Warning!!! Latar cerita ini di Seoul, Korea. Tapi rasa Indonesia gitu, hehe. Jadi... ya nikmatin aja :D
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
---
Kang Taehyun baru saja memasuki kamarnya yang masih gelap, lampu kamar belum ia nyalakan sejak tadi siang. Alih-alih menyalakan lampu, Taehyun justru duduk dengan gusar di kursi belajarnya. Rahangnya mengeras, matanya memerah.
Hari ini menjadi hari yang tidak pernah Taehyun sangka dan hari yang tidak pernah ingin Taehyun rasakan.
Melihat temannya, Choi Soobin...
Argh!!!
Kejadian beberapa jam lalu terus berputar-putar di atas kepalanya, seperti film yang diputar ulang. Hatinya berkata tidak percaya, namun di balik itu ia terpukul sangat kuat saat matanya melihat kenyataan yang ada. Taehyun tidak bisa mengeluarkan air mata seperti Yeonjun, tidak bisa mengatur emosi seperti Beomgyu, tidak bisa juga menerima kenyataan seperti Hueningkai.
Taehyun hanya bisa melihatnya secara langsung dan tidak akan pernah bisa mencegahnya. Cowok itu mengacak-acak rambut frustasi, tangannya mengepal erat hingga otot-ototnya terlihat. Taehyun sangat menyesal, sangat yang teramat menyesal.
Taehyun mengambil pulpen, menyalakan lampu belajar, dan menuliskan sesuatu perihal teman baiknya, Choi Soobin. "Soobin hyung, bukan ini caranya!" desis Taehyun dengan getir.
Bahkan Taehyun masih ingat sekali, telinga dan matanya masih dapat merasakan tawa ceria Soobin kemarin. Apakah ini tanggal 1 April? Hah, lelucon yang sangat tidak lucu, Choi Soobin.
Beomgyu, Hueningkai, Yeonjun, dan Taehyun sama sekali tidak membutuhkan lelucon di hari ini-lebih tepatnya, mereka berharap hari ini bukan jadi hari yang menghilangkan tawa Choi Soobin untuk selamanya.
Tapi... sayang, harapan mereka datang terlalu terlambat.
𝓣𝓸 𝓑𝓮 𝓒𝓸𝓷𝓽𝓲𝓷𝓾𝓮𝓭...
Gain TXT mutuals Twt : taerrykyu _______ ┊┊┊┊. ┊┊┊★ . ┊┊┊. . ┊┊★ . Akan di Update setiap ┊┊ . . Hari Sabtu gaes... ┊┊. . ┊★ . . ★. .
