Saat itu yang aku rindukan entah rindu dengan alam atau rindu denganmu, karna ia yang selalu saja berputar-putar dipikiranku tanpa ampun, dan tanpa memberiku jeda untuk tidak memikirkanya. Aku tak tau apa yang ada didirimu wahai kasih, sempatku bertanya kepada seorang sahabat tentang perasaan yang terlalu menuntutku kearah dirimu, padahal engkau sudah pergi, pergi dengan perasaan baru, kebahagiaan yang baru, karna pada dasarnya kebahagiaan dirimu yang selalu membuatku hidup dan kebahagiaanmu lah yang memberiku nafas untuk selalu meliahatmu.
"Apakah aku sudah mencintainya atau mungkin, karna aku merinduinya, aku tidak tau kenapa dia selalu saja ada dipikiran ini."
Seorang sahabat menjawab dengan tatapan yang begitu tajam kearahku, dan berharap ia bisa meyakinkan diri ini.
"Benar, apa yang kamu rasakan itu memang ada aku juga tak tau soal perasaan tetapi yang aku tau kamu sudah jatuh ditempat yang bukan seharusnya kamu tempati. Sudahlah jangan terlalu lama untuk dipikirkan, sudah takdirnya ia bersama yang lain."
"Dengan cara apa? aku bisa melupakannya sedangkan ia selalu saja dipikiranku datang tanpa permisi dan pergi tanpa pamit."
"Ada satu cara yang membuatmu lupa dengannya, cukup engkau anggap semua ini pembelajaran hidup. Sudah kubilang buang jauh-jauh pikiranmu tentang apa yang membuatmu selalu merasa patah hati itu membuat hidupmu hancur dan tidak membuatmu maju."
Pagipun datang, pantulan cahaya dan hamparan bunga dihalaman rumah menyapaku untuk tetap tersenyum walau mahluk hidup-pun tau kalau hati ini sudah tidak pernah lagi tersenyum untuk seorang yang selalu membuatmu rapuh. Memang benar kata pepatah jikalau dirimu sedang rapuh tandanya kamu akan beranjak dewasa, bukan badan yang semakin membesar atau meninggi tetapi pikiran yang akan mendewasakanmu tentang betapa salahnya dirimu sudah memilihnya.
"jadi jangan main-main dengan perasaan, jika kalian belum siap untuk patah hati, cukup anggap saja ia itu sebagai teman yang hanya singgah dan bukan untuk selamanya. Tetapi sementara."
KAMU SEDANG MEMBACA
Merindu tak berujung
Teen Fictionkebahagiaan adalah miliknya, jadi jangan engkau renggut kebahagiaan seseorang demi nafsu dan egomu sendiri. cukup, sampai disini saja biar aku yang memikirkanmu