1

97 3 1
                                    

Peringatan pertama.

Suara statis dari rekaman berputar. Menampilkan gambar yang tidak jelas. Sampai fokus pada wajah seorang pria muncul direkam tersebut.

"Aku tidak punya cukup banyak waktu, aku wartawan dari China yang bertugas di Jepang.." jelas pria berkacamata itu dengan sedikit tergesa-gesa. Kamera ditangannya ikut bergerak mengikuti kegeramannya.

Dia mengusap wajahnya. "Banyak warga kota yang terluka.." jelasnya lagi lalu terdengar suara tembakan dan teriakan diluar gedung apartemen yang ia tinggali. "Pemerintah menurunkan para tentara tanpa alasan" Kamera yang ditangannya mengarah keluar jendela. Tampak Prajurit dari angkatan darat menembaki 'sesuatu'. Suasana berubah menjadi mencekam dengan suara tembakan.

Pria itu kembali menutup jendelanya dan menghadapkan kamera ke wajahnya. Pria itu melonggarkan dasinya dan membuka kancing atas kemejanya. "Lihatlah.." ucapnya sambil menunjukan luka bekas gigitan dipundaknya. "Aku telah digigit sekitar sepuluh menit yang lalu oleh 'mereka'.." lanjutnya tangannya menghapus keringat didahinya. Entah kenapa dia merasa tubuh suhunya terasa panas dan berkeringat. "Dengan hanya gigitan racun nya akan menyebar seluruh tubuh.."

"Apa aku akan berubah seperti mereka?" Dan rekaman itu berhenti.

#

#
4 Desember tahun 20XX, musim semi.

disalah satu gedung rumah susun di tengah kota doucheon.

"Jungkook..dimana kau?" Tanya pemuda bernama Seok jin menahan suaranya pada adik laki-lakinya bernama jongkook.
tangan seokjin bertumpu pada meja makan dan sesekali melirik rose adik perempuannya diruang tengah.

kim seok jin adalah anak pertama dari keluarga Kim. Mereka  adalah anak yatim-piatu. dari kim Seok jin si anak sulung, kim jongkook dan kim rose si bungsu adik perempuan mereka yang duduk disekolah menengah. "Bukankah kau  janji akan pulang tepat waktu agar bisa menemani rose?jam berapa ini?" Tegur Seok jin. "Kau tahu aku tidak boleh terlambat kan?" Seok jin  sambil kembali melihat tubuh rose yang sudah terlelap di sofa.

"Cepatlah pulang" ucap Seok jin mengakhiri. Tangannya memijit pelipisnya setelah sambungan terputus. rasa lelah selepas pekerjaan pertama disiang hari sudah cukup membuatnya kelelahan.

seok jin menghela nafas dan duduk disamping tubuh rose tertidur.

Sejak kedua orang tua mereka tiada. Seok jin lah yang otomatis menjadi kepala keluarga mengurus kedua adiknya. Seok jin memutuskan untuk keluar sekolah dan bekerja untuk membiayai kebutuhan kedua adiknya.

anak kedua kim Jungkook lebih sulit diatur dan keras kepala dibanding saudara-saudaranya. jongkook masih sering keluar hingga larut malam bersama teman-temannya. sedangkan rose, seok jin tidak terlalu pusing mengurusi nya.  syukurnya rose tumbuh menjadi gadis yang pintar dan mendapat beasiswa dari sekolahnya. rose juga yang membantu urusan rumah jika seokjin tidak ada.

Rose yang mendengar suara kakak sulungnya jadi terbangun. "Hey.." ucapnya disela dia menguap. Seok jin memilih duduk disebelahnya. "Hari yang melelahkan ya oppa?"

Seok jin hanya tersenyum. "Mengapa kau tidak tidur di kamarmu, bukankah ini sudah lewat jam tidurmu?"

rose mengucek matanya. "besok kan hari libur," tiba-tiba rose teringat akan sesuatu. "tunggu, jam berapa sekarang??" Paniknya melihat kearah jam didinding.

"yang pasti sudah lewat jam tidurmu.."

rose memanyunkan bibirnya dengan imut. "Tetap saja, hari ini masih hari Jumat." Rose bergeser kesebelah kirinya dan mengambil sesuatu didalam laci disampingnya.

seok jin menaikkan alisnya dan kembali beralih ke layar televisi yang sedang menyiarkan berita.

...penandatangan kerja sama antara perusahaan usan pharma dengan mentri kesehatan dan kesejahteraan kim hyun joo dalam mengembangkan obat kangker otak  pada dua tahun lalu mendapat sorotan, diduga obat yang mereka teliti menyebabkan efek samping..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DynastyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang