[HIDDEN MOON-1]

444 41 4
                                    

   

"Jadi benar kau akan bekerja sebagai maid istana?" Seulgi bertanya dengan hati-hati seraya menatap wajah sendu sahabatnya, Seungwan.

   Seungwan menunduk memainkan jari-jemarinya, helaan nafas sedikit terdengar dari bibir mungilnya. "Mau bagaimana lagi? Karena kebakaran ladang waktu itu, keluarga kami rugi besar. Dan kau tau sendiri ayahku hanya seorang warrior biasa sedangkan ibuku maid istana, penghasilan mereka tidak akan cukup untuk biaya kehidupan kami"

    Seulgi turut bersedih atas apa yang menimpa sahabatnya tersebut. Sebenarnya ia sangat ingin membantu Seungwan, tapi ia tahu betul sifat sahabatnya tersebut, tipikal orang yang sangat tabu untuk menyusahkan orang lain. Bisa dibilang Seulgi berada dikalangan orang-orang elite. Ayahnya adalah mantan beta istana yang memiliki perusahaan dengan cabang dimana-mana, sedangkan ibunya keturunan bangsawan belum lagi mate-nya adalah seorang alpha  pemimpin sebuah pack yang lumayan besar.

   Seulgi beringsut mendekati Seungwan yang duduk dihadapannya. Tangannya terulur mendekap bahu rapuh sahabatnya sambil sesekali mengusap punggung Seungwan yang sedikit bergetar.
"Aku selalu membuka lebar tanganku kalau kau lupa. Datanglah padaku jika membutuhkan pertolongan, kapanpun itu"

   Seungwan menggeleng kuat, sekuat tenaga ia menahan air matanya agar tidak jatuh. Ia tidak ingin membuat Seulgi khawatir.
"Tidak Seul, ini masalah keluargaku kau tidak perlu merepotkan diri dengan membantu kami"

"Seungwan, kau itu sa-"

"Kau tau aku Seul"

   See? Seungwan paling tidak suka untuk merepotkan orang lain.

   Seulgi menghela nafasnya, pendirian Seungwan memang sulit untuk dirubah. Gadis itu lebih suka menikmati hasil jerih payahnya sendiri daripada meminta bantuan orang lain sekalipun itu orang terdekatnya.

"Hhh... Jadi, kapan kau mulai bekerja?"

"Besok pagi" Jawab Seungwan parau.

"APA?! Ini sudah pukul sepuluh malam Seungwan, kalau begitu aku pulang dulu. Istirahatlah, besok pasti kau akan lelah" Seulgi meraih tas selempangnya kemudian berdiri dari bangku halaman belakang.

"Terima kasih Seul"

   Seulgi tersenyum simpul kemudian berlalu dari kediaman keluarga Seungwan.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


  Seungwan menghela nafasnya berkali-kali. Didepannya kini telah terlihat istana yang berdiri megah, maid yang berlalu lalang dengan segala aktivitas mereka dan para warrior yang tengah berjaga disetiap sudut istana. Seungwan tidak pernah menginjakkan kakinya di istana ini sebelumnya, namun sekarang ia harus bekerja ditempat yang dulu pernah ia idamkan, bahkan tinggal di asrama para maid.

"Apakah kau maid baru disini nona?" Seungwan tersentak saat suara berat itu masuk kedalam rungunya. Dilihatnya kini pria yang mungkin seumuran dengannya tengah tersenyum ramah. Kepala Seungwan mengangguk kaku menjawab pertanyaan pria tersebut.

"Perkenalkan aku Kang Daniel, beta disini" tangan kekar itu terangkat untuk dijabat.

"S-son Seungwan" Seungwan membalas jabatan tangan Daniel dengan badan sedikit membungkuk. Ya setidaknya Seungwan telah memberikan kesan pertama yang baik di mata salah satu petinggi istana.

"Kau sudah tau dimana asrama para maid?"

