Hujan.
Aku saat ini sedang berada di dalam salah satu cafe dekat kampus di sekitaran daerah aku tinggal.
Bosan sekali rasanya berada di dalam suatu cafe sendirian. Lain kali aku akan mengajak pacarku kesini.
Namun sayang, aku tidak mempunyai pacar.
Mana mungkin ada wanita yang ingin dengan pria sepertiku.
Baek Jin, pria yang banyak masalah dan suka berbuat onar. Apa bagusnya diriku ?
Iya kau benar, aku pembuat onar. Aku sering tawuran, aku sering berada pada area balap dan lagi aku itu perokok.
Semua itu sudah biasa sejak aku masuk SMA. Semua dikarenakan aku seorang anak orang kaya yang ditinggal pergi orang tuanya dan tidak akan bertemu lagi.
Orang tuaku sudah meninggal sejak aku masih di sekolah menengah pertama.
Mereka meninggal karena kecelakaan yang disebabkan oleh pengemudi truk yang membawa angkutannya sedang mengantuk.
Karena terpuruk akhirnya pada masa sekolah menengah atas aku terjebak dalam dunia gelap yang dulu tidak ingin aku injak sama sekali.
Dulu, Baekjin tidak seperti itu-yang bisa aku ingat.
Dulu, aku adalah anak periang, yang sering tersenyum kepada semua orang dan aku pun dulu memiliki cita-cita yang tinggi.
Aku ingin menjadi penari terkenal yang bisa membanggakan kedua orang tuaku.
Namun, sekarang sepertinya berkerja pun aku tidak mau. Hidupku sekarang hanya tinggal menunggu waktu ajal menjemput.
Sepertinya cukup membahas tentang diriku.
Sekarang aku sedang menunggu hujan berhenti sambil meminum secangkir kopi panas yang uapnya masih mengepul.
Sesekali aku melihat kearah luar jendela.
Diluar ada salah satu pengemis yang menarik perhatianku. Dia sedang berteduh disalah satu ruko yang ada.
Tak berapa lama setelah aku memperhatikan pengemis itu, seorang wanita menghampirinya sambil membawa payung lalu memberikan kotak makan yang terlihat masih baru kepada pengemis tersebut.
Wanita itu tersenyum setelah memberikan makanan kepada pengemis tersebut.
Senyumnya manis.
