Beast

43 7 0
                                    

Helaan nafas keluar dari belah bibir seorang gadis yang sedang membersihkan laci mejanya. Ia baru saja sampai di kelasnya. Dan ketika ia mendudukkan dirinya di kursi tersebut ia melihat beberapa kertas yang bertuliskan kata² yang menjelek- jelekkan dirinya.

Ia selalu berfikir, kenapa orang² itu selalu jahat kepadanya? Ia laluh memandang kertas² hina itu. Ia pun mulai membacanya satu persatu. Tanpa sadar air matanya sudah membasahi pipinya. Kata² itu begitu menyakitkan baginya. Seperti disebuah kertas yang bertuliskan "Najis cupu! Musnah aja deh lo dari bumi! Enek gw liat muka lo!". Dan berbagai hinaan lainnya. Ia mulai menekuk kedua lengannya diatas meja dan menenggelamkan kepalanya disana. Ia menangis dalam diam.

Memangnya salah jika aku disini? Aku juga manusia, sama seperti mereka. Mengapa mereka membenciku? Bahkan mereka selalu menatap jijik padaku. Apa salahku? Aku tidak pernah berbuat jahat pada mereka tapi mengapa mereka selalu mengusik hidupku? Apakah meraka tidak mempunyai pekerjaan lain?

Aku yang tengah bergelut dengan fikiranku itu di kagetkan oleh sebuah suara dan sebuah tepukan dibahuku. Aku mendongakkan wajahku setelah sebelumnya menghapus air mataku. Aku tidak suka menunjukkan sisi lemahku pada orang lain.

" Ya ampun Salsa dari tadi gue panggilin ngak denger²? Lo lagi tidur?". Ucap Anna dengan suara bak Toa masjidnya itu.

Oh ya, aku sampai lupa untuk memperkenalkan diriku. Perkenalkan namaku Salsabilla putri. Teman² ku memanggilku Salsa. Tapi jika dirumah aku biasa di panggil Billa.

Aku pun tersenyum " ngak kok, aku ngak tidur". Salsa juga terbiasa menggunakan aku-kamu saat sedang berbicara. Mungkin itu juga salah satu alasan kenapa ia disebut cupu.

Anna memicing kearah salsa, memperhatikan wajahnya dengan sangat intens. Salsa yang merasa diperhatikan itu hanya bisa tersenyum kikuk.

"Anna kenapa liatin Salsa kayak gitu?".

" Lo abis nangis ya?". Ucapnya lalu matanya melihat ke arah tanganku yang sedang menggenggam kertas² itu dan helaan nafas keluar dari bibirnya.

"Kan udah sering gue bilangin gak usah di baca kertas sampah itu."

"Aku cuma penasaran apa isinya."

"Tapi itu cuma bikin hati lo sakit sa!," Anna meninggikan suaranya beberapa oktaf. Sementara Salsa hanya bisa tersenyum dan berkata "Gak papa"

'Sampai kapan lo mau nunjukkin fake smile lo?' batin anna.

Tak berapa lama datang annisa, zarra dan kayla. Mereka pun ikut membantu membersihkan meja Salsa dari kertas² itu.

Salsabilla putri seorang gadis dengan rambut bergelombangnya yang diikat rapi jatuh di bawah bahu. Ia tidak pernah menggerai rambutnya. Baju seragamnya pun di kancingkan sampai atas dan rok Sma nya yang jatuh si bawah lutut. Ia juga tidak pandai bergaul membuatnya di cap sebagai cupu. Entah kenpa orang² begitu mudah mengecap nya seperti itu. Matanya yang bulat di lengkapi dengan bulu mata lentik, hidung mancung dan juga bibir tebal. Akan sangat cantik jika dipoles sedikit make up. Tapi sangat disayangkan salsa lebih suka tampil natural. Baginya, 'kita ini di sekolah untuk belajar bukan untuk bergaya'.


Annyeong 👋
Ketemu lagi sama author.
Terimakasih sudah membaca cerita ini. Selamat berktifitas.

Slow update~
See you next part.💜

Jangan lupa tekan bintang di pojok kiri bawah. ⭐

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Prince And The BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang