i'm not okay

119 20 9
                                    

Rate : T

Characsters : Sasuke.U, Sakura.H

Disclaimer : all characster in this fanfictions belongs to masashi kishimoto

Note : OOC, typo, pliss don't read if you don't like this story
.

.

.
Oneshoot!
.

.

.

Kakiku melangkah di jalan setapak yang akan membawaku kehadapanmu. Lihatlah sakura, dengan seikat bunga mawar segar kesukaanmu. Aku datang, untuk menjenguk dirimu. Penyelamatku...

***

Kakiku berlari kencang, menghidari dua pria bertubuh besar yang berusaha mencekik leher kecilku. Dengan gerakan lincah, aku menerobos kerumunan manusia yang berlalu lalang tanpa mempedulikan cemooh dari mereka.

Hingga kaki ini membawaku ke depan sebuah minimarket. Mata hitamku bergerak risau, berusaha mencari tempat persembunyian yang aman selagi pria bertubuh besar tadi masih tertinggal dibelakang.

Seringai lebarku tercetak tatkala melihat sebuah tempat sampah besar yang cukup menutupi seluruh tubuhku. Langsung saja aku masuk kesana, dan mengintip keluar dari cela yang ada.

Aku terkekeh kecil ketika melihat preman berbadan besar tersebut mengumpat, saling menyalahkan. Hingga mereka kembali berlari, sepertinya lanjut mencariku.

Aku tersenyum senang, dan menghembuskan nafas lega. Badanku berbalik--masih ditempat sampah tadi--dan menyender di dinding, mengabaikan lumut menjijikan yang tumbuh disana.

Aku merogoh sesuatu didalam kantung celana pendek yang kukenakan. Aku menyeringai, menatap dompet tebal yang yang baru saja kuambil.

"Apa yang sedang kau lakukan?" Mataku bergulir keatas, menatap gadis bersurai pink sebahu yang melihatku bingung.

"Apa pedulimu?" Aku berkata sinis.

"Ah tidak, aku hanya bingung kenapa kau bisa ada di dalam. Padahal kan disana bau."

"Bukan urusanmu!" Aku mendesis, bersiap memanjat dan berlari meninggalkannya yang cemberut. 

.

.

Pagi ini aku memutuskan untuk berkeliling pasar. Mataku tak sengaja melihat seorang anak yang berusaha mencuri. Aku tersenyum tipis, sudah biasa melihat kejahatan seperti itu.

Perlu kalian tau, kehidupan jalanan yang kejam membuat pola pikirku menjadi dewasa sebelum waktunya.

Akan kuceritakan mengapa aku bisa tinggal di jalanan seperti ini.
Jadi, aku adalah anak yang tidak dianggap. Kehidupanku selalu berada dalam bayang-bayang ketakutan akibat siksaan wanita gila yang sayangnya adalah ibu kandungku sendiri.

Hingga diumurku yang kesupuluh tahun, wanita itu dengan teganya membuangku yang waktu itu masih kecil. Alasannya sangat tidak logis, dia bilang bahwa ia ingin menikah dengan lelaki yang tidak menginginkan diriku.

Aku mendecih, muak dengan kisah hidupku sendiri. Pupilku membulat tatkala tak sengaja melihat siluet dua preman berbadan besar kemarin. Sial! Mereka masih mengejarku ternyata!

The promiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang