu kenapa?" Yeonjun bertanya lagi.

"Mana ku tau! Memangnya aku pengawalnya?!"

"Bagaimana kalau Jun Hyung tanyakan langsung saja? Mungkin Taehyun hanya merasa segan bercerita pada kami," usul Hyuka dengan bijak untuk pertama kalinya.

Yeonjun yang sudah membuka mulut hendak mengiyakan seketika bungkam ketika Soobin lebih dulu menyela.

"Biar aku saja!"

Sesaat Beomgyu dan Huening Kai saling pandang dengan alis menekuk. Agak aneh dengan Soobin yang mendadak terlihat gelisah dan khawatir. Soobin selalu seperti itu jika ada sesuatu yang disembunyikan. Namun, di antara mereka tak ada yang berniat mengutarakan pikiran itu.

"Ah, benar. Mungkin Taehyun akan lebih terbuka jika dengan Soobin," Yeonjun mengangguk setuju.

Detik berikutnya pintu ruangan itu terbuka. Taehyun muncul dari balik pintu dengan rambut lembab dan kerah yang sedikit basah, agaknya sehabis cuci muka.

"Ini dia bayi marmutnya!" celetuk Hyuka.

"Kamu dari mana saja sih, Hyun? Kamu tau gak berapa lama kami menunggu?" omel Beomgyu dengan aksen Daegu-nya yang kental.

"Maafkan aku. Perutku sakit" Taehyun menunjukkan deretan giginya. Sedikit mengusap perutnya. Entah benar atau tidak, Soobin hanya bersyukur bahwa Taehyun baik-baik saja.

DREAM—

"Kamu mau kemana, Taehyun-ah?"

Taehyun baru keluar dari kamar ketika terdengar suara Soobin di belakangnya. Anak itu mengenakan mantel dan Soobin pikir dia pasti akan pergi ke suatu tempat.

"Ke supermarket, Hyung. Ada sesuatu yang ingin ku beli" Taehyun meringis.

"Apa perlu aku antar?"

"Tidak perlu!"

Taehyun mendadak gugup. "Eoh, m-maksudku... Aku mau sekalian berjalan-jalan, Hyung. Dan... Aku mau sendiri saja," lanjutnya kikuk sambil mengusap tengkuknya.

✔ One DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang