PARKIRAN LANTAI 6

16 1 0
                                    

Sudah sebulan aku resmi menjadi mahasiswa disalah satu universitas favorit di Jakarta. Jadi mahasiswa ternyata tidak sesuai dengan ekspetasi, aku juga ikut beberapa organisasi salah satunya yaitu organisasi teater.

Hari sudah menunjukkan pukul 17:00 biasanya anak-anak teater memang latihan jam segitu. kadang juga lebih awal kalau mendekati hari pentas.

Dering handphone berbunyi

"Lo dimana? Gue udah di lapangan nih, anak-anak udah pada ngumpul." kata Hendra.

"Iya gue lagi mau kesana nih." balasku.

Setelah latihan usai sampai jam 11.00 malam, karena aku ngekost dekat daerah kampus jadi untuk pulang jam segini tidak masalah dan aku tidak langsung pulang saat itu. Saat itu aku memang berniat langsung pulang karna sudah lelah juga, tetapi hendra dan kurnia mengajakku makan.
"Dari pada pas sampe kosan laper mending ikut aja dah." Pikirku.

"Mau makan dimana?." Balasku

"Makan nasi goreng depan kampus aja lah masih bukan kan jam segini?" balasnya

Setelah makan selesai dan ngobrol-ngobrol panjang akhirnya akupun pulang pukul 12:00 malam. Saat itu aku memang parkir di lantai 6 karena parkiran lain sudah penuh jadi terpaksa parkir disana.

"Gue balik yak udah malem banget besok gua ada matkul jam 9:00."

"Parkir dimana motor lu?" Tanyaku

"Parkir di depan, kenapa?" tanya Hendra balik.

"Gue parkir di parkiran spiral lantai 6." Jawabku dengan nada santai.

"Ehhh serius lu? denger-denger parkiran spiral itu horor." Hendra yang kaget mendengar jawabanku.

"Ahhh gue gak percaya, parkiran bagus kaya gitu masa ada hantunya, apalagi parkiran itu rame." Jawabku dengan percaya diri.

"Iyaa rame kalo jam intensif kampus, tapi sekarang kan udah jam 12:00 malem. Gue ingetin lu aja baca doa yang banyak."

"Iyaaa, hati-hati lu udah malem."

Akhirnya aku jalan sendiri menuju parkiran spiral yang jaraknya lumayan jauh dari tempat nasi goreng di depan kampus. Melewati gedung-gedung fakultas yang sepi, bener-bener sepi hanya angin malam yang ku rasa. Dingin tetapi keringat mengalir dibelakang leher, melihat kanan dan kiri walaupun tidak ada siapa-siapa saat itu. Hingga akhirnya aku melewati kantin kampus, terdengar suara-suara halus yang memanggil.

Aku yang saat itu sedang lelah dan ngantuk menghiraukan suara-suara halus yang aku anggap saat itu hanyalah halusinasi aku saja. terdengar suara panggilan itu lagi kali ini suaranya seakan jauh, akhirnya aku berjalan cepat dan berdoa dalam hati agar segera sampai ke parkiran spiral. Suara itu datang lagi akupun memberhentikan langkah tepat di fakultas bahasa dan menoleh ke sekitar tidak ada seorangpun disana kecuali hanya aku, Suara itu terus memanggil akupun penasaran siapa yang memanggil-manggil hingga aku mengamati setiap sekitar yang ada.

"Tolongg aku, tolongg"

Aku memandang heran ke arah patung yang ada di sekitar fakultas bahasa.

"Astagfirullah." sebutku kaget.

Aku lari seperti orang yang ketakutan, aku seperti tidak percaya dengan apa yang tadi aku lihat. Patung tersebut mengeluarkan suara. Seluruh bulu badanku berdiri karena kaget melihat apa yang sudah terjadi barusan. Akhirnya aku sampai di depan parkiran spiral yang bener-bener sepi hanya lampu jalan yang menerangi daerah parkiran, aku melihat di sekitar daerah parkiran setidaknya ada orang yang lewat supaya bisa menemani aku ke lantai 6 parkiran. Terlihat ada seorang pria mengenakan baju seragam satpam sedang merokok di pintu keluar parkiran.

"Assalamualaikum pak."

"Waalaikumsalam, kenapa dek?"

"Maaf pak, saya butuh bantuan, bapak bisa temani saya untuk ambil motor di lantai 6 ga?"

Bapak itu terdiam sejenak, seperti ragu dan menahan sesuatu.

"Nanti turunnya bareng ya dek."

"Iyaa pak nanti bapak naik ke motor saya aja turun ke bawahnya."

Akhirnya pak satpam mau untuk menemani aku naik ke lantai 6 parkiran spiral. Supaya menghilangkan rasa takut. Akupun mengajaknya ngobrol sembari melupakan kejadian yang baru saja aku alami. karena aku yang menaruh motor di lantai 6 akhirnya aku dan satpam naik keatas dengan menggunakan lift.

Ketika menunggu lift turun aku melihat sekitar benar-benar sepi hanya ada bus kampus, dan mobil ambulan yang terparkir di lantai 1, akhirnya liftnya pun terbuka, aku dan satpam masuk ke dalam lift tersebut, dan langsung memencet tombol 5 karena lift parkiran spiral hanya sampai lantai 5.

TING! (Bunyi lift menandakan akan terbuka)

Aku yang saat itu kaget dan melihat ke arah satpam yang hanya lihatku heran. Gelap bener-bener gelap sampai tidak terlihat apapun disana. Tidak ada yang memencet tombol lantai 3 saat itu, dengan sigap aku langsung memencet tombol tutup dan anehnya liftnya itu langsung turun lagi ke lantai 1. Saat itu aku benar-benar diam tidak berbicara sama sekali melihat lift yang tiba-tiba turun kembali ke lantai bawah, satpampun akhirnya berbicara.

"Memang suka begitu dek liftnya, nanti kalau berhenti di lantai 3 lagi kita naik tangga saja sampai ke lantai 6." Ujar satpam pelan.

"Ohhh yaa deh pak gapapa." Jawabku lemas.

Akhirnya aku dan satpam sepakat untuk naik lift lagi. seperti biasa lift beneran berhenti di lantai 3, aku terus mengucap ayat-ayat al-Quran yang ku tahu dalam hati. Satpam yang menyiapkan pencahayaan menggunakan handphone dan keluar dari lift terlebih dahulu menuntunku melewati anak tangga, lantai demi lantai aku lewati dengan perasaan yang kini sudah resah dan mulai takut. Aku yang saat itu ada dibelakang pak satpam tidak berani untuk menoleh kebelakang, hanya handphone satu-satunya penerangan yang dipegang oleh satpam jadi aku tidak berani menoleh.

Akhirnya aku sampai di lantai 6 parkiran spiral yang benar-benar gelap gulita, cahaya lampu memang hanya ada di lantai 1 dan 2. Aku dan satpam semakin mempercepat langkah ketika sudah sampai di lantai 6. posisinya saat itu aku dan satpam yang berjalan sebelahan.

"Dek lihat deh." ujar satpam dan matanya terbelik seolah memberi arah.

Aku yang saat itu tengah lelah dan sudah merasa ketakutan tidak mengerti dengan isyarat yang diberikan oleh satpam saat itu, aku pun melihat sekitar. Aku melihat seorang wanita di ujung persis tidak jauh dari motor aku, berdiri di ujung parkiran spiral, berambut panjang dan mengenakan pakaian serba putih, dan tiba-tiba wanita berbaju putih itu menjatuhkan diri dari lantai 6 seperti orang sedang bunuh diri. Akupun takut, takut setakut-takutnya dan lari menghampiri wanita yang bunuh diri tersebut, setelah aku menghampiri lokasi tersebut, dan ternyata tidak ada.

Entah aku tidak mengerti apa yang telat terjadi pada malam ini denganku, melihat suara-suara aneh memanggil, dan sekarang melihat sesosok wanita berbaju putih yang bisa kalian sebut KUNTILANAK. Aku langsung lari ke arah motor dan segera mengeluarkan kunci dan langsung turun ke bawah bersama satpam.

"Saya sudah sering diganggu sama hantu wanita itu dek." ujar satpam.

"Iya pak saya lain kali gamau parkir di lantai 6 itu." Jawabku lemas.

"Makasih ya pak sudah mau temani saya ambil motor sampai lantai 6." Ucap ku.

"Sama-sama dek, lain kali kalau adek ada rencana pulang malam jangan parkir di lantai 6, soalnya ada seorang wanita yang pernah bunuh diri di sana." kata satpam itu.

Tanpa banyak bicara dan hanya mengangguk, akupun pergi meninggalkan area parkir spiral dan pulang dengan selamat. Benar-benar hal yang di luar dugaan aku, hal yang aku anggap semua tidaklah nyata yang ternyata benar-benar ada. Pengalaman yang paling menyeramkan dihidupku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HANTU KAMPUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang