Ten Hours Of Secret
[THOS]NARUHINA
Story by Pico.
I don’t own Naruto.Warning:
Some typos and ect.Don’t bully me.
Onegai~Lets enjoy HNFD10
Betewe, plis listen Moshimo mata itsuka (mungkin nanti, Nippon version) by Ariel Noah.
-10.10.10-
“Ini april mop, oke.” Aku berusaha menguatkan hati. Harusnya aku tahu, bahwa kelalaian sepuluh tahun itu sama dengan bencana.
Katanya aku bucinnya Sakura, hell kata siapa?! Kata netizen maha benar? Atau kata akun mulut yang minta dicabe?
Came on dude…
Ini sudah sepuluh tahun dan kalian masih salah tebak saja. Harusnya kalian bisa membedakan mana yang naksir, mana yang jatuh cinta, mana yang mengidolakan. Ingat baik-baik. Laki-laki itu nggak baperan, kadang cewek suka kege-eran. Shitlah!Oke-oke. Kembali ke topik utama saja. Dulu aku masih bego, kata anak sekarang. Karena jelas aku mengidolakan sampai lupa sekitaran. Bukan mengabaikan ya, cuma lupa. Sesuatu yang lupa itu kalau sudah ingat bakal kembali ke semula. Seperti sekarang.
Aku menatap jam tangan, nyaris jam dua siang. Sebetulnya aku sih bisa saja memilih terlambat, dengan gaya keren menyibak rambut kuningku yang biasanya bikin cewek terpana.
Tapi karena ini April Fools mari kita buat pengecualian. Jadi aku yang memutuskan menunggunya.
Hell, dia saja menunggu sepuluh tahun masih setia. Masak aku, yang cuma nunggu sepuluh menit saja mau protes seperti kaum hawa.
“Sudah menunggu lama?” suaranya manis dan lembut. Membuatku malu karena sejujurnya challenge ini sepertinya tidak buruk juga.
Sebetulnya ini ide grup chat sialan. Aku dan Hinata difasilitasi kencan selama sepuluh jam untuk perayaan April mop. Jaman dulu kan, aku dan dia cuma dua orang canggung. Kami sering dijodoh-jodohkan waktu di kelas.
Ya, aku sih sebenernya nggak goblok-goblok amat sampai nggak tahu kalau cewek berambut ungun nan kawaii ini sebenarnya naksir. Tapi demi keamanan umat sih aku denial terus, lagipula jaman putih-abu gitu aku masih mikir cewek cantik dan nggak cantik. Dan Hinata ini ada di tengah-tengah. Nyaris transparan, nggak keinget kecuali bagian oppainya, hahaha…
Harap dimaklumi kalau kami, kaum lelaki suka yang beginian. Aku suka Kimi Hime, dan Hinata jelas mewakili sosok itu. Tapi Kimi nggak cantik, Hinata itu ada imut-imutnya, menang dua striplah si Hinata.
Kami berjalan lebih dari sepuluh menit dari Stasiun Shibuya, langkah kami terhenti di Taman Yayogi.
Sebetulnya tidak ada yang spesial dari taman itu selain ramai karena sedang musim bunga Sakura. Kebetulan 2019 ini bunga Sakura mekar lebih awal. Hanami dan Hinata, momen langka sepuluh tahun.
Aku memotret dia sebagai kenang-kenangan nanti. Atau kalau kalian yang merasa apatis boleh bilang barang bukti aku dan Hinata jalan. Terserah sih, aku tidak peduli.
Naruto yang baik terhadap semua orang itu sudah basi. Sudah sepuluh tahun berlalu sejak aku konyol waktu SMA. Sekarang sudah dua puluh delapan tahun, tentu sudah berbeda. Termasuk pandanganku soal perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ten Hours of Secret
Fanfiction"Terimakasih untuk hari ini." Hinata tersenyum tulus. "Sepuluh tahun yang kunantikan sudah terbayar, meski begitu, rasanya tidak adil kalau memaksakan kehendak." Naruto mencoba biasa saja tapi gagal, "menurutmu, apakah sepuluh tahun ini terkesan sia...