Rasa penasaran saat remaja tidak akan pernah tertutupi oleh berbagai macam hal apapun, sesuatu hal yang bisa dibilang tidak boleh dengan masa nya akan dijalankan, diteruskan tertanam, tertutupi tumbuh dan kekal dalam hilang. Ini adalah masa ku, anak usia 18 tahun yang sedang dalam masa semu, tidak selalu baik dan selau mendekati kekotoran. Sekarang ada masa dimana aku adalah aku yang berbelok sesuai mau ku, aku yang mengalir sesuai alur ku, aku yang berontak dalam aturan ku.
Kali ini aku sendiri, akan banyak langit yang ku tatap dengan banyak perasaan, akan banyak udara yang ku hirup dalam segala kesenjangan, akan banyak energi yang terbuang karena perasaan. Memikirkan masa depan sangat rumit. Banyak aturan, banyak kesepakatan banyak keraguan yang di timpa kecemasan. Tak semua masuk akal karena yang di takutkan bisa berbalik menjadi hobi. Hidup ku kini sangat lekat dengan pendidikan, tinggal dalam wilayahnya di sebuah tempat singgah, banyak orang orang yang mempunyai harapan dengan mimpi yang mereka usahakan tercapai dalam tempat ini. Aku datang menetap bukan di wilayahku membawa diri dengan banyak nya resiko, di iming imingi mimpi yang belum tentu akan bisa di raih. Selamat datang masa remaja, selamat datang dalam dunia perguruan tinggi.
"KRIIIIIINGGGGG" terdengar suara yang tak asing dalam dunia ku, suara yang seakan akan memberikan intruksi dan memaksaku bangun dari dunia perkabulan, ya perkabulan karena apa pun bisa terjadi disini.
ini bukan hari pertama ku ada di sini, sepekan yang lalu aku mengulang adegan ini dengan sangat teratur. Objek yang seakan subjek, objek ini selalu tekun membangunkan ku menyambut hari ku dengan suara yang lantang, menghubungkan ku dengan banyaknya kegiatan Ospek di kampus baru ini. Aku terkadang membayangkan bagaimana hidup tanpa instruksi, semua akan terdiam dan mati, sangat bofoh ketika kita terinstruksi tanpa sadar sangat bodoh hidup tanpa instruksi. Nggak butuh waktu banyak untuk langsung tiba pada tempat dimana mimpi akan tercapai, mengikuti instruksi dari sebuah subjek dalam tingkatan yang lebih tinggi.
Kegiatan ku hari ini lumayan padat, bernyanyi bersama dalam sebuah bangunan yang sangat besar dengan capaian dapat mengiringi senior dalam hari bahagia wisuda nya. Aku lumayan masih pendiam disini, tak banyak aksi dan belum cukup relasi.
"Dimas.. eh Dimas Erlangga" terdengar suara sayup dari kejauhan yang hampir saja aku abaikan. Saat aku menoleh terlihat wujud solid seorang wanita, wajah yang tak asing dengan rambut terurai. "Lo di sini juga?" Wanita itu menghampiri aku. Wah dia adalah salah satu orang yang pernah aku lihat di SMA ku. "Eh gita, Iya nih" Sambil tertawa dan memberikan response yang ramah kepada Gita. Dia adalah siswi kelas sebelah di SMA ku dulu, dia sangat pintar dan juga cantik, banyak pria yang memuja gita.
"Lo kok disini juga sih, Sumpah gue gak tau" Ekspresi senang sambil memukul lengan ku bagian kiri.
"Iya git gue masuk sini lewat jalur akhir, hampir aja ketendang sama yang lain" berbicara dengan tersenyum meskipun tiba tiba terbesit perjuangan betapa sulitnya mendapatkan kursi di Universitas ini.
"Fakultas Apa lo? trus jurusan apa? ah gila gue bangga banget sama lo bisa ada di sini"
"Gue di Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin git hehe syukur deh gue bisa masuk situ, kalau lo?"
"Gue pindah jurusan dimas, gue pindah dari IPA ke IPS, Gue ambil ilmu komunikasi disini"
Kami pun berbincang dengan sangat senang karena ada teman yang sama sama berjuang disini, teman yang dulu nya pernah satu almamater dan sekarang terulang. Kami pun berpisah ketika kami di haruskan untuk berkumpul kembali ke kelompok Ospek kami masing masing.
Waktu sudah menunjukan pukul 19.00 Ospek sudah selesai hari ini, lelah dan bahagia juga rasa bangga bisa ikut serta mengikuti rangkaian acara yang mungkin pendahulu yang sudah pernah sukses juga pernah merasakan kegiatan ini.
"Sumpah dim kak Salsa cantik banget, dia anak rantau juga trus muka nya arab arab gitu gue suka banget" Calvin teman satu Jurusan yang aku temui kemarin sedang mencari kunci kost yang jatuh di area ospek kami.
"Yaelah lu baru juga Seminggu lu disini udah bisa ngomong gitu sok suka suka sama kating, kemarin kunci ilang aja udah langsung kaya mau bunuh diri dasar Calvin emang takdir lu udah jadi sempak sempak aje haha" Sambil tertawa dan memukul pundak dia yang sedang menunjukan ekspresi kesal nya.
"yeeeh! Ya kan kemarin suasana nya Maghrib trus gelap dan sepi, hp juga lowbat. Lo tau kan mata gue sipit jadi agak susah menatap di kegelapan "
Baru kenal sehari aku dan Calvin merasa sangat cocok karena kami sudah bisa menunjukan wujud asli diri kami masing masing.
"Akhirnya Cewek gue dateng" Sambil menatap kearah kanan jalan.
"Yah elah Dimas kirain gue siapa gak tau nya Bikun" Bikun merupakan bis antar fakultas yang disediakan di kampus kami sebagai jantun dari sgala fasilitas.
Banyak senior yang menunjukan muka yang sangat galak, apalagi teknik. Teknik terkenal dengan banyaknya dan kerasnya kehidupan di fakultas itu. Kami sebagai mahasiswa baru terkadang hanya berjalan sambil menunduk.
"aah Aaah apa apaan si lu cubit gue" Calvin mencubit lengan aku yang sedang berpegangan pada handle untuk pegangan.
"Sebelah lo Kak salsa mas" Sambil bisik bisik.
oalah ternyata ini yang dibilang cantik wanita dengan tinggi 160 cm yang berdiri tepat di sebelah kanan ku searah dengan arah maju bus, dia menenteng banyak file berupa kertas dan tas laptop berwarna Hijau Pastel.
"Ngiiiiiiiik...." terdengar suara rem yang tiba tiba mengerem mendadak
"brukk!"
" Aduh kak gak papa" wanita yang bernama salsa tadi jatuh terduduk pada lantai bus. Ternyata ada yang mengerem mendadak sebuah kendaraan dan bus berhenti mendadak.
"Gak kok gak papa" Wanita itu bangun dari duduk dan merapihkan buku nya yang jatuh sambil dengan terburu buru, mungkin karena banyak sekali yang memberikan perhatiaannya ke wanita ini. Aku menaruh tote bag dan membantu membereskan barang barang dia.
ketika sudah sampai halte dimana banyak sekali yang turun termasuk aku, dan ketika aku mengangkat tote bag yang ku taruh di lantai bus, terlihat sebuah benda kecil yang sangat mengkilap. Ah aku ingat ini punya kak salsa. Tapi kak salsa sudah turun di Halte terdekat fakultas nya.
"Ka kak salsa" Aku memastikan apakah kak salsa masih ada di dalam bus atau tidak. Karena tidak ada maka aku langsung megamankan benda tersebut yang merupakan Flash disk.
Calvin pun tidak tahu, hanya aku yang tau tentang hal ini. jika Calvin tau mungkin calvin akan meminta barang barang milik kak salsa dan berusaha menjadi hero untuk kak Salsa.
Flashdisk kan tempat simpan data, data apa aja ya yang dimiliki wanita cantik ini.