Panas menyengat sudut kota menjadikan banyak sekali manusia mengeluh menyalahkan matahari. Perempuan berkerudung lengkap dengan tas yang digendong dipundaknya buru buru menggamit lengan sahabatnya saat sebuah angkot berwarna biru melaju semakin dekat dari kejauhan.
"Ayo buruan mi aku udah kepanasan dari tadi," gerutunya. Perempuan yang di panggil mi oleh dee dengan cepat mengikuti langkah dee kemudian masuk dalam angkot warna biru yang sudah sejak lima belas menit lalu ditunggunya. Akhirnya dee dan mi duduk bersebelahan dalam angkot yang hanya berisi beberapa penumpang, salah satunya adalah laki laki berseragam abu abu yang duduk berhadapan dengan mi dan dee.
Dee dan laki laki berseragam abu abu itu sempat saling tatap beberapa detik sebelum akhirnya mereka turun pada tujuan masing masing.
Seperti biasanya saat hari jumat madrasah tsanawiyah tempat sekolah dee pulang lebih awal, jam pelajaran hanya empat atau lima jam pertemuan. Setelah membereskan buku bukunya dee buru buru berjalan keluar menuju tempat menunggu angkot berwarna biru jurusan rumahnya, karna saat hari jumat biasanya angkutan umum lebih jarang dari hari hari biasa. Dee masuk dan duduk disebelah pintu dekat jendela, saat dee menoleh kesamping ternyata disebelahnya adalah laki laki berseragam abu abu yang beberapa minggu lalu satu angkot dengannya.
Setelah saling sapa bercerita basa basi ternyata laki laki itu adalah tetangganya yang tidak terlalu jauh dari rumah dee. "Eh kamu anaknya bapak sa ad kan yang rumahnya di depan masjid itu," Katanya. Dee menjawab dengan mengangguk angguk kepala.
"Ohya aku boleh minta nomer handphone engga?" dengan menyodorkan handphone di tangannya. Dee kemudian menulis nomornya dan mengembalikan handphone pada pemiliknya. Setelah bertukar nomor handphone, dee dan laki laki berseragam abu abu yang tidak lain adalah Fibe semakin dekat dengan sms basa basi atau ucapan semangat yang dikirimkannya setiap pagi.
