Hari yang sunyi.
Aku tak mengerti kenapa begitu cepat. Padahal baru kemarin kita ngobrol sampai tak ingat waktu. Disisi lain, aku tahu aku bukan orang yang spesial bagimu. Namun, sampai saat ini aku masih menganggapmu seperti wanita yang bukan biasa-biasa saja. Ibaratnya kita itu seperti teman baik, kau mau mendengarkan ceritaku, dan aku selalu mau mendengarkan ceritamu.
Anehnya, tingkahmu sedikit membingungkan. Terkadang kau menganggap ku seperti kekasih. Terkadang kau menganggap ku seperti teman biasa. Dan terkadang kau menanggap ku bukan siapa-siapa.
Dan anehnya lagi, aku selalu menganggap tingkah mu yang sedikit mempedulikan ku itu terlalu serius. Sampai aku lupa kalau hubungan kita itu hanya sebatas pertemanan.
Disini aku hanya bisa berharap. Berharap kau bisa bahagia selalu, meski nantinya aku tak bisa menghubungi mu lagi. Walaupun bahagia mu tak sepenuhnya dari diriku. Tapi percayalah, didalam hati kecil ku tak mau meninggalkan mu, apalagi sampai melupakan mu. Itu sangat berat.
Terima kasih atas hari-hari mu yang sudah mau menemani ku hingga saat ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Puitis Amatir
Ficção Adolescentesebuah putis amatir yang di ambil dari kisah para remaja.