Pagi hari Selasa yg cerah seorang perempuan sedang membaca novel di tempat duduknya, dia tidak belajar karena guru sedang rapat.
"Gisel.. sini donk Kita ngegosip sekalian foto" Teriak Sashilla dgn suara nyaring.
"Nanti ya gue lg lanjut baca novel nih" jawab Gisel yg masih fokus pd novelnya.
Tiba-tiba Alesska datang dan menarik tangan Gisel,membuat Gisel meringis kesakitan.
"Aww" Ringis Gisel ketika pergelangan tangan Gisel merah.
"Lu lama, ayo gc kita ngegosip. Udh lama kita Gk foto-foto nih" Kesel Aleska.
"Tapi gausah narik jg, sakit tau" Jwb Gisel dgn cemberut.
Aleska,Sashilla, Sifa dan Gisel duduk di pojok tengah sambil memgetawakan apa yg mereka bicarakan tadi.
Seorang laki-laki dgn postur tubuh tinggi, dan tegap menghampiri mereka yg sedang sibuk mengambil gaya untuk berfoto-foto.
"Leska punya rautan gk? Pensil gue patah nih" Tanya seorang laki-laki sambil menunjukkan pensil nya.
Aleska yg mendengar namanya di panggil pun menengok dgn ketiga sahabatnya juga yg baru bergaya untuk berfoto.
"Gue gak puny-" omongan Aleska terputus ketika Gisel langsung membuka tas nya dan mengambil rautan milik nya.
"Ini gue punya" Tawar Gisel sambil menyodorkan rautan milik nya kepada Gibran. Yaps, cowo yg memiliki postur tubuh tinggi dan tegap itu bernama Gibran. Cowo yg plg diam di kelas dan gk pernah ngomong kecuali perlu sesuatu atau menanyakan sesuatu.
"Nih Sel" Ucap Gibran sambil memberi rautan milik Gisel.
"Sama-sama" Ucap Gisel memberi kode supaya Gibran berterima kasih kpd nya. Namun usahanya nihil, Gibran tidak mengubris kata-kata Gisel dia berlalu dan langsung pergi meninggalkan Gisel dan 3 sahabatnya.
Bel istirahat telah usai, kini para murid berhamburan masuk kedalam kelas.
"Sel duduk sm gue yuk, Gue sendirian Nih" Ajak Aleska yg duduk paling belakang.
"Nanti Sifa sm siapa?" Tanya Gisel, dan Sifa yg mendengar pun langsung menengok.
"Ydh sono lu duduk sm Aleska aja, gue mao duduk sm Iqbal dulu" Usir Sifa dgn halus. Memang semenjak Sifa pacaran dgn Iqbal dia selalu duduk berdua dan bahkan Gisel sering di suruh untuk pindah-pindah tempat karenanya.
Bu Ansa pun mulai menjelaskan materi pelajar untuk ulangan seminggu yg akan datang. Suasana kelas begitu hening karena Bu Ansa selalu menjelaskan seperti dongeng yg bikin suasana ngantuk. Terlihat sudah ada 3 anak yg tertidur pulas di meja, diantara mereka adalah Sashilla dia mengorok begitu besar sampai air liur nya menetes di meja."Suara siapa itu?" Tanya bu Ansa ketika mendengar suara ngorok dari mulut Sashilla.
Bu Ansa menuju deretan meja Sashilla dan beberapa menit kemudian bu Ansa menjewer kuping Sashilla.
"Ahhhh! Ganggu lo Bel, gue masih ngantuk. Lo gtau apa td bu Ansa Abis nge dongeng in kita? Emg lo g ngantuk apa?" Tanya nya dgn nada yg serak serta mata yg akan tertutup kembali.
Bu Ansa yg mendengar cerita Sashilla pun mulai emosi dan menjewer kuping Sashilla hingga merah.
"Awww sakit taa-" jawaban Sashilla terputus ketika melihat org yg menjewer kuping nya.
"Ehh ibu, kok makin cantik? Pke bedak apa sih bu? Saya jd iri deh" Cengir Sashilla sambil cengengesan dan mengelap bekas air liur di bibirnya.
"SASHILLA SUCIANY!! keluar kamu dari kelas sekarang!" Bentak bu Ansa dan membuat seluruh siswa diam tak bergeming sedikit pun.
Sashilla jalan menuju keluar pintu sebelum dia keluar pintu dia melewati bu Ansa dan membelakanginya, seketika niat jahil pun muncul dalam
Pikiran Sashilla dia menggosokan tangannya yg bekas dgn dia mengelap mulut nya tadi ke kerudung bu Ansa, tanpa sadar sekelas tertawa melihat aksi Sashilla.Bu Ansa yg merasa dirinya di tertawakan pun langsung marah dan menengok ke arah anak-anak yg sdg menertawakannya.
"SASHILLA SUCIANY!,KELUAR ATAU KAMU KE RUANG BK SEKARANG!" Marah bu Ansa.
Sashilla lari keluar kelas menuju toilet untuk membasuh muka dan membersihkan bekas-bekas air liur nya yg mulai berkerak.
Hei. Jijik bukan bikin cerita kyk gini? Tapi ini fakta😆
VOTEMEN NYA!
KAMU SEDANG MEMBACA
GIBRAN DAN GISEL
Jugendliteratur"Dasar cowo kulkas!, gue yakin lo bakal jatuh cinta sama gue!" "Terserah." "Gibran!!! Ngeselin bgt si lo" "Bodo"