page one

468 64 55
                                    

𝐢 𝐬𝐦𝐢𝐥𝐞

"dihar."

sang gadis menoleh, "jumat gue gak bisa, gimana kalo hari minggu?" tanya seorang pemuda di sebelahnya.

gadis itu alias dihar terlihat sedang berpikir. jari jemarinya mengetuk meja, kemudian ia bersuara, "gue gak bisa kayanya, sabtu aja gimana? malem - malem gitu?"

sekalian malem mingguan xixi, batin dihar.

minggu ini dihar berencana akan mencari buku puisi untuk tugas bahasa indonesianya. tentu saja ia tidak pergi sendirian, ia akan pergi dengan temannya.

eh? teman? sepertinya kata yang lebih cocok untuk mendeskripsikan hubungannya adalah 'gebetan'.

um, tapi gebetan juga teman sih. terserahlah.

"mau ngapain lo malem - malem?" tanya pemuda itu —juan.

"nyari kodok," balas dihar kemudian tertawa.

"ih apasi ngapain gue ketawa. gak lucu padahal," lanjut dihar. juan hanya menatapnya bingung sambil bergumam, "gak jelas banget."

dihar mencibir, "lo lebih gak jelas."

suasana menjadi hening sebelum akhirnya sebuah suara tiba tiba menginterupsi.

"har."

dihar menoleh kearah sumber suara, ditatapnya pemuda yang kini berada sekitar lima meter di sebelah kanannya.

"yha," dihar mengerucutkan bibirnya, merasa kecewa karena sudah waktunya berpisah dengan juan.

"gue balik dulu ya jun," ucap dihar seraya bergegas merapikan alat tulisnya.

"duluan, hati - hati nanti lo pulangnya," bisik dihar pelan sebelum melesat cepat ke arah pemuda yang sedari tadi menunggunya. juan mengangguk, "hati - hati," balasnya pelan.

dihar berlari kecil sampai akhirnya berhenti tepat di hadapan pemuda yang memanggilnya tadi, "maaf ya lama, alat tulisnya berantakan tadi," ucap dihar sambil menggaruk pipinya yang tidak gatal.

tidak ada respon. dihar yang tadinya menunduk kemudian mendongakkan kepala. benar dugaannya, pemuda di hadapannya ini sedang memelototi juan. ah dihar jadi merasa tidak enak.

"kak dirga? ngapain sih?"

dihar terkejut ketika dirga menarik pergelangan tangannya secara tiba - tiba lalu melangkahkan kaki dengan sangat cepat, membuat tubuh kecil dihar mau tak mau terseret kedepan.

"ayo pulang, cepet!"

dalam diam juan memperhatikan semua itu dari kejauhan. ingin sekali rasanya memukul dirga sampai pemuda itu sadar atas perlakuan buruknya.

tapi pada akhirnya tak ada yang bisa diharapkan dari juan, pemuda itu selalu memilih untuk mengucap kata maaf.

ratusan atau bahkan ribuan kata maaf yang tak pernah sampai kepada sang puan.



juan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

juan.

with a special cast jenoctopush

©𝐥𝐨𝐧𝐣𝐰𝐞𝐚𝐧

hyyyyy, semoga suka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

i smileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang