Jungkook | Yoora
Jimin
Hwa sa
*let's read*
-
-
-Yoora pov
''Hei,tenang saja sayang aku pasti akan menepati janjiku,kau hanya perlu menikahi gadis itu,dan untuk hari ini kau harus berkenalan dulu
nikmatilah malammu sayang...''Samar-samar aku mendengar pembicaraan seorang wanita dengan seseorang di sekitarku
''Arggghhh...'' kepalaku sangat sakit dan sesaat kemudian barulah aku sadar kalau aku berada di sebuah ruangan yang sangat asing bagiku
Sebuah kamar bernuansa silver dan super megah
Aku berusaha mengingat apa yang terjadi,dan mengingat bahwa aku akan menikah hari ini...'Astaga! Jimin!' Aku ingat semuanya saat,sebuah van hitam menyalip mobilku dan 3 orang berseragam hitam-hitam turun dari van itu salah satu dari mereka menembaki supirku dan...
''Ayah?'' Aku mulai menangis dan berlari mencari pintu ruangan yang luas ini.
Amarahku tidak terbendung lagi
Apa salahku sehingga mereka tega melakukan ini pada kami.Akhirnya aku menemukan pintu dan mulai menggebrak-gebraknya.
''siapapun buka pintunya!! Kalian tahu? Aku akan melaporkan kalian kepolisi,aku akan..''
''Kau tidak akan melakukan apapun di sini'' lampu menyala seusai seorang wanita bercakap.
Dan aku baru sadar bahwa ada beberapa orang lagi disini,
Seorang wanita dan 2 pria lainnyaAku menghampiri mereka dengan penuh amarah
Akan kurobek mulut wanita itu
Tapi belum sempat aku menyentuhnya seorang bertubuh kekar memegangi kedua lenganku''Shit!''
Aku terus memberontak tapi nihil pria itu lebih kuat dariku
''Lepaskan!'' Teriakku berulang
''Hei tenanglah,kami tidak akan menyakitimu,kamu aman sayang''
''Cuiihh'' aku meludahi wajahnya
''Kau fikir aku bisa tenang setelah kau membunuh ayahku? Dasar wanita iblis! Dimanakah hati nurani mu?!''*PLAKK
Sebuah tamparan keras bersarang di pipiku
Aku hanya bisa meringis kesakitan tetapi itu tidak akan sebanding dengan apa yang mereka lakukan terhadap keluargaku''Tampar lagi! Atau bunuh aku,aku sudah kehilangan segalanya,keluargaku,pernikahanku,masa depanku! Dan Itu semua karena kau! Lalu untuk apa aku hidup eoh? Bunuh aku wanita sialan!''
*PLAKK
''Sshh....''
dia kembali menamparku''Gadis pemberani,bukan aku yang membunuh ayahmu sayang....
Tapi tangan-tangan anak buahku memang dirancang untuk membunuh siapapun yang menghalangi rencanaku'' dengan santainya ia berkata seperti itu?''Dasar iblis,aku heran kenapa masih ada wanita sekejam kau di dunia ini,wanita seperti kau seharusnya menikah dan merawat anak-anakmu,bukannya malah berada disini menjadi seorang Jalang sialan!''
''Diam!''
Dia mulai terpancing,kulihat matanya mulai berair dan terlihat jelas bahwa ia sudah sangat marah.
Ia mendekat kearahku.''BERHENTI MENGHINAKU GADIS BODOH'' ia berkata dengan penuh penekanan disetiap kalimatnya
''Kau yang bodoh!'' Teriakku
*BRAKK
Ia melempar pas bunga ke tembok hingga hancur berkeping-keping
kemudian ia beranjak untuk mengambil serpihannya lalu menodongkannya padaku
Jujur aku agak takut tapi untuk apalagi aku hidup? Mereka sudah menghancurkan segalanya.''AKU BISA SAJA MEMBUNUHMU SAAT INI,TAPI KAU ADALAH ASETKU YANG BERHARGA,SETELAH KUDAPATKAN APA YANG KU MAU AKAN KUPASTIKAN KAU TERBUNUH DENGAN TANGANKU SENDIRI,KAU TUNGGU SAJA'' ia tersenyum licik kemudian melempar serpihan keramik itu. Ia mengelap ujung matanya yang nyaris meneteskan air mata. Tersenyum simpul dan kembali bersikap santai.
''Jungkook sayang,ajari dia cara menjadi gadis yang baik,
Karena aku tidak mungkin salah memilihkanmu CALON ISTRI
Nikmati malammu sayang'' ujarnya kemudian ia pergi bersama pria yang tadinya memegangi lenganku
Badanku lemas,aku bingung 'calon istri?' Kulihat pria yang sedari tadi hanya duduk memandangiku itu 'dengannya? Apa maksud dari semua ini?'Pria itu mulai beranjak mendekat dan membisikkan sesuatu padaku
''Ikuti saja atau kekasihmu akan mati'' aku tersentak
lantas ku dorong tubuh pria itu dan berlari menjauhinya
Saat aku sibuk mencari jalan keluar pria itu malah membuka setelannya sembari berjalan kearahku
Aku semakin panik,berlari kesana kesini mencari jalan namun nihil tidak ada satupun jalan selain pintu ruangan ini yang kuketahui pasti sudah terkunci.Pria itu terus saja mendekat
Pilihan terakhirku adalah kamar mandi tapi satu hal lagi kamar mandi itu tidak memiliki pintu hanya sebuah tembok besar yang menjadi penghalangnya.''Shit!'' Aku sudah terpojok dan ia semakin mendekat
Tidak ada cara lain selain membunuh orang ini.
Dengan cepat aku mengambil vas bunga yang ada di diatas meja dekat ranjang besar itu lalu memecahkannya ketembok
Kemudian menodongkan serpihannya kearah pria itu berharap agar ia tak mendekat
Meski kulihat pria itu tidak takut sama sekali ia hanya tersenyum licik dan sesekali melihat ke arah atas sudut ruangan.''Jangan mendekat atau kau mati!'' Bentakku
''Hei,jangan seperti itu,aku tidak akan menyakitimu,kurasa kau mendengar dengan baik apa yang kukatakan tadi?'' Ia kembali melirik sudut atas ruangan
Aku juga mencoba melihat apa yang ia lihat,demi Tuhan,mereka bahkan memasang cctv diruangan ini dan sudah jelas bahwa mereka memantau semuanya. Itu artinya penculikkanku memang sudah direncanakan. Dasar orang-orang bejat!''Lalu apa maumu?'' Aku masih menodongkan pecahan vas itu.
''Hanya menjalankan perintahnya''
Aku mulai melunak tapi masih dengan dengan perasaan was-was.
Kujatuhkan pecahan itu dan mulai menangis.
Ia semakin mendekat padaku dan berusaha menenangkan.
''Kau hanya perlu menurutinya atau semua yang kau miliki benar-benar lenyap,dia tidak main-main dengan ucapannya'' ia berbisik kemudian mengecup leherku yang sontak membuatku kaget.
Oh Tuhan,tolonglah aku.
Tbc~
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Not Dating
Fanfiction...ketika Yoora dipertemukan oleh pria lain dan dinikahkan tanpa dasar cinta,bukan dari perjodohan,bukan dari paksaan orangtua melainkan sebuah kebetulan yang disengaja oleh seorang wanita yang tidak sama sekali ia kenali,selanjutnya kalian tebak sa...