¹⁸⍣

850 123 18
                                    

"Do shita no?*"


"Betsu ni*"


"Onni-chan!" bentak gue sambil berkacak pinggang, Yuta cuma garuk-garuk kepala saking kesalnya


"Ah pusing! Kenapa sih kamu harus kenal sama mereka berdua?" Yuta mengambil alih tas sekolah gue kemudian menarik gue menjauh dari Ten dan juga Jaemin.


"Ayo pulang" beberapa detik kemudian Yuta kembali berbalik. "Lo berdua urusin sana fans-fans kalian. Kerumunan makin banyak tau ga?"


Gue melirik Yuta sinis, justru karena ditambah kedatangan dia makanya kerumunan makin ramai, dia ga sadar kalau tampangnya ganteng kaya boyband korea? Ginilah kenapa gue ngga suka dijemput Yuta disekolah, besoknya pasti banyak yang minta nomornya ke gue.


BENER AJA,


"Haruna, kok lo ga bilang punya Kakak seganteng itu? Dia sekolah dimana?"


"Atau dia udah kuliah? Jangan-jangan kuliah di Bangkok?"


"Tapi rasa-rasanya gue sempet denger dia ngomong pake bahasa lain, jangan-jangan kuliah di luar ya?"


Entah itu anak dari kelas sendiri, dari kelas lain, maupun tingkat 2 tiba-tiba datang menyusup ke kelas dan mengerubungi meja gue dan Nam ditambah mereka seketika tau nama gue kemudian berusaha bersikap seakrab mungkin. Nam yang emang sedari tadi udah panas karena denger celotehan mereka, ia langsung teriak saking frustasi-nya.


"KAKAK NYA UDAH PUNYA PACAR!"


Sukses membuat mereka semua terdiam.


"Percuma sih kalo ujungnya kalian minta dikenalin, tujuannya apa? Supaya lebih deket? trus kalo udah deket maunya pacaran kan? Ngapain juga sih kalo udah tau Kakak nya udah punya pacar, jangan membuang hidup kalian sia-sia kawan hidup ini hanya 1 kali"



Suchart yang biasa dipanggil Chart nyeletuk. "Kok lo jadi sensi gitu sih, Nam? Kita kan cuma kepo"


Gue ngelirik Nam kemudian beralih ke gerombolan cewek cewek kepo. "Temen - temen, Nam ga salah kok, Onii-chan emang beneran udah punya pacar" jawab gue sambil senyum kikuk disambut lesu sama mereka dan mereka lebih memilih membubarkan diri.


"Haruna!"


Pak Aroon alias guru Bahasa Thailand lambai - lambai tangan dari depan pintu kelas. Gue buru - buru lari menghampiri, siapa tau aja penting.


"Ada apa Pak?"


"30 menit lagi ikut rapat buat acara khusus angkatan senior tingkat akhir ya?"


"Loh, kok mendadak Pak? Saya bukan anak tingkat akhir"


"Iya saya tau, maaf kalo mendadak" Pak Aroon ngasih secarik kertas. "Kamu dipilih wali kelas buat jadi panitia. Tenang aja Na Jaemin dari tingkat 2 juga udah bersedia kalo kamu yang dipilih untuk mewakili dari tingkat 1"


Kertas yang baru dikasih Pak Aroon pun gue baca sekilas kemudian kening gue langsung mengkerut, aduh ini pasti acara nginep nginepan deh.


"15 menit lagi saya tunggu diruang rapat ya, Haruna" Pak Aroon nepuk pundak gue pelan dan pergi ninggalin gue. Dari kejauhan gue cuma bengong ngeliatin secarik kertas berisi rangkaian lengkap acara






"Chibi-chan, nani shiten no?*"


Mata gue memicing ke segala penjuru koridor, antara salah denger atau emang beneran ada orang jepang selain gue di sekolah ini?

"Hora horaa!*"

"Are?!* Ten sen- uhm.. Kak Ten?!"


Ten, tiba - tiba muncul dari balik punggung gue dan berdiri didepan gue. Dia tersenyum lebar, sambil menyodorkan secarik kertas yang baru aja diambil dari dalam tas nya


"Ini apa?"


"Hasil ujian bahasa asing sore tadi, pas pelajaran terakhir"


Bahasa asing yang dipilih Ten nggak lain adalah bahasa jepang.


"Jadi, Kak Ten cuma mau pamer dapet nilai bagus?"


"Ey Haruna, jangan dingin begitu dong" Ten duduk disamping gue dan menyikut lengan gue pelan


"Haruna!"


Seseorang keluar dari ruang rapat. Alasan kenapa gue nggak masuk dan ikut rapat karena gue terlambat, pelajaran terakhir memang agak rese makanya kita sekelas telat bubaran


"Gimana hasilnya?" Gue bangkit dan sedikit menghampiri salah satu anggota panitia acara


"Pokoknya asik banget deh lo beruntung banget bisa diajak secara random sama Pak Aroon!"


Ten yang ikut penasaran menghampiri dan ikut mendengarkan dari samping gue sambil berkacak pinggang


"Eh.. asik kenapa ya?" gue bingung


"Ternyata acara para senior itu jalan - jalan ke korea!"


Dia keliatan girang banget. Buktinya dia sampe mengguncang - guncang badan gue saking senengnya, trus dia lompat - lompat kegirangan ninggalin gue.


Korea?


Pikiran gue langsung kalut, entah kenapa negara itu terasa nggak asing lagi di otak gue. Gue noleh ke arah Ten dan ekspresi nya tiba - tiba membeku


"Kak Ten-"


"Gue nggak akan ikut"


Kalimat gue dipotong. Dan dijawab Ten dengan suara lantang, tapi kepala nya merunduk kebawah


"Tapi.. itu acara terakhir kalian, kan?" tanya gue ragu meskipun sebenernya gue nggak mau kalimat itu keluar dari mulut gue

"Korea itu kan luas, nggak mungkin juga kan-"


Pandangan Ten menajam.


"Jadi lo mau gue ikut kesana?"


Rasanya gue pengen banget jawab dengan kata nggak, tapi kenapa buat ngomong 1 kata aja susah banget?


"Fine."


deg..!


"Kalo emang itu yang lo mau, gue pergi. Apapun yang bakalan terjadi disana bukan tanggung jawab gue"


Jawaban Ten berubah jadi dingin, padahal sebelumnya dia masih tersenyum lebar ke arah gue. Begitu Ten berjalan ngelewatin gue, dada gue terasa sakit.


Gue salah. Ini awal dari mimpi buruk gue.


☆ ☾☆ ☾☆

*Do shita no? : Ada apa?
*Betsu ni : Nggak ada apa - apa
*Chibi-chan, nani shiten no? : Cebol, lagi ngapain?
*Hora : Liat!
*Are?! : Hah?!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

❧ Crush ㅡ TenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang