Siang ini mataharinya cukup menawan... Aku sampai pusing menghadapi panas teriknya siang hari diperkotaan dengan keramaian disekitarnya(Celetuk laras dalam hati).
Aku datang dari pedesaan yang bertekad bersekolah kekota untuk memperbaiki nasip dan berharap kelak mendapatkan pekerjaan yang cukup layak, agar tidak seperti teman desa ku yang lain. Yang habis lulus SMP sibuk menanam padi atau membantu orang tua mengurus kebun dengan penghasilan yang makan saja pas-pasan.
Aku sangat berbeda dari anak desa lainnya, karna pikiranku yang berbeda dari mereka.Karna itu sesuai dengan namaku Laras Permata Sari. Ibuku selalu bilang namaku itu memiliki arti yang menarik yang sampai sekarang aku berpikir biasa saja dan berharap namaku memang membawa keberuntungan bagi orang lain.
Aku baru tiba diibukota saja sudah mengeluh bagaimana aku bisa tinggal dilingkungan seperti ini(pikirku) ah sudahlah tidak ada yang perlu disesali bukan. Tekad ku sudah kuat. Malu jika aku kembali kedesa dengan tangan kosong( sambil tersenyum dan mengelus dada untuk menguatkan diri sendiri).
Sambil memengang tas selempang yang berisikan baju bajuku, langkahku segera menuju rumah yang alamatnya sudah dituliskan ibuku diselembar kertas, ya aku akan menuju rumah bibiku yang tinggal diibukota ini untuk melanjutkan sekolah dan juga menghilangkan kerinduan sekian lama yang tidak berjumpa dengan bibi tersayang ku. Aku memanggilnya bibi Asih. Dulu bibiku tinggal dikampung bersama keluarganya dirumahku , karna kehidupan pada masa itu bibiku belum memiliki rumah, lalu memutuskan merantau keJakarta dan alhamdullilah sebulan setelah kelulusan SMP ku bibi tersayangku mengabari dan menawarkan ku untuk bersekolah disana karna kehidupan mereka sudah berubah ( begitu katanya) singkat cerita tak lama berjalan kaki setelah bus itu berhenti aku sampailah pada rumah sederhana yang cukup besar dan berpagar putih dengan mode rumah yang klasik dan bertuliskan no rumah 09. Tak berhenti disitu aku segera menekan bel dengan bahagianya.Tingg tongg.. tong tonggg(bel berbunyi)
Tak lama keluarlah wanita paruh baya dari pintu berwarna gelap yang tersenyum melihatku dan langsung memelukku. Ya aku kenal sekali rasa pelukan ini. Pelukan bibi Asih tersayangku. (Sambil berpelukan) rasanya masih sama. Sangat damai dan hangat. aku bahkan telah disiapkan satu kamar yang dindingnya kental sekali nuasa pink. Akupun tertawa dan menanyakannya pada bibi mengapa cat dindingnya harus berwarna pink. Bibi pun menjawab, karna memang kamar ini khusus dipersiapkan untukku dan karna aku perempuan bibi berpikir pink itu lemah lembut,cantik dan wanita sepertiaku akan menyukainya. Aku menggangguk dan mengiyakan nya. Dalam hati kecil kubicara kembali. aku berharap kehidupanku dimulai hari ini akan berubah dan kelak membuat bangga ibu dan bapak didesa dengan keberhasilan ku disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senjakala
Romanceseorang Badboy yang selalu bertikai dengan gadis periang murid terpopuler yang terkenal akan kecerdasan juga kecantikannya yang selalu disayang diyayasan swasta perkotaan ibukota. bagaimana kisahnya ? mari dibaca dan pantengin terus ya^^