Kebenaran

12 3 2
                                    

Preview : 2105words*

24 jam telah berlalu, menunjukkan bahwa sehari telah tergantikan. Aku dibangunkan tepat jam 5, untuk membasuh dan mempersiapkan diri yang dibantu oleh 2 maid utusan kerajaan Jaquerne. Tidak begitu peduli, aku hanya mengikuti gaya mereka.

"Mari Yang Mulia Putri Airin, saya antarkan anda ke ruang makan" Aku ingin bertanya setidaknya untuk menghilangkan rasa canggung yang ada diantara kami, tapi lidah dan bibirku mendadak terasa keluh.
Aku tiba di ruang makan dengan keadaan dimana sepertinya semua orang telah berkumpul tentunya tanpa kehadiranku, Aku malu sangat malu.

Aku segera menundukkan tubuh dan memberi salam seperti halnya kebiasaan seorang putri, "Selamat pagi Yang Mulia Raja Walther, Yang Mulia Ratu Xavionna, Yang Mulia Pangeran Nicol. Selamat Pagi kak" Mereka berempat membalas sapaanku dengan menundukkan tubuh seperti halnya keluarga kerajaan.

Aku segera beranjak duduk disamping kakakku, sarapan berjalan dengan baik dan elite, tidak ada percakapan.

"Rupanya kalian sudah menyiapkan diri jika bertemu dengan kami nanti, lihatlah kalian sudah mengenal putra kami yang dikenal sombong ini, haha. Sekarang Schwann antarkan 2 Ai ini berkeliling" Nicol menunduk dan segera mengajak kami untuk mengenal lebih dalam bagaimana mansion keluarga kerajaan mereka. Setelah kuamati, rupanya keluarga kerajaan Jaquerne unik. Ayahnya memiliki kepribadian dengan humor yang receh tetapi tentunya dia baik, easy-going tepatnya. Ibunya ramah, sopan, dan baik pastinya. Anaknya? Entahlah terlalu misterius untuk dipikirkan, bisa-bisa otakku meledak mengingat terlalu banyak memori pengetahuan yang kusimpan.

Selama perjalanan perkenalan, pikiranku melayang kearah lain, aku tidak habis pikir ini sangat membosankan, apa karena kebiasaanku yang hanya tinggal diam di kamar dengan ribuan buku berserakan dimana-mana? Entahlah, aku hanya membutuhkan udara segar dan imajinasi.

"Terima kasih untuk waktunya Nic, lain kali aku akan ikut jika ada waktu untuk melakukan patroli bersama di wilayah kerajaanmu nanti" Aku tersadar ketika bumi memanggilku, juga didukung karena keanehan pada perubahan hubungan antara kakakku dan Pangeran Nicol

Mendadak sopan-santunku hilang karena penasaran, "Tunggu, sejak kapan kalian menjadi akrab seperti ini?" mereka menatapku heran, "Kau, bukannya aku dan Nicol dari awal perjalanan menelusuri mansion kerajaan sudah seperti ini Ai? Kau tidak memperhatikan?" Shit.

Aku berusaha menjawab setenang mungkin, "Tidak, jujur saja aku mendengarkan penjelasan dari Pangeran Nicol dan percakapan kalian dari awal kok" Kakakku kemudian menyeringai, oh ayolah sejak kapan dia mengenalku sedekat ini?

"Kalau begitu buktikan, ruangan apa yang berada disamping kiri anda Yang Mulia Putri Airin" Aku menatap ruangan yang dimaksud oleh Pangeran Nicol, kemudian mulai memutar otak untuk memikirkan jawaban yang tepat, "Perpustakaan" Oke, aku hanya menggunakan intuisi.

Mereka kemudian tertawa terbahak-bahak ketika mendengar jawabanku, aku malu dan amat malu. Ini sudah kedua kalinya, Oh astaga apakah ini yang dinamakan cobaan?

"Astaga Putri Ai, kau sungguh lucu. Tidak perlu mengelak kalau memang sudah melakukan kesalahan, atau kesalahanmu akan lebih bertambah besar" Kelihatan sekali Pangeran Nicol berusaha berbicara disela-sela tawanya. Aku baru menyadari akan perubahan kepribadian Pangeran Nicol sebelumnya dengan sekarang, dia sepertinya hanya butuh orang dekat untuk menunjukkan sikap aslinya, dan dia menemukan kakakku. Menarik, sungguh.

"Y-ya, setidaknya aku memiliki keberanian yang menunjukkan bahwa aku berani melawan kalian, hmpp" Aku memalingkan wajahku yang sudah terasa panas akibat terlalu malu dan segera berlari mengambil jalan yang sama sekali tidak kuketahui

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MYTH : Balanced (Memories) [SLOW-UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang