Tiga jam mengitari toko buku adalah aktivitas favoritku di akhir Minggu. Meski pada akhirnya yang dibeli hanya sebuah buku.
Kini di tanganku sudah ada dua buku yang sudah lama kutunggu rilisnya. Tujuanku sekarang tinggalah ke kasir.
Namun, sebuah buku dengan sampul hitam menarik perhatianku. Di antara buku-buku yang terselip di rak buku, aku pun menariknya. Mengakui perasaan bukan suatu yang mudah, aku dibuat terkekeh dengan tulisan di sampulnya. Meski sebenarnya aku merasa tersindir. Buku ini berhasil membuatku penasaran. Kubawa buku itu ke kasir bersama dua buku lainnya.
🕊
Aroma kopi menguar begitu serbuk kopi bertemu air panas. Dan aku sangat menyukainya. Kuaduk perlahan untuk mendapat rasa yang pas. Secangkir kopi susu siap untuk menemani waktuku.
Aku melangkah menuju balkon kamar. Dengan secangkir kopi dan sebuah buku di tangan. Angin sore menyapa begitu pintu dibuka. Semburat jingga pun mulai nampak di ujung sana.
Aku mencari posisi ternyaman untuk mulai membaca. Mengangkat cangkir kopi ke dekat bibirku. Meniup pelan sebelum akhirnya menyesap kopi yang masih hangat. Setelah mengembuskan napas pelan aku membuka halaman pertama buku bersampul hitam itu. Lucu memang, aku malah menduakan buku yang sudah lama kutunggu. Dan malah membaca buku yang berhasil menarik perhatianku beberapa jam lalu.
Tulisan-tulisan yang terpatri dalam buku ini terasa menampar telak diriku. Meski begitu, tanganku tetap membuka lembar berikutnya. Lembar-lembar yang terlihat seperti menceritakan kisahku.
Tidak perlu waktu lama bagiku menyelesaikan buku itu. Aku menutup buku itu dan meletakkannya di meja. Aku beralih mengambil ponsel di sebelah cangkir. Membuka lockscreen bergambar seseorang di tengah kegelapan. Tanganku mulai mengetikan sesuatu.
Karena tidak semua hal bisa diungkapkan, termasuk perasaanku. Mungkin terasa sakit jika dipendam seorang diri, tapi percayalah untuk saat ini, itu jauh lebih baik.
🕊🕊🕊