Idiotly Match

Epilog

.

.

.

.

.

"Kau tahu? Kemarin Lee bersaudara memenangkan lomba menyanyi itu lagi."

"Tentu saja, tidakkah itu terlihat dengan jelas? Yang tertua adalah Rap God di sekolah kita, anak ketiganya memiliki suara yang begitu tinggi dan luar biasa indah."

"Ya ya kau benar! Dan si bungsu seperti Michael Jackson-nya Korea! Tidakkah mereka begitu luar biasa?"

"Aku setuju denganmu, menurut gosip mereka bahkan bergabung dengan geng milik si ketua klub dance itu."

"Wah mereka benar-benar kekasih impian."

"Tentu saja, mereka semua tampan dan luar biasa."

"Tidak heran si ketua klub dance mengundang mereka untuk bergabung."

"Aku membayangkan apa yang terjadi kalau salah satu dari mereka menjadi kekasihku, atau mungkin ketiganya sekaligus?"

"Imajinasimu berlebihan bodoh, mana mungkin mereka bertiga melirikmu, dasar."

"Tapi aku berpikir, apa yang dilakukan si anak kedua di keluarga itu? Siapa namanya? Jihoom? Jihoop?"

"Lee Jihoon, maksudmu?"

"Aah benar, Lee Jihoon. Satu-satunya anggota keluarga Lee yang bisa dibilang tidak berguna, lihat saja seluruh saudaranya."

"Kau benar, apa yang bisa dilakukannya selain terdiam setiap hari dengan gitar dan buku di sampingnya dan tatapan tajam menyebalkan itu? Setiap hari dia hanya berdiam diri di studio, seperti bisa melakukan sesuatu saja."

"Apa mungkin gen orang tuanya tidak menurun padanya?"

"Mana mungkin? Choi Seungcheol yang berbeda ayah dengan mereka saja punya kemampuan rap yang luar biasa begitu."

"Mungkin saja, Lee Chan adik bungsu mereka bisa menari dengan begitu indah dan powerful, aku yakin Soonyoung pasti mengajaknya bergabung dalam klub dance."

"Dan suara Lee Seokmin, walaupun saat berbicara menyebalkan karena suara melengkingnya, tapi dia tau bagaimana memanfaatkan suaranya itu."

"Lalu apa yang bisa dilakukan Lee Jihoon?"

"Aku tidak yakin, apakah saudaranya yang lain bahkan menganggapnya ada?"

"Oh ayolah, aku bahkan tidak yakin kalau dia pernah keluar dan menghabiskan waktu bersama saudaranya."

"Kau benar, dia kan Lee Jihoon si introvert bodoh."

.

.

.

.