Chapter 1 : The Deal

12.6K 889 45
                                    

Tokoh dalam cerita ini adalah milik Tuhan, dirinya sendiri, keluarga masing-masing, dan SM Entertaiment. Saya hanya meminjam nama mereka untuk kepentingan cerita ini. Jika merasa cerita anda mirip saya tidak berniat mengcopy cerita anda karena ini murni dari imajinasi saya.

Warning : Typo bertebaran !

Check this out !

.

.

.

Jaehyun menghembuskan nafas kesal, ia meninggalkan semua pekerjaan yang bertumpuk di meja kerjanya untuk mendapatkan suasana baru. Sungguh otaknya sama sekali tidak bisa diajak untuk berkompromi mengerjakan tumpukan tersebut jadi Jaehyun memilih mengunjungi studio fotografi milik sepupunya. Tetapi suasana kunjungannya sama sekali tidak mendukung untuk menyegarkan otak karena sepupunya itu sedang melaksanakan pemotretan dengan beberapa model ternama.

Ia seharusnya tidak berpikir untuk pergi ke sini atau setidaknya sepupunya tidak mengiyakan kunjungannya. Jaehyun tidak membayangkan ia datang ke suasana ramai seperti ini. Sebenarnya melihat wajah rupawan para model juga bisa menyegarkan pikirannya. Yang terjadi justru sebaliknya membuat suasana hatinya semakin buruk.

"Kau baik-baik saja Jay?"

Itu Johnny Seo yang bertanya dengan santainya setelah mengabaikan sepupu tampannya sejak datang kemari. Jaehyun memutar bola matanya malas karena baru saja mendapat perhatian dari sepupunya itu.

"Kenapa Hyung tidak bilang kalau sedang sibuk?"

Johnny terkekeh dengan nada kesal Jaehyun, sungguh adiknya itu sangat lucu jika sedang kesal. "Aku pikir kau akan senang meihat wajah-wajah rupawan di sini."

Jaehyun kembali memutar bola matanya malas, Johnny terkekeh sambil melambaikan tangan pada beberapa model yang berusaha menarik perhatian dua pemuda tampan itu. "Ada masalah dengan Haraboeji?"

Seratus persen tepat meski Jaehyun tidak mengatakan apa pun. Kemudian Johnny mengajak Jaehyun ke ruang kerja pribadinya karena ia tahu adiknya itu tidak nyaman dengan banyak perhatian. Lagipula pekerjaannya sudah selesai yang selanjutnya biar staffnya saja yang meneruskan, ia harus mendengarkan curahan hati sang adik sebelum semua menjadi kacau.

"Tentang apa?" tanya Johnny.

"Warisan," singkat dan padat cukup membuat Johnny terhenyak.

"Kau tahu Jay, aku—"

Jaehyun mengangguk untuk memotong pembicaraan Johnny, "Aku tahu Hyung tidak berniat memiliki aset Haraboeji. Hanya saja memang aku punya masalah dan aku hampir bertengkar dengan Haraboeji di kantor tadi."

Jaehyun bisa melihat Johnny tersenyum kecil setengah menahan tawa. Ia kembali mengingat perjanjian konyol Haraboeji dengan surat wasiat di mana cucu yang menikah pertama yang akan mendapat seluruh warisannya. Sebagai cucu tertua Johnny adalah orang terlewat santai soal pernikahan, selain itu Johnny punya hal yang disukai. Sekarang hal tersebut menjadi pekerjaan sepupunya jadi pemuda itu tidak tertarik dengan warisan sang Haraboeji yang berlimpah. Tapi hal itu juga berdampak pada kehidupan Jaehyun karena melimpahkan beban berat padanya. Jaehyun juga tahu kalau Johnny sedikit merasa bersalah tapi tidak bisa berbuat banyak.

"Biar aku tebak, Haraboeji tidak mempercayai cucunya yang lain selain kau."

"Itu juga karena Hyung," keluh Jaehyun.

Yang lebih tua tertawa, "Jadi belum ada yang menarik perhatianmu?"

Jaehyun menggeleng.

Beberapa detik kemudian Jaehyun terkejut setengah mati dan jantungnya hampir copot karena pelukan dadakan oleh kakak sepupunya itu. Astaga, ia lupa kalau Johnny itu masih memperlakukannya seperti bayi umur tiga tahun. "Hyung ! Ya ! Aku sudah dua puluh enam tahun. Jangan memelukku seperti ini."

Marriage With BenefitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang