ng-tring-tring* suara alarm
"Ali bangun, li bangun heh." Tangan Ira menepak pipi untuk membangunkan anaknya yang super susah bangun sekali.
"Yallah Ali bangun ini udah mau siang kamu kan masuk sekolah baru kamu."
Ali segera membukakan mata nya melihat seorang wanita di depannya ini seperti bidadari. Melihat sekeliling ruangan dan melihat benda bulat berwarna putih sudah pukul 06.30 Wib jam setengah tujuh. Ia segera bangkit membuat, bunda Ira kaget."Astagfirullah kamu bikin bunda kaget aja, Ali!" Geramnya Ira.
"Bunda ini udah jam setengah 7 kenapa bunda gak bangunin Ali sih, liat ini bisa-bisa kesiangan lagi apalagi kan Ali baru pindah sekolah. Aih, malu-maluin saja." Ocehnya.
Ira sudah tak aneh lagi melihat kelakuan anaknya yang bawel terus kepada bundanya sendiri, tapi entah kepada para wanita lainnya apakah seperti itu. Karena anaknya belum pernah sekali pacaran."Bunda sudah bangunin kamu, kamu pasang alarm di hp sama aja bohong."
"Cepat mandi, bunda sama Papah tunggu di meja makan."
Ira meninggalkan kamar anaknya dan segera kembali lagi ke bawah menuju ruang makan menemani sang suaminya. Ali segera masuk kamar mandi, ia masih mempunyai waktu setengah jam lagi untuk bisa menempuh waktu ke sekolah barunya.
"Hai, Pah." sapa Ira dari belakang
"Ali, mana bun? Apa dia sudah bangun jam segini? tanya Ramlan.
"Begitulah Pah, susah dibangunin ya papah juga pasti tau Ali gimana bawel."
"Hm ini masih pagi tetap aja gibahin anaknya sendiri" celetuk Ali begitu datang ke ruang meja makan, tanpa kedua orangtuanya tidak tahu kalau anaknya sudah datang.
"Cepat sarapan jangan ngoceh terus kamu. Berisik, dengerin suara kamu yang begitu buat kepala bunda pusing."
"Dari tadi Ali diam, bundahara."
Ramlan melihat sang istri dan anaknya tak heran lagi pagi-pagi harus mendengarkan ocehan mereka berdua."Yaudah cepat makan nanti telat!"
"Ini lagi makan, tetap aja bunda ngomel-ngomel pusing kepala Ali."
"Kalian berdua dari tadi berisik ngomel terus. Istri sama anak sama-sama bawel." sambung Ramlan Papah Ali.
"Auh dah Pah, noh si bundahara yang duluan ngomel Ali. Sudah ah, Ali mau berangkat sekolah dulu." Ali beranjak dari kursi meja makan dan salaman kepada kedua orangtuanya.
"Ali berangkat dulu bun,pah."
"Hati-hato dijalan li, jangan kebut-kebutan." Kata Papah Ramlan.Ali meninggalkan halaman rumahnya segera menuju arah jalan sekolah barunya cukup membutuhkan waktu lima belas menit untuk sampai disana. Hanya saja, selama di perjalanan ia kepegat kemaetan di ibu kota jakarta ia sangat kesal begitu macet jalan ini.
Ali terus melihat benda ditanganya sudah pukul 06.50 Wib dia membutuhkan 10 menit lagi untuk sampai disana, ia terus melaksonkan agar segera maju mobilnya.
"SHIT!! MALAH MAKIN PARAH MACETNYA."
Perlahan-lahan jalan sudah mulai tidak macet lagi. Dia langsung tancap gas mobil untuk segera sampai di sekolahnya. Ketika, ia sudah sampai sekolah barunya kebetulan pintu gerbang baru saja akan di tutup oleh satpam dan otomatis satpam melihat sebuah mobil di hadapannya.
"Pak tolong bukain lebar dulu dong itu gerbangnya, saya mau masuk ini siswa murid baru." Kepala Ali muncul dari luar jendela mobil.
Satpam pun segera membukakan pintu gerbang sekolah dan mengizinkan Ali untuk masuk ke dalam. Dan ia segera masuk dan melambaikan tangak ke arah luar jendela kepada satpam bernama Ujang itu.
