satu;

31 5 3
                                    

10.20

"Veroooo" teriakku sambil menghampiri meja Vero,melihat dia melumat pulpen yang dipinjamkan olehku.

"Jorok banget sih lu,kurang makan apa?sampai pulpen aja lu makan" ucapku dengan nada orang yang sedang marah.

Tapi Vero tetaplah Vero dia tidak akan takut jika aku memarahinya,dia akan terus menjahiliku,karena itu sudah salah satu hobi Vero dari kecil.

"Santai dong Ra,kan pulpen lu banyak,sedekahin satu pelit amat." Jawab Vero dengan wajah tanpa dosanya.

"Bukan masalah banyak nggak nya,tapi dari sekian banyak pulpen gue,abis sama lo dipake corat coret dan diabisin sia-sia, kalau lo pake untuk belajar atau menulis catatan walaupun pulpen gue abis sih gapapa." Gerutuku.

"Iyaiyaiya cerewet lu pendek,tembem,iduup lagi. Ngeselin nih cebol"

"Daripada lu,jorok,tengil,jail,dasar cengos" jawabku tak mau kalah.

Pahri yang sebangku dengan Vero sekaligus sahabat di kelasnya terganggu oleh acara perselisihan antara aku dan Vero.
"Udah udah kalian kenapa sih berantem mulu kerjaannya,ganggu gue tidur aja tau gk? Apa perlu gue masukin sambel nya ibi kantin biar lu pada diem?" Omel risih dari Pahri dan langsung mendapatkan tatapan sinis dariku dan Vero.

Sontak membuat Pahri tegang karena mendapat tatapan sinis.

"Wuiiish,santai kali,gue cuma kebawa mimpi aja tadi,yaudah sana lanjutin berantemnya" ucapnya dengan wajah ketakutan.

"Nauraaa,tugas lo udah selesai beluuum?" Teriak Hana teman sebangkuku sekaligus sahabatku.

Kelas kami sedang pelajaran matematika dan bu Isma hari ini tidak masuk,jadi kami diberi tugas dan harus diselesaikan hari itu juga.

Aku menepuk jidat dengan pelan.
"Gue hampir lupa sama tugas, gara-gara lo nih" ucapku sambil menunjuk Vero.

"Kok jadi gue,siapa suruh lu kesini"

"Argh,tau deh" dengan wajah kesal aku menghentak hentakan kakiku ke lantai menuju bangkuku.

Akupun langsung duduk di kursi kosong yang ada disebelah Hana.

"Udah sampai mana Na?" Tanyaku.

"Sama kek lu,gue bingung nih nomor 10 gimana caranya?" Tanya Hana sambil menggaruk pelipisnya yang tidak gatal sebagai kode dia sedang kebingungan.

" coba kita cari dulu bareng" jawabku.

Hana mengangguk dan mengacungkan jempolnya sebagai jawaban 'siap'.

Setelah aku berhasil menemukan jawabannya, aku menjelaskan caranya kepada Hana.
Dan langsung dikerjakan oleh Hana.

"Yaap berees" ucap Hana sambil menyimpan alat tulisnya.

Tiba tiba Vero mendekat ke bangku aku dan Hana

" eh Ra, ajarin matematika dong, gue gak paham nih" ucap nya sambil duduk didepan bangku aku dan Hana.

"Tumben minta ajarin,biasanya juga nyontek lu mah" ucapku sinis.

"Yah gimana sih lu,kan gue itu pingin berubah menjadi anak yang pintar,cerdas dan berbakat" ucapnya tak mau kalah.

Untuk mempersingkat waktu akupun menurutinya mengajarkan matematika kepada Vero, semua dari rumus sampai dengan caranya aku ajarin, sampai Vero paham.

"Gimana?" Tanyaku setelah mengajarinya.

" paham tapi mudah dilupakan Ra" ucapnya.
"Tapi gpp deh, ntar gue berusaha keras lagi dirumah, makasih btw" lanjutnya.

" nah gitu dong, jadi Vero yang bisa berusaha keras,pantang menyerah" ucapku memotivasi Vero.

" iya dong, gue kan pingin pinter matematika kek gebetan gue" songong Vero.

" lu punya gebetan?" Tanyaku sambil menahan tawa.

"Punyalah, gue juga manusia normal kek orang orang. Mempunyai rasa cinta dan kasih sayang dengan lawan jenis"

" ohh .. lu manusia? "

" alien Ra" jawabnya sinis.

Dan akupun mengeluarkan tawaku yang sejak tadi ditahan.

" kalau lu Ra? Punya gebetan?" Tanyanya.

" gue? Hemm ... gak" jawabku biasa.

" berarti lu gak normal " ledeknya.

" yeuu gue mah masih fokus belajar , gk terlalu memikirkan hal hal yang berhubungan dengan cinta." Jawabku.

"Yeu awas aja lu kalau udah ngenal cinta, dan lu punya gebetan yang gak peka, lu sampai nangis nangis gak jelas dikamar"

" mungkin ngga " jawabku aneh.

" serah lu deh, yang penting gue yakin lu pasti bakal ngerasain cinta atau suka dengan lawan jenis nya, lu akan dibuat rindu, tangis karena gakada kabar, baper karena perhatiannya juga" jawab Vero sambil kembali ke tempat duduknya.

Akupun dibuat kebingungan, memikirkan kata kata dari Vero tadi.
Apakah benar setiap manusia yang mempunyai rasa kepada lawan jenisnya akan merasakan rindu? Sedih? Dan juga Kebawa perasaan?















HALO GAIS, MAAP YA AKU ULANG ULANG CERITA INI.
GATAU KENAPA GAIS, KEK NYA WATTPADKU ERROR
DAN CERITA INI TUU NGILANG SENDIRI GITUU.
JANGAN BOSEN YAA PARA READERS.
TERUS PANTENGIN NIH CERITA WKWKWK
DAN JANGAN LUPA TEKAN TOMBOL BINTANG DIBAWAH NII, GAK AKAN SATU MENIT KAN UNTUK MELAKUKAN ITU HHE.

HOPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang