Hari sedang cerah, awan pun berkumpul mengimbangi teriknya cahaya matahari. Ketika melihat langit waktu itu, aku merasa bersyukur karena aku masih diberikan kehidupan oleh sang pencipta. Sehingga masih bisa melihat langit ciptaannya yang begitu indah.
Tapi entah mengapa, hatiku begitu resah memikirkan seseorang yang telah lama menghilang. Lalu aku bertanya, apakah aku harus mencarinya? Bagaimana cara aku menemukannya? Pertanyaan itu terus menerus terngiang di dalam pikiranku. Semalaman aku tidak bisa tidur lelap karena terus memikirkannya.
Keesokan harinya aku memberanikan diri untuk mencari dia. Berawal dari tidak memiliki sedikitpun informasi kakiku melangkah dengan sendirinya mengikuti naluri.
Izinkan aku bercerita tentang dirinya. Kami dulu adalah teman masa kecil. Bermain dan tertawa bersama adalah keseharian kami. Sampai aku duduk di sekolah menengah pertama kami pun terus bersama. Kebersamaan kami pada waktu itu bagaikan dua orang insan yang takkan pernah terpisahkan.
Seiring berjalannya waktu, kami pun harus berpisah karena beberapa faktor. Dia harus pindah ke kota lain. Sedangkan aku harus menetap di kotaku sambil berharap dia akan kembali. Dia pun pergi tanpa memberitahu kemana aku harus menghubunginya. Akan tetapi, senyum manis yang dia perlihatkan ketika dia pergi adalah bukti, bukti kepercayaanku bahwa memang kita akan bertemu kembali suatu saat nanti.
Langkah pertamaku adalah menemui sahabatnya ketika sekolah dulu. Ternyata, sahabatnya langsung memberitahu padaku bahwa dia telah kembali sejak satu tahun lalu. ketika mendengar kabar tersebut hatiku tambah yakin ini adalah pertanda bahwa aku telah mengambil keputusan yang tepat.
Akan tetapi, sahabatnya tidak mengetahui nomor mana yang harus aku hubungi. Karena kontak yang dia miliki ternyata sudah tidak aktif.Kemudian, Akupun kembali dengan rasa kecewa. Singkat cerita, beberapa bulan sudah berlalu. Aku sudah mencarinya kemanapun. Dengan rasa yang hampir menyerah akupun berhenti sejenak dan bersabar. Beberapa minggu aku berhenti untuk mencarinya tiba - tiba sahabatnya kembali menghubungiku. Ternyata sahabatnya memberi kontak dia yang baru. Wah.. Aku merasa tertolong sekali. Di sela perasaan yang hampir menyerah, aku merasa bangkit kembali. Dan kembali yakin untuk segera menghubunginya.
"Terkadang bersabar dalam melakukan sesuatu tanpa perlu terburu - buru itu lebih baik dibandingkan mengambil keputusan dengan gegabah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Melangkah Pergi
RandomSeberapa jauh langkah ini akan membawaku pergi?. Apakah aku akan terus terperosok dalam lautan kesedihan sebab luka yang kau timbulkan.