Hari ini pertama masuk di SMA dimana seseorang yang bernama Mafuz Malik murid baru pindahan dari bandung harus kembali lagi ke kota kelahirannya di Ibu Kota Jakarta karena kedua orang tua nya pindah kantor.
Mafuz yang masuk kelas 11 IPA 1 membuat dia canggung dan harus terbiasa dengan lingkungan barunya ya mungkin bisa membahur dengan teman barunya. Bu Rita memperizinkan ia untuk perkenalan terlebih dahulu.
"Mafuz, silahkan perkenalkan nama dirimu kepada teman-teman baru mu."
"Oke, nama saya Mafuz Malik pindahan dari kota Bandung. You know kota Bandung guys?"
"Situ mau ngelawak mas?" Celetuk seorang laki-laki berambut kribo.
"Disini bukan ajang mencari bakat mas, semua orang juga tau kota Bandung atuh. Hahaha." Timpal siswi yang disamping laki-laki kribo tersebut.
Membuat semua kelas tertawa termasuk ibu guru nya.
Hanya saja bu Rita harus segara membereskan perkenalan ini sebelum semuanya makin rame dan tidak kondusif. "Sudah anak-anak jangan dilanjutkan kasian Mafuz, jadi sekarang Mafuz akan menjadi siswa di kelas 11 IPA 1 dan kalian semua harus saling membantu dia."
"Mengerti kalian semua.""Ashiap, mengerti ibu." Jawabnya dengan kompak.
Bu Rita hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat muridnya berkata seperti itu dengan kata-kata kekinian ya bisa dibilang milenial, dan segera ia mempersilahkan Mafuz untuk duduk.
"Dan buat Mafuz kamu boleh duduk di bangku kosong di pinggir Fawaz ya."
Mafuz segala pergi menuju ke tempat meja dan bangku kosong itu.
"Halo bro, gue duduk disamping dan sekarang kita teman." menarik tangan teman sebangkunnya.
"Kenalin gue Mafuz, lo siapa?"
Laki-laki itu hanya menatap aneh dengan kelakuan murid baru ini dengan pikirannya sudah kemana-mana gangguan jiwa atau tidak.Entah berpikir kemana-mana hanya saja Fawaz mengingat teman kecilnya percis seperti kelakuan anak murid baru ini.
Mafuz melambaikan tangan ke depan arah muka laki-laki itu. "Woy, woy woy jangan kesurupan gue gak sanggup."teriaknya
Membuat orang-orang sekitar pada kaget atas suara teriakan dari Mafuz itu. pecah abis dengan tingkah konyolnya.Bu Rita yang sedang menerangkan tentang matematika modus,mean dan median tersontak kaget dan melempar penghapuas ke arah pundak dia yang secara refleks begitu.
"Ada apa ini Fawaz? Jawab!" Tanya bu Rita"Hm Mafuz ngajakin saya kenalan dan sangka dia saya kesurupa karena tidak merespon dirinya bu." Jelas Fawaz.
"Apa betul Mahfuz?!"
Mafuz tersenyum ke arah gurunya itu membuat bu Rita jengkel terhadap murid baru in selama mata kuliah matematika Mafuz dan Fawaz saling berbicara satu sama lai menceritakan bagaima dulu itu.Dan tak di sangka ia bertemu dengan teman lama yang telah terpisah pada saat itu dia harus pindah rumah. Kini, ia bertemu kembali di satu sekolah dengan Fawaz.
Dirinya sangat mengenal baik dengan teman lamanya akan tetapi memiliki teman baru yang akan sangat terasa asing baginya. Namun, masuk sekolah baru yang iya inginkan dia kelihat sangat bingung karena belum mempunyai kawan baru Mafuz terasa bingung sekali ketika itu, tidak lama kemudian terdengar bel kencang yang manandakan jam istirahat, kemudian dia lebih baik memutuskan untuk diam di dalam ruangan ketika itu namun suatu saat ketika dia duduk sambil memainkan hp (handphonenya) datang sekumpulan anak” yang sama.
Jangan lupa vote and baca yaa dukungan dari kalian sangat berharga buat say dan k
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy friend's
Teen FictionPertemanan adalah keindahan dimana kita yang selalu bersama bermain bercanda hingga pada akhirnya di pertemukan dan di pisahkan dengan yang lama sehingga kita dapat menjadi orang yang baru kembali