Ini cerita yang aku tulis iseng-iseng dan masih banyak yang perlu aku pelajari.. So, this new story i hope you like this.. jangan lupa beri aku kritik dan saran serta vote kalian untuk cerita aku ini..
.
.
" Ketika hatimu telah terpaut pada hatinya maka ia akan terus terlintas dipikiranmu. Ya seperti aku saat ini"
------
Nama nayli syifa randini, panggilku Nay saja. Aku mengagumi temanku , entah dasar apa aku kagum padanya. Mungkin kecerdasannya? atau mungkin karena sifat tanggung jawab dan bijaksananya dia ? atau mungkin dia merupakan mahasiswa sholeh yang taat pada agamanya?
Entahlah semua yang ada pada dirinya aku suka.Rasya Firdaus itu namanya, sejak pertama bertemu aku mengaguminya. Dia teman satu kampusku namun berbeda jurusan denganku. Dia jurusan teknik planalogi sedangkan aku ilmu gizi.
Jurusan kami sangat bertolak belakang dengannya.
Kami dipertemukan dalam suatu event besar di kampus. Open House Campus, di dalamnya ada perlombaan untuk anak SMA, ada Talk Show , dan ada pula event kemanusiaan. Seluruh panitia di rekrut dari berbagai jurusan di himpun dalam BEM Univ.
Sebelumnya aku belum mengenalnya, aku hanya tau dia dari temanku, Resti. Dia sudah lama mengagumi Rasya jauh sebelum aku tau. Rasya ini temen satu kelompoknya pada saat ospek di univ. Resti ini seorang informan canggih. Dia bisa tau segala hal, apa yang terjadi di kampus maupun luar kampus.Tapi akhir-akhir ini sepertinya dia memiliki gebetan baru. Anak kesehatan masyarakat, tetangga jurusan. Namanya Rendi, menurut penuturan temanku ini sih sepertinya Rendi duluan yang mendekati Resti. Padahal sebelumnya mereka tidak saling kenal hanya terkadang hanya berpapasan sesekali. Dan tampaknya Resti sudah lupa pada Rasya.
R-A-S-Y-A nama itu belum juga hilang dari ingatanku. Dia ini ketua divisi acara pada Open House Campus, dan aku anggotanya. Open House Campus sudah berlalu sejak sebulan yang lalu. Tapi aku masih belum bisa melupakannya, aku kagum pada pembawaannya yang tegas tapi mengayomi, sangat pas untuk dijadikan seorang pemimpin.Sejak saat itu bayangannya terus terlintas dipikiranku, padahal kalau dipikir-pikir belum tentu dia mengingatku. Tidak ada yang berkesan dariku. Setelah acara ini selesai, kita kembali ke dalam rutinitas kita sebelumnya. Tak ada yang menarik.