Aku bukan sebuah Harapan

8 1 0
                                    

"Dy ... Lapang dada"

"Tidak"

"Siapa yang kamu cinta?"

"Hanya kamu"

"Jadi, terima dan ikhlaskan. Begitu yang harus kamu lakukan untuk sesosok yang kamu cinta saat ini"

Rhady terpaku.

Menatap langit yang seharusnya indah, ia bingung harus bagaimana dan seperti apa hidupnya di esok hari.

----

"Oh Rhady ... Ayo nak sini duduk. Sudah dinanti-nanti kedatangan mu ini lho" ucap seorang ibu, menjamu tamunya dengan baik.

"Mau minum apa? Kita sedain yang enak buat nak Rhady" Ibu itu tersenyum, layaknya bertemu anak rantaunya yang sudah 5 tahun tidak bertemu.

"Hehe ... Tidak perlu terlalu repot, bu!. Air putih saja sudah sangat enak" jawab Rhady.

"Yaudah kalau gitu, ibu ke belakang dulu. Si non bentar lagi juga keluar kamar" pamit si ibu dengan senyum cantiknya.

Berada di dalam rumah yang dipenuhi dekorasi apik dan unik, tak membuat hati Rhady menjadi kuat. Kalau saja tidak disuruh mama tersayangnya, mungkin Rhady hanya menghabiskan waktu libur kerjanya di dalam kamar.

"Hey ... Maaf lama" sapa wanita cantik.

Rhady tidak mengindahkan sapaan itu, ia hanya diam dan tersenyum kecil.

"Sudah keluar toh, lama sekali. Kasihan nak Rhady menunggu lama. Ini ayo dinikmati, nak Rhady" ibu ini menjamu Rhady sangat baik.

"Terima kasih, bu" Rhady tersenyum.

Sesudah jamu-menjamu dan berbincang kecil, Rhady dan wanita cantik tadi pamit pergi ke luar kota satu minggu.

"Hati-hati di jalan" peluk sang ibu untuk anak perempuannya.

Rhady dan wanita cantik itu masuk ke dalam mobil. Di dalam mobil, Rhady tidak banyak bicara bahkan hanya diam seperti di dalam mobil tidak ada orang selain dirinya.

"Sayang?"

Rhady hanya menoleh ke sumber suara.

"Kok diam? Kamu ini anggap aku gak sih?"

"Iya ... tidak perlu meninggikan suara, Dian" jawab Rhady.

Perjalanan yang memakan waktu hampir 5 jam hanya diisi dengan suara radio dan nyanyian kecil dari Dian, si wanita cantik.

Rhady dan Dian adalah sepasang suami-istri. Setelah menikah, Rhady dan Dian tinggal di sebuah apartement yang jaraknya tidak jauh dari rumah orang tua masing-masing. Mereka sudah membangun sebuah hubungan serius hampir 3 bulan lamanya. Tidak ada yang berubah dari Rhady sejak awal menikah, ia tidak pernah menghalangi ke mana pun Dian ingin pergi. Ketika Dian tidak berada di apartement, Rhady akan pulang ke rumah orang tuanya. Contohnya seperti semalam, Dian pamit untuk menginap di rumah orang tuanya dan Rhady membiarkannya.

Seperti hidup segan, mati pun tak mau. Rhady malas menjalankan hidupnya namun mati pun ia tak berminat. Menurut Rhady, Dian adalah wanita yang tidak ber-otak. Kasar, namun itulah kenyataannya. Saat Dian mengkhianati persahabatannya dengan wanita yang sangat dicintai Rhady lalu memaksa ia menikahinya.

Dian dan Fatma telah membangun persahabatan dari semasa sekolah menengah atas. Beranjak ke bangku kuliah, mereka memilih perguruan tinggi yang sama namun dengan jurusan yang berbeda. Dian memilih jurusan Akutansi, dan Fatma memilih jurusan Seni Rupa. Rhady dan Fatma adalah teman sekelas, hingga akhir dari semester 3 mereka dihujani butiran cinta.

Rhady mecintai Fatma. Mencintai untuk pertama kali dan ia harap akan selamanya. Sesekali, Fatma mengajak Rhady bertemu dengan Dian. Mereka bertiga sering menghabiskan waktu luang di kantin kampus. Hingga di ujung masa pendidikan, mereka lulus dengan gelar sarjana. Mereka, hanya Rhady dan Fatma.

Dian mengambil cuti di akhir masa kuliahnya dengan alasan ingin memperbaiki hatinya yang habis putus cinta dari sang bule, mantan kekasihnya. Masa cuti ia habiskan pergi kesana-kemari untuk mencari ketenangan.

Di tahun ke dua setelah lulus, Rhady dan Fatma mulai bekerja. Mereka membuat komitmen akan menikah di tahun yang sama. Jelas hal itu diinfokan Fatma untuk Dian. Dian yang masih saja tidak melanjutkan kuliahnya dari cuti, ia kaget dengan hal itu.

Hari demi hari, Dian makin merasa panas dan tidak ingin sahabatnya menikah. Ia berpikir bahwa semua yang indah sudah didapatkan sahabatnya itu. Bahkan ada niatan untuk menggagalkan segala urusan sahabatnya.

Suatu malam tiba, Dian mencoba mengunjungi rumah sahabatnya. Dian mengatakan bahwa ia dihamili oleh Rhady namun akhirnya ia gugurkan kehamilan tersebut. Fatma yang tidak tahu apa-apa hancur, hancur mengapa Rhady setega itu kepadanya.

Meski akhirnya Rhady menjelaskan hal yang sebenarnya, Fatma tidak memberi respon yang menunjukkan bahwa ia masih ingin melanjutkan hubungannya dengan Rhady. Dian telah memberi tahu orang tua Rhady masalah yang ia telah skenariokan. Orang tua Rhady tidak mau tahu dan bahkan meminta Rhady untuk segera menikahi Dian. Dari sinilah kehidupan Rhady hampa.

Tidak akan ada satu orang pun yang menggantikan sosok mu, Fatma. Walaupun kau tendang dan tusuk aku beribu kali, kau tetap menjadi sosok paling indah.

Berat sayang ... Aku bernapas bersama sosok yang telah membuat mu terkoyak. Jikalau bisa, aku ingin habiskan napasku di dekap mu.

Fatma, aku mencintaimu dalam kesunyian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DON'TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang