Prolog

66.4K 3.5K 147
                                    

Seorang lelaki menarik senyum bangga tatkala gadis di hadapannya menunduk seolah menyembunyikan semburat merah pipinya.

"Kalo blushing gini, kamu makin imut aja." goda lelaki itu, seolah tak puas sebelum melihat rona di pipi gadis itu.

"Udah dong No, aku malu tau...." cicit gadis itu sambil menapik rasa malunya dengan menyeruput jus jeruk di sisinya.

Nino mengambil tangan sang gadis dari gelas itu, "Jadi kamu nggak percaya sama aku? Aku serius waktu bilang kamu itu perempuan paling ngegemesin yang pernah aku lihat." ujarnya dengan suara yang dibuat serendah mungkin, yang mana itu makin membuat kencang debar jantung sang gadis.

"Kalo dia nggak percaya, mana mungkin pipinya semerah itu." bukan, itu bukan suara gadis di hadapan Nino. Tetapi suara orang lain yang ada di sisi Nino.

Nino meringis, tanpa menoleh pun ia tahu siapa yang berdiri di dekatnya itu. Berbeda dengan sang gadis yang mengerutkan alis ketika melihat seorang perempuan cantik berdiri diantara mereka. Kebingungannya semakin menjadi kala Nino tiba-tiba melepas genggaman tangannya.

"Lo siapa?"

Bukannya menjawab, perempuan cantik itu malah mengambil tempat duduk di sisi lain, hingga kini ia duduk diantara kedua sejoli itu.

"Emangnya Nino nggak cerita tentang gue?" kini pandangan gadis itu mengarah seutuhnya pada Nino.

"Kamu kenal dia, No?" senyum perempuan cantik itu terangkat sebelah, ia tak habis pikir kenapa Nino tak menjawab pertanyaan gadis itu dan malah milih menundukkan kepala, seolah menyesali perbuatannya.

"Biar gue aja yang perkenalkan diri," perempuan cantik itu mengulurkan tangannya, "gue Airin, Kakaknya Muhammad Nino Brigit."

Nino membulatkan matanya, ia melirik gadis di hadapannya yang sepertinya mulai mempercayai ucapan Airin.

"Ohh... kenalin Kak, aku Gita." balas gadis itu sungkan.

"Jadi... lo kenal Nino dimana?"

"Aku sama Nino satu kampus Kak. Nino itu Kakak tingkat aku."

"Trus kalian ketemu karena ada tugas kampus?"

Gita mulai melirik Nino seolah meminta pertolongan dari lelaki itu, "Nggak kok, kita... ketemu karena-"

"Kayaknya gue nggak bisa anter lo pulang deh Git, gapapa kan?" Nino tiba-tiba menyela dengan berdiri dari tempat duduknya.

Gita menatap Airin sekejap lalu mengangguk paham, "It's okay."

Kemudian Nino menarik tangan Airin, "Ayo pergi."

Airin tak memberontak, ia mengikuti langkah Nino setelah pamit pada Gita.

Selama perjalanan, pikiran dan hati Nino kacau. Ia menggigit bibir bawahnya, berharap Airin tidak marah seperti perempuan pada umumnya. Namun tiba-tiba Nino merasakan pegangan tangannya dilepas paksa Airin, membuat langkah keduanya ikut berhenti. Ragu-ragu Nino membalikkan badannya.

Airin berkacak pinggang sembari menunjukkan wajah kesalnya, "Katanya mau ngajak makan es krim." ujarnya merajuk.

Nino menolehkan kepala kala Airin menunjuk sebuah kedai es krim tepat dimana mereka berdua berhenti.

"Jadi nggak?" sudut Airin.

Tanpa sadar senyum Nino mengembang, ia seharusnya tahu jika Airin tidak seperti perempuan pada umumnya. Airin itu istimewa. Coba kalian pikir, perempuan mana yang ingin makan es krim setelah tahu sang pacar selingkuh di depan matanya sendiri? Dan seharusnya sudah sejak awal Nino sadar jika perempuan itu hanya Airin.

Nino menghampiri Airin lalu mengacak-acak rambut perempuan cantik itu, kemudian tangannya bergerak menarik pinggang Airin mendekat, "Kalo Irin yang minta, Ino bisa apa?"

Airin mendengus geli walau pada akhirnya ia ikut melangkah masuk kedai es krim dengan tangan Nino yang masih di pinggangnya.

****

Hai haii...

Akhirnya aku kembali ke dunia oren ini stlh sekian purnama hiatus. Aku kembali dgn cerita baru yg pastinya akan lbh seru dan menarik utk diikuti.

Eh iya, ini tuh cerita bukan FANFICTION ya!! Walaupun begitu, aku punya visual tersendiri buat Airin dan Nino.

Eh iya, ini tuh cerita bukan FANFICTION ya!! Walaupun begitu, aku punya visual tersendiri buat Airin dan Nino

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Muhammad Nino Brigit

Airin Natta Cendana

Kalo kalian gasuka visual diatas, kalian bisa bayangin visual versi kalian kok. Aku ga maksa. Cuman pas nulis cerita ini, aku membayangkan visual Airin dan Nino dgn Irene dan Mino.

Salam hangat,
Bluerosebae🌷

My Precious Girlfriend ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang