Typos...
Kekhawatiran selalu membuatnya tak mampu berpikir lebih jauh. Yang ada dibenaknya hanyalah ketakutan akan pengkhianatan. Harus bagaimana lagikah lelaki manis itu bersikap? Ia manusia butuh ruang untuk dirinya sendiri, terkadang ia pun memiliki privasi yang mana orang lain tak boleh ikut campur di dalamnya, meskipun oleh kekasihnya sendiri.
Memiliki ketakutan merupakan hal yang wajar, hal yang manusiawi. Tapi bagaimana jika ketakutan itu malah berdampak buruk pada orang lain? Kehilangan memanglah hal yang menyakitkan, dan siapapun tak ingin mengalaminya. Tapi apakah wajar apabila dengan alasan 'terlalu sayang' dan 'takut kehilangan,' ia memaksakan kehendaknya pada sang kekasih? Yang mana malah membuatnya menjadi tertekan dan frustasi.
Kekasih yang begitu ia cintai dengan benar, dengan baik, dengan tulus. Tak pernah sekalipun Haechan berpikir untuk berkhianat ataupun mengakhiri hubungan yang telah mereka jalin hampir empat tahun lamanya. Pria itulah satu-satunya, pria yang membuat Haechan nyaman, membuat Haechan merasa berada di rumah. Ya, hanya Mark Lee. Namun cara ia menunjukkan kasih sayang pada Haechan salah.
...
Tepat satu tahun lamanya Mark dan Haechan menjalin kasih. Tak ada masalah berarti yang mengganggu hubungan mereka. Hanya ribut-ribut sebatas bumbu percintaan dikalangan remaja. Dan mereka mampu mengatasinya dengan mudah, pada akhirnya mereka kembali bermanis-manisan.
Hari demi hari mereka lalui dengan penuh kasih, saling mendamba satu sama lain seolah tak mungkin ada yang mampu menggantikan sosok masing-masing. "Haechan lahir dan tercipta hanya untuk Mark seorang" itulah kalimat yang sering Mark lontarkan untuk mengklaim Haechan sebagai miliknya. Haechan pun tak keberatan dengan hal itu, ia malah senang karena toh Haechan merasakan hal yang sama.
Mark adalah pribadi yang ramah dan mudah bergaul dengan siapa saja, sangat berbanding terbalik dengan Haechan yang susah akrab dengan orang asing. Bisa dihitung berapa ia memiliki teman dibandingkan dengan Mark. Namun Mark memiliki tingkat kesabaran yang cukup rendah, ia cepat emosi dan cenderung gegabah.
Haechan jarang bergaul dan cenderung pemalu. Haechan sebanarnya memiliki sifat yang cerewet, tapi hal itu hanya akan muncul saat ia bersama orang-orang yang dekat dengannya.
Semakin berjalannya waktu, mereka semakin menyadari ternyata ada begitu banyak ketidakcocokan diantara mereka; Mark yang lebih suka menghabiskan waktunya di luar rumah, sedangkan Haechan lebih suka mengurung diri di dalam kamar. Mark melakukan apapun yang ia ingin tanpa berpikir panjang dan tidak takut akan resiko. Haechan adalah seorang pemikir, sekecil apapun tindakan yang akan ia ambil, ia pasti memikirkannya dari jauh-jauh hari. Tentu saja untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan resiko yang muncul.
Haechan sangat cuek bahkan terkesan apatis. Ia bukannya tak peduli dengan apa yang terjadi disekelilingnya, ia hanya tak mau repot-repot mengurusi banyak hal yang bukan urusannya dan diluar kemampuannya. Sedangkan Mark? Sangat berkebalikan dengan lelaki manis itu, ia ingin tahu banyak hal, ingin membantu orang lain, bahkan terkesan ingin mencampuri urusan orang.
Mark kerap kali disebut Mr. Panic oleh teman-temannya. Karena ia selalu menganggap masalah sebagai sesuatu yang gawat, ia selalu tergesa-gesa dalam mengambil keputusan, pada akhirnya membuat dirinya panik. Padahal masalah yang dihadapi mungkin tidaklah separah itu. Seperti misalnya saat Haechan ketinggalan kotak pensilnya dirumah, padahal saat itu Haechan tak bermaksud meminta Mark untuk kembali kerumahnya untuk mengambilkan kotak pensil tersebut, toh dia bisa meminjam pada teman sekelasnya nanti. Tapi Mark tidaklah seperti Haechan yang selalu menghadapi masalah dengan tenang dan berpikir menggunakan kepala dingin. Ia terlanjur panik seolah-olah barang yang ditinggalkan oleh Haechan adalah salah satu organ tubuhnya. Maka saat itu juga tanpa mempedulikan Bell sekolah yang sudah berkumandang menandakan jam pembelajaran akan dimulai, Mark malah berlari menuju parkiran, masuk ke dalam mobilnya dan melajukannya menuju rumah Haechan. Untuk apa? Hanya untuk sekotak pensil ? Atau untuk menunjukkan betapa ia tak ingin mengecewakan Haechan sedikitpun? Sangat konyol memang. Dan Haechan tak membutuhkan kekonyolan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected [Markhyuck]
Fanfiction"Hyung, aku bukan boneka, kenapa kau selalu memperlakukanku seperti ini?"