Chapter 2

352 19 2
                                    

“Karena cinta selalu menjadi bagian yang paling hangat”

Cho KyuHyun

***

            KyuHyun menatap sketsanya yang telah rusak. Ia menggaruk kepalanya yang tak gatal. Melihat jam dinding yang hanpir menunjukkan pukul 7 pagi. Laki-laki itu berdehem dan berjalan ke pantry, mencari bubuk kopi. Ia akan begadang lagi menyelesaikan sketsanya, mengulang atau menggantinya dengan lebih baik.

            KyuHyun menuangkan air panas ke dalam gelasnya. Mengaduknya pelan dan membawanya ke meja kerja. Ia memang lebih menyukai tinggal di gedung teater daripada di rumahnya sendiri. Pintu itu terbuka, KyuHyun melirik sekilas saat seorang gadis dengan mantel berwarna hitam membukanya. Rambutnya di belah tengah, ia menggenggam tas hitam. Bibirnya merah menyala. KyuHyun berjengit memperhatikan penampilan gadis yang baru saja datang.

            “Oh, aku datang tepat waktu,”ucap Lexa pelan, ia menutup pintu itu perlahan, kemudian meletakkan tasnya.

            KyuHyun mendelik.

            “Kau memang harus datang tepat waktu, dan...kau mengenakan pakaian tidur?” Tunjuk KyuHyun memperhatikan pakaian putih yang melekat ditubuh Lexa.

            “Ah, ini aku baru pulang dari pemotretan, apa ini aneh?” Lexa bertanya, ia menunjuk-nunjuk pakaiannya.

            “Dan akh, apakah aku boleh menggunakan kamar mandi di sini? Aku belum mandi,”sahut Lexa, ia mengendus pakaiannya sendiri.

            KyuHyun ternganga. Ia meneguk kopinya dua kali.

            “Bukankah di sini kau mau membantuku?”

            KyuHyun berdiri. Wajahnya menatap kesal. Lexa mengedipkan matanya.

            “Aku akan membantumu setelah aku mandi,” ucap Lexa. Gadis itu menyapukan pandangannya. Ia langsung meraih tasnya dan masuk ke dalam kamar mandi. KyuHyun menghembuskan napas berat. Ia menggelengkan kepalanya.

            Pria itu menggeserkan kursinya. Ia duduk kembali, ia mulai menatap sketsanya lagi. Keningnya bekerut saat mendengar suara dari arah kamar mandi. Gadis itu bernyanyi dengan sumbang. KyuHyun meraih earthphone-nya, memutar lagu kesukaannya. Ia mengetuk-ngetukkan pensilnya. Laki-laki ini hampir tersedak dan menyemburkan kopinya saat melihat seorang gadis berdiri di hadapannya sedang mengeringkan rambutnya. Ia basah kuyup.

            KyuHyun tergagap. Ia mendongakan kepalanya.

            “Apa yang kau lakukan hah!” Bentak KyuHyun.

            Lexa terkejut.

            “Mengeringkan rambutku,” gugupnya.

            KyuHyun berdiri. Ia berbalik. wajahnya memerah. Ia tak pernah melihat gadis seperti ini sebelumnya. Bagaimana mungkin seorang gadis hanya mengenakan pakaian tipis di hadapannya? Rambutnya yang basah, dan ia tak ingin banyak melihat lagi. Penampilan gadis itu seperti gadis penggoda. Ia memamerkan pahanya, rambutnya yang basah. KyuHyun melangkah pelan.

“Apa aku melakukan kesalahan lagi?” Tanya Lexa, bingung.

KyuHyun berbalik menatap Lexa,”Ya, kau melakukan kesalahan lagi, berpakaianlah yang benar, aku tidak menyukai cara berpakaianmu,”cecar KyuHyun. Ia melemparkan jaketnya pada Lexa. Kemudian menjauh.

Lexa terdiam. Ia tersenyum miring. Seingatnya, tak ada satupun diantara pria yang tidak menyukai penampilannya. Tak ada satupun pria yang akan menundukkan matanya karena malu ketika melihatnya, dan tak ada satupun pria yang mau memberikan jaketnya pada hanya untuk menutupi bagian tubuhnya. Gadis itu tertawa kecil, memandangi punggung KyuHyun. Pria itu berbeda. Lexa tersenyum simpul.

The Day I Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang