0. Dia bukan manusia

243 20 26
                                    

Seorang anak lelaki berkulit seputih salju dan bibir merah merona sedang berlarian di tengah padang luas yang dipenuhi salju menggunakan kaki pendeknya. Bergumam kecil sambil cekikikan kepada seekor anjing berbulu hitam legam yang tengah mengejarnya. Tampak asik seolah hewan yang memiliki tubuh lebih besar dari manusia itu sama sekali tidak berbahaya. Tidak takut akan taring yang dimiliki hewan buas tersebut serta resikonya. Seakan binatang penuh mitos itu adalah binatang jinak peliharaannya dan ia adalah majikannya.

Anjing besar bernama serigala itu terus mendengus kasar seraya berusaha menggapai tubuh mungil berbalut mantel putih berbulu di hadapannya. Taring mencuat tajam serta liur menetes tanpa henti.

"Kughug... Hihi." bocah kecil itu lagi-lagi bergumam tak jelas sambil tertawa senang. Kaki melompat-lompat riang, tangannya bergerak ke atas dan ke bawah layaknya sebuah sayap, nampak lebih bersemangat dari sebelumnya. Jauh berbeda dari serigala di belakangnya yang menggeram marah akan sesuatu, atau seseorang. Entahlah.

"AUUUWWWWW....!!", satu lolongan berhasil dikeluarkan serigala berbulu hitam tersebut begitu keluar dari area hutan yang dipenuhi pepohonan sembari menambah kecepatannya. Kemudian dijawab dengan lolongan lainnya yang lebih dari satu.

Seorang wanita dengan perut buncit seketika berdiri tegak begitu mendengar lolongan serigala yang sarat akan penuh bahaya. Sambil memegang perutnya, wanita itu berjalan tergesa keluar dari kamar. Melewati lorong cukup panjang dilanjutkan dengan menuruni anak tangga satu per satu. Mengabaikan para pelayan di belakangnya yang mengikuti dengan jantung berdebar, takut terjadi sesuatu dengan Luna mereka yang tengah hamil 5 bulan jika terus berlari seperti itu. Para penjaga pun tak bisa menghentikan wanita yang berstatus istri dari sang Alpha—Caleb McWood—karena takut wanita bernama Ji Soo itu akan nekad dan berakibat fatal bagi keselamatan dirinya juga sang anak yang ada dalam kandungan.

"Mom!", panggil Ji Soo ketika Ibu mertuanya itu melintas.

Sontak wanita yang lebih tua itu berhenti dan memutar arah menjadi menghampiri menantunya, "Apa yang kamu lakukan di sini, Ji Soo? Seharusnya kamu tetap berada di kamar!"

Ji Soo tidak menjawab dan malah bertanya hal lain, "Di mana Woo Hyun? Apakah Dia bersama Calista? Caleb tidak membawa Woohyun bersamanya kan!?" raut kecemasan tercetak jelas diwajah dan suaranya. Bagaimana tidak, terakhir kali Ji Soo mendengar bahwa putra kecilnya yang berumur 15 bulan itu merengek ingin ikut sang Ayah ke pertemuan antara para tetua di desa sebelah. Dan seberapa Ji Soo mengenal suaminya, maka pria itu tidak akan bisa menolak permintaan anaknya sendiri. Selalu begitu.

"Bawa Luna kembali ke kamarnya! Dan jangan biarkan dia pergi dari sana!", titah sang Ratu.

Tiba-tiba seorang pria muncul dan menginterupsi keduanya. Membungkuk hormat sebelum mengatakan apa yang sedang terjadi di luar sana, "Nyonya, terjadi serangan di perbatasan. Alpha dan Tuan muda Woohyun ada di sana.", ucapannya terhenti karena Ji Soo sudah berlari kencang menuju perbatasan. Tidak lagi mempedulikan kandungannya apalagi para omega/pelayan serta penjaga yang mencoba menghadangnya. Karena mereka lebih tahu, Ji Soo bukanlah wanita lemah meski tengah hamil. Bahkan seorang Alpha Redmoon Pack masih kerap kesulitan mengatasi keras kepala istrinya jika wanita itu sudah bertekad menginginkan sesuatu.

"Ji Soo!!", teriak Lidya selaku Ibu mertuanya seraya berubah menjadi serigala berbulu cokelat keemasan. Lidya pernah berjaya pada masanya. Wanita yang tak lagi muda itu terkenal karena kecepatannya.

Selang beberapa menit kemudian Istana menjadi kacau. Selain suara lolongan, suara tangis Bayi juga ikut memanaskan suasana. Bayi berumur 13 bulan itu menangis kencang dalam dekapan seorang pelayan setelah diambil dari tempat tidur kecilnya. Seolah Bayi lelaki itu turut merasakan apa yang sedang dirasakan oleh Ibunya. Ini bukanlah serangan besar yang melibatkan selompok Rogue atau ratusan Vampir. Juga bukan serangan bom dari langit yang berjumlah ribuan. Mereka pernah mengalami hal yang lebih buruk dan menakutkan pada masanya. Namun kali ini lolongan serigala tidak pernah putus. Lolongan yang tadinya menggeram penuh amarah itu kini berangsur menjadi rintihan kesakitan, amat memilukan bagi siapapun yang mendengarnya. Tak terasa, setetes cairan bening meluncur dipipi kanan Ji Soo yang duduk dipunggung serigala Lidya.