 

  Kepala Seungwan menggeleng kikuk, pun pandangannya sedari tadi mengarah ke sepatu lusuhnya. "Tidak beta"

  Senyum kelinci itu kembali terkembang. "Mau ku antar?" Tawar Daniel.

  Seungwan hanya bisa mengangguk seraya mengikuti langkah besar Daniel.


  Selama di perjalan menuju asrama, mata Seungwan tak henti-hentinya berkeliaran hanya untuk mengamati seisi istana. Mulutnya-pun beberapa kali mengeluarkan bunyi decakan saking kagumnya. Ia sering bermimpi bagaimana menjadi seorang yang bertahta tinggi, hidup bergelimang harta, dan bebas melakukan apa pun. Tapi itu semua hanyalah mimpi Seungwan kecil. Ia sama sekali tidak berharap itu semua terwujud. Cukup keluarga yang lengkap dan dapat makan sekali sehari sudah cukup baginya. Seungwan cukup bersadar diri untuk tidak meminta lebih kepada moon goddess.

"Wah ternyata istana ini lebih megah dari apa yang kubayangkan!" Seru Wendy, wolf yang sudah menemani selama dua puluh lima tahun Seungwan hidup.

"Wendy jangan terlalu banyak bergerak, kepalaku sakit" balas Seungwan lewat mindlink.

"Aku kan hanya mengekspresikan rasa senang ku" Serigala betina itu mendengus mendengar teguran Seungwan.

"Kita sudah sampai nona" suara Daniel menginterupsi perbincangan Seungwan dengan wolf-nya.

  Seungwan mendongak melihat bangunan cukup luas yang terletak tepat di belakang istana. Bahkan asrama para maid pun lebih mewah dari pada rumahnya. Seungwan tidak bisa membayangkan seberapa besar kekayaan raja di kerajaan Ruby moon ini.
 

Tubuh Seungwan beberapa kali membungkuk kepada Daniel. "Terima kasih atas bantuannya beta"

"Tidak masalah Seungwan-ssi. Ah, aku masih ada beberapa urusan. Kalau begitu aku pamit, semoga harimu menyenangkan"

"Sekali lagi terima kasih beta"

   Seungwan menatap punggung lebar Daniel yang mulai menjauh. Tubuhnya kini berputar menatap kembali bangunan asrama para maid. Perlahan kaki pendeknya melangkah memasuki bangunan tersebut. Sesekali ia membenarkan letak tas punggungnya yang sedikit berat karena barang keperluan yang memang tidak sedikit namun tidak bisa dibilang banyak juga.
    Matanya beralih pada kartu yang menunjukkan nomor tempat tidur sekaligus kartu namanya sebagai maid. Asrama ini hanya memiliki satu ruangan dengan puluhan ranjang tingkat yang berjejer rapi. Mungkin lebih terlihat seperti aula yang disusun dengan ranjang. Kartu tersebut rupanya menunjukkan angka 27, Seungwan pun berjalan sembari menghitung satu-persatu ranjang yang dilewatinya. Setelah menemukan ranjang yang akan menjadi miliknya, dengan segera Seungwan meletakkan barang bawannya ke sebuah rak yang tersedia di samping lemari. Kepala Seungwan mendongak, ternyata ia kedapatan ranjang bagian atas. Sebenarnya ia tidak nyaman karena akan tidur diatas orang lain, tapi mau bagaimana lagi? Ia bukan siapa-siapa disini.

"Mulai sekarang hari kita akan melelahkan" gumam Wendy terdengar sedikit parau.

"Hhh,, kau benar" Seungwan menaiki sisi atas ranjang guna merebahkan tubuhnya sebentar, ia menghela nafas berat.
"Tapi kita harus tetap semangat Wendy, hwaiting!"

   Wendy tersenyum didalam diri Seungwan, ia beruntung dapat menjadi wolf seorang Seungwan yang tangguh.

   Namun, shewolf itu tidak tau bahwa penderitaan mereka baru saja dimulai.





°
°
°
Tbc...


Hujat saja akuh /plak. Berani kali buat work baru ehe.

Hidden Moon [wenyeol]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang