"Males banget deh, pengen libur." Ucapku yang masih berbaring di kasur.
"Bangun!!! Bangun gak? Bangun!!!" Saut mamaku yang sedari tadi membangunkanku.
"Ehh ... iyahh mahh." Jawabku sedikit jengkel.
Setelah siap aku berangkat ke sekolah. Lalu, yang kudapati hanya kelas kosong yang tertata rapi. Kelas 12 dimana aku berstatus pendidikan seperti itu. Bersekolah di SMA Nusantara dengan berseragamkan putih abu-abu. Hampir 3 tahun aku bersekolah di sekolah ini, aku sudah tahu seluk beluknya dan renovasi yang terjadi.
"Cindi." Saut seseorang diambang pintu. Dia adalah teman sebangkuku, entah kenapa moodku langsung turun setelah melihatnnya.
"Eh Santi." Sapaku fake. Segeralah dia duduk disampingku.
Aku segera mengambil ponselku dan mencari sesuatu yang menarik. Aku gak mau kalo harus debat dengannya mengenai sesuatu atau mengobrol yang aku tak suka.
Dia juga mengerti jika aku buka ponsel aku tak ingin diganggu.
-flashback-
Hari pertama sekolah setelah berkhirnya MOS yang menyeramkan itu aku menunggu di didepan pintu kelas yang masih terkunci. Setelah bel berbunyi pintu dibuka, dan semua berebut kursi yang bagian belakang. Aku heran, biasanya semua ingin duduk di kursi paling depan. Aku segera mengincar kursi paling strategis.Tak lama ada seorang siswa perempuan yang bertanya padaku "boleh duduk bareng?" Tanyanya.
Dalam hati aku ingin sekali menolak karena aku kurang suka dengan tampilannya. Dia terasa aneh. Tapi dari pada aku gak dapat teman duduk lebih baik aku bareng dia.
"Hm.. boleh." Jawabku terpaksa.
Awalnya aku bertanya mengenai nama dan asal sekolah. Hanya itu, aku belum mau berbicara banyak.
Setelah itu, kami diharuskan pindah posisi tempat duduk untuk kelancaran mengajar. Awalnya aku setuju agar aku bisa mengobrol dengan yang lain.
Setelah pengocokan aku harus pindah ke bangku ke 2 baris pertama dekat meja guru. Semua setuju, dan kami akan memulainya besok.
Saat pagi aku bertemu temanku yang lain.
"Cindi. Boleh gak tukeran tempat duduk? Aku ke bangku kamu dan kamu ke depan." Tuturnya dengan lebut, namanya Monica."Tentu, aku tak keberatan." Jawabku santai karena itu bukan Masalah besar.
Tak beberapa lama Shinta datang dengan menenteng tasnya sedangkan aku sedang berada di WC mengantar temanku Hani.
"Loh kok disini? Bukannya harus disitu?" Tanyanya sedikit ngegas.
Lalu Monica menghampiri "dituker karena aku pengen duduk disini. Boleh yah?" Tanyanya agak sedikit gugup melihat wajahnya yang setengah marah.
"Ih kok gituh? Gak keliatan disini mah!" Ujarnya marah dan bukanya menyelesaikan masalah dia hanya membanting kursi miliknya lalu duduk dan menangis. Monica merasa bersalah, dia meminta maaf dan memperbolehkan posisinya seperti semula tapi Shinta acuh pada perkataannya.
Saat aku masuk kelas semua berbisik. Lalu Shinta memandang diriku sinis.
Dari situlah aku sadar, teman sebangkuku tempramental dan childis.
_______________________________________Yang percaya pandangan pertama silahkan nilai karya saya di sub Bab pertama ini. Semoga kalian stay terus....
KAMU SEDANG MEMBACA
Cikal
Teen Fiction"sebagai anak pertama kamu harus siap dengan keadaan kamu. harus lebih dewasa. dan harus sukses." tutur mama. "iya mah." jawabku. - just read and comment guys..