Saat Ji Soo dan Lidya sampai di perbatasan, mereka menemukan beberapa serigala yang meringkuk kesakitan dengan darah di mana-mana, banyak jasad baik wanita maupun pria, dari yang tua sampai muda. Mereka semua tewas ditempat dengan luka gigitan dan juga cakaran. Beberapa tubuh juga terpisah dari kepalanya, yang berarti mereka ialah Vampir. Tapi dari semua hal yang terlihat, perhatian mereka semua tertuju pada sosok Balita yang sedang menjilati darah dari pemimpin Redmoon Pack yang sekaligus ayah dari anak tersebut dan suami Ji Soo.

Ji Soo turun dengan perlahan tanpa mengalihkan pandangannya dari putra keduanya. Sementara Lidya menggeram marah diikuti belasan serigala lain yang berada di belakangnya. "W-woo-hyun, "

Bocah lelaki itu menoleh sambil tersenyum manis kepada Ibunya, senyum yang selalu bisa menghangatkan hati Ji Soo. Namun sepertinya kali ini senyum itu meninggalkan rasa lain dalam hati Ji Soo. Mata yang biasanya berwarna cokelat gelap dan mengeluarkan binar kebahagiaan itu kini berubah menjadi merah gelap.

"Ma-ma.", sebut bocah lelaki itu tersenyum lebar, senang karena Ibunya ada di sini. Senyum tulusnya juga ia tujukan pada para serigala terutama neneknya. Walaupun Woohyun masih kecil terlebih dengan usia yang baru menginjak 15 bulan, Woohyun lebih dari sekedar biasa melihat wujud lain dari keluarga dan orang-orang di sekitarnya. Woohyun juga sering bermain dengan wujud binatang dari Ayahnya yang kini sudah tak berdaya di bawah tubuhnya.

"Ma-ma.", panggil Woohyun seraya beranjak dari tubuh sang Ayah. Berbalik, membentangkan kedua tangan seakan menyambut pelukan, dan berjalan perlahan menggunakan kaki mungilnya. Dia nampak menggemaskan kecuali darah di sudut bibirnya dan juga mata merah serta taring kecilnya.

Lidya Menggeram lebih besar dari sebelumnya. Dan tanpa aba-aba, wanita itu menjejakkan kaki belakangnya siap menerkam Woohyun hidup-hidup, ingin merobek kepala mungil itu dari tubuh kecilnya. Tapi sebelum keinginanya itu terwujud, Ji Soo berdiri di sana dan memeluk Woohyun erat.

Sekali lagi Lidya menggeram kuat.

"Ma-ma.", panggil Woohyun lagi. Bocah itu nampaknya sangat suka dengan satu kata tersebut. Bola matanya yang merah kini berangsur menjadi cokelat gelap seperti sedia kala. Menatap penuh cinta pada wanita yang tengah memeluk tubuh mungilnya hangat.

Ji Soo tahu. Ada sesuatu yang berbeda tentang putranya satu ini. Sejak pertama kali Caleb membawa Woohyun yang hampir dimakan serigala liar di hutan ke istana sekitar 15 bulan yang lalu, ketika tangisan kuat Woohyun kala itu mengetuk hatinya sebagai seorang Ibu. Sejak hari itu, sejak Ji Soo melihat sesuatu yang seharusnya tidak ia lihat, Ji Soo tidak pernah melepas pandangannya dari Woohyun. Bahkan seiring bergantinya hari, pertumbuhan Woohyun terbilang sangat cepat dibandingkan bayi pada umumnya. Pertumbuhan Woohyun dua kali lipat lebih cepat jika dibandingkan dengan putra yang baru ia lahirkan. Lihat saja, Woohyun yang kini baru memasuki bulan ke 16 sudah dapat berdiri bahkan berlari dan juga berbicara walaupun belum lancar. Woohyun juga bisa memanjat pohon dan melompat sampai jauh. Sesuatu yang jelas tidak mungkin bisa dilakukan oleh bayi manusia. Dan kini semua pertanyaan Ji Soo akhirnya terjawab. Woohyun yang sudah ia anggap sebagai putra kandungnya itu bukanlah manusia biasa. Woohyun adalah seorang,

Dhampir!

Yang akan membawa kegelapan ke seluruh dunia!

"Woohyun!"

***


Yuhuuuu..... Kita ketemu lagi. Btw, ada yang kangen sama aku? Masih inget kan sama aku??

Udah, ah. Males aku.

Semoga suka, ya.😘

Dan aku harap author Infinite lain pada bangkit. Kesepian aku tuh sendiriann..... Di sini udah gak serame dulu, mangkanya agak gimana gituhh... Berhubung ada satu orang yang suka gembar-gembor dichat, ya udah deh. Gituh.

Sampai ketemu dipart selanjutnya. Mungkin aku bakalan up ini seminggu sekali. Aku usahain tepat waktu kalo gak ada halangan. Dan itupun kalo responnya baik. Kalo lempeng2 aja mah gue tinggal juga. Hehe.... 😂😂✌✌✌✌

Blood (Infinite-Fantasy Funfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang