1. Dia tidak berubah

167 19 12
                                    

"Woohyun!"

Pemuda bersurai gelap itu menoleh begitu mendengar namanya dipanggil.

"Kau tidak masuk?", tanya pemuda tadi yang memanggilnya dengan heran. Pasalnya, pemuda yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri itu hanya berdiri diam di depan gerbang, menatap rumah sederhana di seberang mereka sementara dirinya sejak tadi bicara panjang lebar—seorang diri. Sunggyu mendengus kesal saat sadar bahwa ternyata dirinya diabaikan, kehadirannya dihiraukan, dan kecemasannya akan pemuda itu tidak dipedulikan.

Woohyun menoleh sekali lagi ke tempat di mana ia melihat gadis berambut blonde itu, tapi gadis itu sudah tidak ada di sana. Hanya ada udara kosong nan dingin yang tersisa.

Woohyun pun melangkahkan kakinya ke depan, melewati pagar besi yang membentang sepanjang 5 meter. "Apa yang kau pikirkan?", tanya pemuda bermata sipit itu setelah Woohyun berdiri di sampingnya. Wajah kesalnya kini telah kembali sempurna. Sunggyu tidak akan melemah lagi meski wajah di hadapannya tampak pucat, leher sebelah kiri diperban, dan tangan kanan patah.

Woohyun menggeleng, "Apa Hyung tahu siapa pemilik rumah perawatan ini?", tanyanya datar.

Sunggyu selalu mengutuk dalam hati tiap kali Woohyun mengganti topik pembicaraan. "Ya, namanya Alexandra Park. Tapi aku belum pernah bertemu langsung dengannya" Ia menoleh sebentar, "Kenapa kau bertanya?"

Woohyun hanya menggeleng sambil tersenyum simpul. "Tidak. Aku hanya berpikir orang seperti apa yang mau menampung kita semua di sini. Apakah Dia juga tahu bahwa di antara orang yang ia tolong itu ada seorang setengah Vampir?"

"Kurasa Dia pasti tahu. Doktor Jang tidak mungkin menyembunyikan hal sebesar itu kepada mereka. Itu pun jika Dia sudah tidak peduli pada keselamatan kita.", jawabnya setengah mencibir. Bila diingat-ingat, lelaki tua itulah yang selalu menempatkan mereka dalah bahaya.

Sementara itu, gadis yang tadi sempat dilihat Woohyun kini tengah duduk di sofa ruang tengah dengan nafas terengah-engah. Jantungnya berdetak kencang dan darahnya berdesir panas. Bagaimana tidak? Setelah 16 tahun berlalu, kini ia melihat kembali wajah yang telah membunuh Ayahnya. Wajah itu sama sekali tidak berubah dari terakhir kali ia lihat. Mata, hidung, bibir, semuanya sama. Dan tentunya, Dia tumbuh dengan sangat baik, dan tentunya tampan. Calista tidak pernah menyangka akan bertemu lagi dengan sosok yang pernah menjadi adiknya walau dalam hitungan bulan. Tiba-tiba pikirannya menyeruak tentang sang Ibu, Kim Ji Soo.

"Apakah Mom tahu anak itu salah satu dari mereka?", batin Calista bertanya-tanya.

"Kau baik-baik saja, Dear?", tanya Wanita berkemeja hitam dan rok span selutut yang muncul dari dalam. Ialah Alexandra Park, Pemilik rumah perawatan selaku Bibi dari Calista.

Alexandra akan pergi menyambut para tamunya saat melihat Calista duduk gemetar seperti orang yang baru melihat hantu. Pemandangan yang sangat aneh mengingat Calista tak takut pada apapun dan siapapun. Terlebih lagi Calista mempunyai hobi yang berbahaya, yakni berburu. Bukan sembarang berburu hewan atau pakaian. Gadis berumur 23 tahun itu sangat suka berburu Vampir, membuat sang Ibu selalu merasa khawatir. Hari ini pun Calista baru pulang setelah seminggu berburu di ibukota Belanda, Amsterdam.

Calista mendongak menatap bibinya setelah mengatur nafas dalam diam. Ia berdiri dan mengangguk, "Di mana Mom dan Myungsoo?"

Alexandra memerhatikan Calista sejenak dan memang gadis itu terlihat baik. "Mereka ada di rumah perawatan. Aku meminta mereka untuk menyambut para pemburu Vampir yang hari ini datang. Aku akan ke sana sekarang. Kau mau ikut?", tawarnya seraya berjalan lebih dulu.

"Saat kau pergi terjadi serangan besar-besaran di markas utama Doktor Jang. Ratusan Vampir baru menyerang dari setiap sudut sehingga Doktor Jang terpaksa meledakkan markas mereka setelah menjebak semua Vampir di dalam bangunan. Juga demi menghindari lahirnya Vampir baru dari para pemburu." Calista hanya mendengarkan meskipun pikirannya masih berkecamuk tentang sosok yang ia temui beberapa menit lalu. "Sebanyak 47 orang meninggal dan beberapa terluka parah. Aku dengar Doktor Jang juga kehilangan istrinya dalam penyerangan tersebut."

Blood (Infinite-Fantasy Funfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang