Pagi ini, Bintang akan memulai hidup di lingkungan yang baru, tempat tinggal baru dan sekolah baru. Mungkin, dia juga akan mendapat teman baru hari ini.
Bintang memasuki ruang guru untuk bertemu guru wali kelasnya yang baru. Dia mulai mencari dimana meja sang guru, tak lama dia melihat sebuah meja yang tertata buku dengan rapih dan ada sebuah papan nama yang terletak disana. Yosi permatasari. Itulah nama guru wali kelas Bintang.
Bintang menghampiri meja guru itu dengan senyum yang sangat manis. "Assalamualaikum, bu. Maaf saya telat." Ucap Bintang memulai pembicaraan. Guru yang awalnya sedang sibuk bekutat dengan tumpukan buku buku itu kini beralih menatap Bintang. "Kamu, Bintang Devalova Reynatha? Anak baru yang pindahan dari Bandung?" Tanya guru itu.
"Iya, bu. Panggil saja Bintang." Balas Bintang dengan sopan dan dihiasi oleh senyuman manis diwajah cantiknya.
Guru itu berdiri dari tempat duduknya, lalu membereskan buku buku yang baru saja di kerjakan. "Kebetulan, saya juga akan mengajar kelas XI IPA1 sekarang. Jadi sekalian kamu saya antar lalu langsung mengikuti pelajaran saya." Ucap bu Yosi. Dia mengambil tasnya lalu mulai berjalan di depan Bintang.
"Baik bu," Balas Bintang ramah.
Bintang mengikuti langkah guru itu. Mereka berjalan beriringan sambil mengobrol agar lebih dekat. Ternyata guru ini adalah guru mata pelajaran Biologi. Pelajaran ini sangatlah disukai oleh Bintang.
Saat Bintang dan bu Yosi berjalan menuju kelas, tidak sengaja mereka berdua melihat banyak siswa maupun siswi yang sedang melihat sesuatu. Karna penasaran Bintang dan bu yosi mendekati kerumanan itu.
Saat mereka sudah dekat, ternyat siswa dan siswi ini sedang menontoni perkelahian dua orang siswa. Perkelahian itu membuat banyak murid murid lain menontonnya.
"LANGITTT!!! ARSEN!!! SUDAH BERHINTI!!! SEMUA BUBARRR!!!" Teriakan bu Yosi sukses membuat semua siswa maupun siswi bubar dan mengeluarkan sorakn sorakan kecewa. Namun, teriakan itu tidak terpengaruh pada seorang pria yang masih saja memukuli lawannya sudah tersungkur rapuh.
"LANGITTT!!!" Teriakan Bu Yosi yang kedua kalinya sukses membuat lelaki yang terus saja menghajar lawannya itu berhenti.
"Arsen! Langit! Kalian ibu tunggu di ruang BK saat jam istirahat nanti! Sekarang kalian berdua masuk kelas!" Perintah bu Yosi. Satu orang yang tersungkur rapuh itu sudah mulai berdiri dan memasuki kelasnya, sedangkan yang satunya lagi masih berdiri di depan bu Yosi.
"Langit! Nggak bosen ya kamu! Selalu bikin ulah! Jangan mentang mentang ayah kamu adalah ketua yayasan sekolah ini! Kamu bisa seenaknya ya!" Ucap Bu Yosi yang langsung di respon dengan tatapan tidak suka oleh siswa yang bernama Langit itu.
"Saya nggak seenaknya bu! Dia yang bikin saya emosi!" Ucap Langit membantah.
Bu Yosi melebarkan matanya. "Sudah! Tidak usah banyak alasan! Sana masuk kelas!" Perintah bu Yosi.
"Emang ya, kalo orang bener selalu aja nggak pernah didengerin! Pantas saja negara ini nggak maju maju! Orang benar dianggap salah! Sedangkan orang salah dianggap benar! Dasar sampah!" Ucap Langit sambil menekan ucapan sampah.
"Jaga ucapanmu, Langit!" Balas bu Yosi yang mulai kehabisan kesabaran. Langit tersenyum sinis. "Kenyataan nya seperti itu bu. Orang benar tidak pernah dihargai! Sementara orang yang salah, sampai disembah!" Balas Langit. "Sampah!" Lanjutnya.
Bu Yosi benar benar kehabisan kesabarannya. "Langit! Kamu..." belum sempat bu Yosi menyelesaikan ucapannya, Langit malah berjalan melewati bu Yosi dan Bintang. "Sudahlah bu! Saya capek untuk mendengarkan celotehan ibu! Saya mau balik kekelas." Ucap Langit dengan santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT
Teen FictionCover by @Antyestivalda Plagiat dilarang mendekat... Tolong kasih saran kalau aku salah... Jangan lupa juga setelah membaca budidayakan Vote and Comment yaaa... -ceritanya dijamin seru -nggak bakal ngecewain para pembaca... -update nya suka...