1. mimpi

6.2K 604 5
                                    

Pemuda Lee itu tidak merasa baik - baik saja malam ini. Dadanya berdebar - debar tidak menentu, keringat dingin menetes dari ujung dahinya. Dia mendapat mimpi yang aneh--mimpi melakukan hal yang tidak senonoh kepada seseorang. Dimana yang dia sadari--orang itu adalah manusia. Sungguh? Ternyata selama ini matenya adalah seorang manusia, apalagi manusia manis dengan rambut berwarna cokelat muda.

    

Sementara itu, di sepertiga malam seorang Pemuda Manis terbangun sambil terengah - engah. Mimpi apa yang barusan dia dapatkan?! Disetubuhi seseorang bermata merah mengkilap, Pemuda Manis itu menggeleng - gelengkan kepalanya, menyuruh otaknya berhenti memikirkan mimpi bejat itu. “Apa yang terjadi sebenarnya dengan ku?!” Monolognya sambil menyenderkan kepalanya ke pinggiran ranjang, pikirannya berkecamuk mengingat adegan mengerikan yang terjadi pada mimpi itu.

                         //my mate!\\

“Renjun! Mau sampai kapan tidur terus, hah?!”

Pemuda Manis itu terlonjak dari tempat tidurnya, netranya terbuka lebar menanggapi teriakan suara baritone Kakaknya itu. Ia menyahut dengan tak kalah keras juga, “Iya, ini aku sudah bangun!” Teriaknya sengit, “Cepat mandi atau aku tinggal!” Ancam Kakaknya itu dari lantai bawah, Pemuda Huang itu terlonjak. Tidak! Dia tidak ingin menaiki bis umum sendirian, itu lebih mengerikan dibanding satu mobil dengan kakaknya yang jahil itu.

Akhirnya Pemuda Huang itu mengambil handuknya sambil memasuki kamar mandi kamarnya. Kepalanya terasa sedikit pening begitu kaki mungilnya menapak lantai--eum, apakah ada yang salah dengan dirinya? Tapi sepertinya Pemuda Huang itu tidak begitu memperdulikan rasa sakit dikepalanya.

                         //my mate!\\

“Renjun~! Kamu hampir saja telat! Ayo, cepat!” Setibanya Pemuda Manis itu menapakkan kaki di koridor fakultas nya ia dikejutkan dengan sahabatnya itu, “Cerewet!” Tukas Pemuda Huang itu dingin sambil mengikuti langkah cepat Pemuda Na didepannya. “Yayaya--terserah!” Jawabnya tak acuh. Mereka pun masuk ke kelas mereka bersama.

“Ren?”

“Hngg--apa?” Jawab Renjun sambil memalingkan wajahnya yang ia telungkupkan di meja, kepalanya terus berdenyut - denyut membuatnya sulit berkonsentrasi dengan penjelasan sang dosen didepannya. “Wajahmu pucat, kamu sakit?” Tanya Na Jaemin, sahabatnya dari ia duduk di sekolah menengah. “A--apa? Tidak,” Kata Pemuda Huang itu sambil membenamkan wajahnya pada hoodie yang ia kenakan. Rasanya begitu dingin--tapi ada sesuatu yang mengganjal.

“Kalau sakit bilang saja--nanti akan kuantar ke ruang kesehatan,” Kata Pemuda Na itu sambil fokus menulis penjelasan sang dosen, Renjun hanya mengangguk lemah sambil terus mencatat. “Eung--Na, kamu mencium wangi citrus tidak?” Tanya Renjun sedikit ragu, “Wangi citrus? Setahuku kita memakai aroma ocean air untuk pengharum ruangan.”

Renjun menajamkan penciumannya, dia masih dapat mencium wangi citrus. Mungkin ada yang memakai parfum itu inner Renjun sambil sedikit mengernyitkan dahinya menahan rasa sakit yang menjalar di kepalanya. Memutuskan untuk tidak begitu peduli dengan aroma itu.

 
                         //my mate!\\

“Mark!”

Lelaki yang baru saja terpanggil membalikan badannya. Matanya menjelajahi kerumunan remaja itu untuk mencari orang yang barusan menyebut namanya, “Jen!”

“Kurasa kita perlu berbicara di taman belakang sekarang,” Sahut pemuda yang berhasil menyamakan langkahnya dengan pemuda bernama Mark tersebut, “Ada apa memangnya?” Tanyanya. Pemuda bersurai hitam legam disampingnya mendengus kesal, dengan sedikit berjinjit untuk menyesuaikan mulutnya dengan daun telinga Mark. “Aku mendapatkan mimpi itu,”

my mate! | norenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang