Seru banget baca komen-komen kalian di chapter sebelumnya. Pada kocak-kocak 😂 Jadi makin semangat updatenya><....
"HYUNG! AWAAAASSS!!"
Mark terkejut, reflek menjulurkan satu tangan yang bebas dari kemudi menahan dada Haechan agar tidak terbentur dengan dashboard mobil meskipun sebenarnya Haechan sudah mengenakan sabuk pengaman, lalu seketika itu juga ia menginjak rem dalam-dalam sampai mobil yang dikendarainya benar-benar berhenti. "Hampir saja." Ucap Mark lega. Untung saja tadi Mark mengendarai mobilnya dengan pelan, sehingga kecelakaan bisa dihindari. Anak kucing yang tadi melintas dan hampir ditabrak oleh Mark pun akhirnya selamat.
Haechan tidak percaya dengan apa yang barusan hampir terjadi. Jantungnya berdetak cepat karena begitu terkejut dan apa-apaan tangan Mark di dadanya itu?!! Mencuri kesempatan, huh?
Tapi, Syukurlah anak kucing itu selamat, Haechan berucap dalam hati. "Kau tidak apa-apa?" Mark menatap Haechan khawatir. Perlahan ia menarik kembali tangannya dari dada Haechan. Membuat Haechan bisa bernapas lega.
Haechan menggeleng. "Maaf aku kurang hati-hati." Sambung Mark merasa agak bersalah.
"Tidak apa-apa, yang penting anak kucing itu selamat." Mark mengeluarkan senyum terpaksa, hampir saja mengalami kecelakaan karena menginjak rem terlalu mendadak, tapi yang Haechan khawatirkan hanya seekor anak kucing. Mark ingin menepuk jidat rasanya.
Mereka akhirnya melanjutkan perjalanan. Haechan merasa tidak asing dengan tempat-tempat yang mereka lalui. Itu membawanya pada kenangan masa lalu saat mereka masih bersama. Tempat-tempat yang Mark pilih untuk kencan mereka. Seolah Mark ingin memanggil kembali memori indah dulu, saat Haechan masih sangat bahagia ketika bersamanya. Hampir satu setengah jam mereka habiskan untuk bernostalgia dengan kenangan yang menempel di benak masing-masing. Mereka tidak mengeluarkan satu patah kata pun, larut dalam pikiran masing-masing dan menikmati sayup-sayup musik yang mengalun melalui alat pemutar musik di mobil itu. Musik yang selalu mereka dengar saat melakukan perjalanan jauh sengaja Mark putar untuk memperkuat usahanya agar Haechan kembali merasakan suasana indah dulu.
Tapi sayangnya Haechan dan pikiran bimbangnya sulit ditaklukkan. Bodohnya, bocah manis itu masih percaya dengan semua hasutan Jisung, apalagi ia juga masih percaya kalau Mark-lah yang menyusuruh orang untuk menganggunya saat dikantin. Hal itu membuatnya kembali ke masa kini, dan membuang jauh kenangan manis yang sempat Mark coba untuk bangkitkan. Tanpa sadar mereka telah sampai di salah satu tempat yang dulu menjadi tempat kencan mereka.
Letaknya di Chungmoro, Seoul. Gedung yang yang terdiri dari delapan lantai itu bernama kompleks Daehan Cinema. Disana menyediakan berbagai macam hiburan yang menarik. Tapi Mark akan langsung menuju lokasi tujuan yang menjadi favorit Haechan selama ini. Jika kalian ingat, Haechan sangat menyukai keindahan. Salah satunya bunga. Diantara semua bunga, Haechan sangat menyukai bunga matahari. Tapi, disamping bunga matahari ia juga menyukai bunga mawar.
Mark Memarkirkan mobilnya di basement, kemudian mereka memasuki Lift yang akan membawa mereka naik menuju lantai paling atas- ke lantai delapan. Ada perasaan senang ketika Haechan sampai di tempat tujuan. Mark membukakan pintu memberi akses Haechan untuk masuk lebih dulu. Tempat itu tidak berubah sama sekali, masih sama indah dan menakjubkan. Sebuah tempat kencan romantis yang di gadang-gadang sebagai 'taman langit' atau yang bernama Sky Rose Garden itu Berkonsep outdoor menawarkan pemandangan cantik dengan visual menyenangkan. Ratusan, bahkan ribuan bunga mawar berbagai warna juga menambah kecantikan suasana Kota Seoul dikala senja menuju malam menemani sinar lampu-lampu yang indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected [Markhyuck]
Fiksi Penggemar"Hyung, aku bukan boneka, kenapa kau selalu memperlakukanku seperti ini?"