ʙᴀᴅ ᴅᴀʏ

4.5K 283 17
                                    

Mencari pekerjaan bukanlah perkara yang mudah. Dengan gelar di belakang nama pun belum tentu menjamin pekerjaan setiap orang. Contohnya, Jeon Wonwoo. Pria berusia 23 tahun yang menyandang gelar Bachelor of Economics ini hanya menjadi karyawan kantoran biasa yang selalu menjadi umpan oleh teman-temannya. Belum lagi gaji di bawah rata-rata yang di berikan karena ia masih training. Oh ayolah, kehidupan di Seoul bahkan sangat mahal. Kau harus mengeluarkan berlembar-lembar won untuk biaya makan saja, belum yang lain.

Dan sudah terhitung dua bulan ia bekerja di perusahaan yang cukup bonafit dan sangat bersaing di Seoul.

"Oi Jeon Wonwoo, buatkan kopi." Seru pria berbadan tinggi besar yang merupakan karyawan 2 bulan lebih lama daripada Wonwoo.

Menolak pun ia sudah terbiasa disuruh-suruh. Dan menolak pun membuatnya semakin menjadi bahan perbincangan disana. Dan ia tak menyukai itu.

Wonwoo berjalan menuju pantry yang berada tiga lantai di bawah ruangannya.

"Sial. Liftnya rusak."

Dan berakhir dengan Wonwoo yang berjalan menyusuri tangga darurat. Yang akan membuat semuanya semakin lama.

Seumur-umur, selama dua bulan bekerja, ia belum pernah melewati tangga darurat sekali pun. Wonwoo hanya mengikuti instingnya, jika ada pintu dan disana ada tangga, maka itu tangga darurat. Tidak mempedulikan apa yang ia lewati benar tangga darurat atau ruangan darurat.

***

"Apa aku salah masuk?" Matanya menelisik di ruang yang ia dapati setelah melewati tangga pertama. Ruangan itu terlihat seperti penjara bawah tanah, namun dengan aroma maskulin yang sangat menusuk. Itu sangat menganggu indera penciuman Wonwoo.

"Mungkin melewati ruangan ini dulu baru bisa menemukan tangga lagi." Bukan Wonwoo jika tidak dengan 1001 alasan untuk penasaran ke suatu hal.

Dengan langkah perlahan ia berjalan membuka pintu mahoni besar yang sangat aneh ia temukan di tangga darurat.

Aroma itu semakin menusuk saat Wonwoo membuka pintu tersebut. Dan terdengar suara-suara berat saat ia semakin melebarkan bukaan pintu itu.

"Direktur Kim?" Pria dengan badan sempurna dan wajah tampan itu menoleh ke arah sumber suara. Alisnya bertaut tak suka saat orang asing datang di ruangan pribadinya.

Pupil matanya melebar saat orang yang di panggil Direktur Kim itu mendekat.

"Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya disini, siapa namamu?"

"Jeon─Wonwoo, saya Jeon Wonwoo." Balasnya sedikit tergagap. Baru kali ini Wonwoo melihat Direkturnya dengan keaadan shirtless di gedung kantor. Maksudnya, meskipun ini ruangan aneh ─entah untuk apa tujuannya─ tetap saja ini kantor. Bukan begitu?

"Aku tebak kau karyawan baru?" Wonwoo mengangguk kaku.

"Um─saya permisi Direktur Kim, sepertinya saya salah masuk. Saya tadinya di tangga darurat, tapi tiba-tiba saya tersesat disini. Mohon maaf menganggu, saya permisi." Wonwoo membungkuk hormat dan buru-buru meninggalkan ruangan aneh itu.

"Berhenti disitu," Wonwoo menghentikan langkahnya namun tidak mau berbalik untuk menatap Direktur Kim.

"Kau pikir setelah memasuki ruangan ini kau bisa pamit seenaknya?" Wonwoo berbalik, kini gantian alisnya yang bertaut bingung atas ucapan Direktur Kim itu.

"Ya?"

***

Dan disinilah Wonwoo, di ruangan darurat dan duduk di kursi di depan Direktur Kim dengan tangan terikat di belakang dan mata yang tertutup kain ungu.

[✔] Moonlight | MinwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang