1.) Death Respect - Alternate

102 9 1
                                    

Apa yang terjadi jika divisi Shinjuku itu kalah di dalam pertarungan hebat dengan divisi Yokohama? 

Pemilik nama Jakurai Jinguji tidak akan menduga bahwa ia harus kalah dan menerima hasilnya ketika Samatoki Aohitsugi, pemimpin divisi Yokohama, mendapatkan piala kemenangannya. Dokter sang pemimpin divisi serigala tanpa taring- Matenrou- hanya bisa tersenyum ketika melihat lawannya.

Setidaknya pertarungan di atas panggung Chuuoku berlangsung seadil-adilnya. Pemerintahan memang menyebalkan dan gila, tetapi masih lebih waras dalam urusan pertarungan yang menyangkut hidup dan mati seseorang.


"Hifumi, Doppo, ayo kita pulang." Jakurai membalikkan badannya dari MTC dan menepuk bahu kedua rekannya, Hifumi Izanami sang host dan Doppo Kannonzaka sang pegawai kantor. Terlihat dari sorot mata mereka berdua tampak tidak terima dengan kenyataan yang dihadapkan.


Jakurai memang paling kuat di antara kelompok Matenrou dan The Dirty Dawg, tetapi kelengahannya untuk menyembuhkan dirinya, Hifumi, dan Doppo di tengah-tengah adu kekuatan rap nyatanya membawa keburukan.


Jakurai tidak menganggap remeh Samatoki dan kedua rekannya. Ia tahu persis semengerikan apa efek rap mereka bertiga jika disatukan. Ledakan besar tadi di klimaks pertarungan membuat Jakurai nyaris terpental jika tidak berjaga-jaga dari awal, apalagi posisinya paling depan demi melindungi Hifumi dan Doppo.


"Sensei, kita ... serius kalah?! Sensei!" Hifumi memegang erat lengan jas Jakurai, menatapnya lekat.

"Sensei, ini bukan mimpi, kan?!" tambah Doppo, suaranya meninggi melewati Hifumi, bahkan nyaris terkesan berteriak.

Ekspresi dan tindakan kedua pria yang nyaris berkepala 3 itu membuat Jakurai merasa kasihan dengan mereka. Namun, mereka sudah seharusnya sangat dewasa untuk menerima kenyataan bahwa mereka kalah di tengah permainan hiburan para wanita. Ia tahu bahwa pertarungannya dengan MTC telah lama ditunggu-tunggu, dan mereka bertiga berlatih semampu serta semaksimal mungkin.

"Kemenangan ada di tangan Samatoki-kun dan kedua temannya. Kalian telah berjuang sesuai porsi kalian. Aku bangga pada kalian berdua, Hifumi, Doppo-kun."

Jakurai memeluk Hifumi dan Doppo erat, lalu berlanjut mengelus belakang kepala mereka berdua. Jarang-jarang bisa melihat sisi lembut seorang dokter sepertinya, apalagi ditengah-tengah situasi yang menekan jiwa dan raga. Tubuh Jakurai masih terlalu lemas bahkan bisa tumbang kapan saja, tapi masih sempat-sempatnya ia memberikan kehangatan yang dibutuhkan kedua rekannya.

"Sensei..."

"Tidak perlu balas dendam atau menangis karena sedih. Kita tidak punya waktu untuk itu. Biarkan Mad Trigger Crew mengambil teritori kita, tetapi kita harus menjaga rasa hormat kita kepada mereka jika ingin dihormati," lanjut Jakurai, sebisa mungkin melembutkan hati Hifumi dan Doppo.

"Tapi, sensei--" giliran Doppo yang ingin protes, tetapi air matanya kini tidak dapat ditahan begitu mendengar kalimat pemimpinnya.

Tidak menggunakan hypnosis mic pun, Jakurai dapat menyembuhkan hati Hifumi dan Doppo yang terluka. Masalah luka fisik dan batin bisa ditangani saat mereka tiba di klinik Jakurai, tetapi inilah yang mereka tunggu-tunggu dari Jakurai. 


Matenrou Fanfiction Collection - Hypnosis MicWhere stories live. Discover now