Rasanya detik itu berjalan lebih lambat dari biasanya, bebannya lebih berat dari yg lalu, lebih panjang dari yg sebelumnya, perlahan aku ingin mengungkap kan rasa yg ku pendam dalam bilik hati ku, yg ku tutup sangat rapat. Saking rapatnya, jika bangkai diletakkan, ia tak akan tercium namun tetap dapat dilihat. Dengan segenap keberanian, sang pemegang kunci bilik, mulai membuka secara terang-terangan, dengan harapan ia menemukan harta yg tak ternilai.
Sore itu, ketika kami berdua sedang di dalam kelas yg sama, aku dan dia. Ketika itu aku berpikir mungkin akan lebih baik jika dia tahu perasaan ku, dengan segala pertimbangan yg berat, dengan resiko yg tak terbatas, ia mengatakannya. "Aku suka padamu", seketika dia tersentak lalu memotong pembicaraan ku, "Aku belum ada keinginan untuk mempunyai hubungan special dengan org lain". Dengan pikiran yg bingung dan hati yg lega, diriku tersenyum geli ketika ia cerewet, menjelaskan hal yg kusampaikan sebelumnya. Ingatan itu masih lekat dalam kalbu ku.
Baik lah cukup basa basinya, mari kita masuk ke dalam ceritaku. Masa muda yg geli sekaligus sedikit ambigu.
Ada pepatah mengatakan "tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta". Ok mari kita berkenalan, Mulai dari diriku, aku Neo Dramatino Putro, bapaku menyisipkan sebuah arti dalam namaku, beliau menyukai drama, dan juga berharap aku menjadi seorang aktor yg handal esok ketika sudah dewasa, dan ini sang pujaan hati ku, Tia Angelica, seperti namanya dia layaknya malaikat bagi orang di sekitarnya, dia juga cantik kalo kalian tanya pendapat ku, dan yg terkahir saingan ku tapi juga sekaligus teman ku, ya ia adalah Dika Gatot Jaya Wijaya, kalian ingin tau dia orang yg seperti apa? Dia adalah anak dari pengusaha kerupuk, kehidupan? Menengah atas lah, dia juga tak terlalu pintar, tapi tak sebodoh diriku, bukan ku ingin menjatuhkan posisi ku, tapi begitu faktanya.
Baiklah bagaimana jika ke inti cerita? Paginya ketika sesudah kejadian kemaren sore diriku selalu menundukkan kepala karna tak kuat melihat matanya, yak Neo yg penakut ini tak punya nyali, tapi dengan pantang menyerah dia mencoba menegur Tia dengan alasan menanyakan materi pelajaran yg ia tak mengerti, tak seperti yg di harapkan dia mendapat respon dingin dari si Tia, Neo yg tadi nya mempunyai mental baja seketika ciut dengan tatapannya, hari demi hari aku sedikit jarang berinteraksi dengannya kulihat dari seberang tempat dudukku, Tia sedang sibuk belajar serta mengajari, wajar juga karna dia termasuk murid yg pandai juga di kelas, walau aku tahu namun kadang rasa cemburu membuat ku menahan rasa pahit di hati. Dan lagi dia juga punya banyak teman yg perempuan atau pun yg laki-laki dia tak memilih nya, namun aku kadang merasa curiga dengan sikap Tia kepada salah seorang teman kelasku, ya benar saja itu dia Dika, mereka memang akrab orang pun maklum dengan hubungan mereka berdua sebagai teman, dan aku juga ingin memakluminya, tapi rasa tak bisa di dustakan, rasa yg perlahan lahan menggerogoti hati ku, waktu demi waktu, kian sakit dan mengendap dalam hati. Dan di waktu ketika Tia ingin pulang namun ketika itu orang tua nya lagi sibuk kerja dan tak sempat menjemputnya, dengan keberanian yg sedikit Neo mencoba kembali untuk berinteraksi dengannya Tia, dia mencoba untuk mengajak pulang bersama, namun mulut nya hanya bisa mengucapkan kalimat pertanyaan yg jauh melenceng dari kata hatinya, Neo cuman bisa berkata sangat pelan namun dia yakin Tia dapat mendengar kata-katanya, dia berkata "Tia kamu pulang sama siapa?" sempat Tia menoleh namun tak memberi respon yang diharapkan, seketika Keberanian tadi, kepingan demi kepingan mulai jatuh, dan hancur. Dan Neo hanya bisa diam dan mengawasi pujaan hatinya dari jauh, ia sadar kadang cinta tak harus memiliki, sayup sayup aku melihat ke atas untuk menegarkan hati, kutegakkan kepala ku lalu aku melihat kembali kepadanya.
Ku lihat ia sedang senang karna sudah mendapatkan transportasi untuk pulang, aku cuman bisa ikut senang namun jengkel, karna tak bisa mengeluarkan kalimat persuasif untuk mengajak nya pulang, sungguh kesal diriku. Dan akhirnya aku hanya bisa menyimpan dan menutup dalam dalam, angan ku itu
Walau banyak beredar rumor tentang Dika & Tia saling suka, hal itu tak mungkin juga Tia tak menginginkan ku juga, aku Neo lelaki yg terjebak dalam asmara sang matematikawan, pencipta rumus Pythagoras, dan tak pernah bisa menyelesaikan persoalannya, Pythagoras memang simpel bila di selesaikan, namun tak sama dengan mempraktekkan.
Aku harap kalian terhibur dengan cerpen pendek remaja ini, dan pesan terakhir ku untuk Tia, terimakasih telah membolehkan aku mencintai tanpa memiliki, karna kadang tak semua yg dimiliki itu dapat merasakan rasanya memiliki. Aku Neo sang pelajar yg terjebak dalam cinta segitiga, ingin pamit.
Sayonara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Phytagoras Pelajar
RomanceCinta Seorang bernama Neo yg kehidupannya biasa saja dan merasakan bermacam-macam cinta, Ceritanya Akan disajikan dalam Tulisan yg mengandung unsur emosi. Salam hangat Bagi para pembaca.